Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....
Happy Reading^^
*****
Pukul 05.57
"Dira kamu kenapa?" tanya Mami pada Dira yang lesu sejak tadi.
"Dira pusing Mih. Idung Dira sakit," jawab Dira lesu.
"Ah, modus nih. Sebenernya lo mau libur sendiri kan," tuduh Dini.
"Dira nggak bo'ong Mba ... Dira pusing," ujar Dira.
Dini bergeming, tampaknya Dira benar-benar sakit. Lantas apa yang menjadi penyebabnya?
"Dira, kamu tetep berangkat. Kalo makin pusing izin sama guru ke UKS. Jangan sampai baru beberapa hari masuk kamu udah absen," perintah Mami.
Dira hanya bergeming.
"Hmph ... Mi ... Mami tumben nggak ngontrol restoran?" tanya Dini.
"Hari ini enggak. Udah lama nggak ke SMA Galaksi, Mami anter ya," ujar Mami.
Dini bahagia dan langsung kegirangan, "YES!!!" Sementara Dira hanya diam sambil mencoba menahan diri.
◍◍◍
Sepanjang perjalanan, gadis berambut panjang itu hanya diam. Dia hanya menyandarkan tubuhnya ke kepala jok mobil yang dia duduki, seraya menatap ke luar jendela.
"Dir, lo kenapa sih?" tanya Dini, dia tampak kesal karena sedaritadi tak ada yang mengajaknya bicara.
".... Kan tadi gue udah bilang, gue sakit," ujar Dira.
Dini tersenyum geli, "Lo lagi sakit ngomongnya tetep nyebelin. Ngerintih dikit, biar orang pada percaya."
Dira hanya bergeming. Mau sampai kapan Dini terus membuat otaknya semakin berdenyut tak karuan.
◍◍◍
Setelah menempuh perjalanan panjang, Dini dan Dira keluar dari mobil.
Mereka berdua menyalami tangan Mami dan setelah mengucapkan salam, 2 gadis itu masuk ke dalam sekolah.
"Mau gue anter ke kelas," tawar Dini.
Dira menggeleng, "Nggak usah. Emang Dira bocah apa pake dianterin," tolak Dira.
Dini lagi-lagi tersenyum geli, "Masih sakit aja nyolot. Lo emang adek gue," ujar Dini.
"Ckh, apaan sih?!"
2 cewek itu berpisah mengingat kelas mereka yang tidak segedung.
Dira berjalan di koridor sekolah sendirian seperti biasanya. Seorang cewek berkerudung panjang berjalan ke arah Dira sambil menatapnya heran.
"Hai Dira!!!" sapanya semangat.
Dira bergeming, "Suaranya kaya kenal," batin Dira.
"Dira kok pake baju batik? Jam pertama kan olahraga. Oh, biar ula tebak, pasti baju olahraganya di dalem tas ya," ujarnya.
Dira terbelalak, karena pusing dia melupakan hal itu.
"Kok diem aja?" tanya cewek itu.
Kepala Dira semakin berdenyut tak karuan, semua perkataannya itu yang membuatnya demikian.
Dira memijat kedua pelipisnya dengan tangan, membuat perhatian pada mata cewek berkerudung panjang itu.
"Dira kenapa?"
"Pusing. Gitu aja nggak peka," ketus Dira.
"Ula anter ke UKS yuk," tawarnya seraya melingkarkan tangannya di tangan Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄-𝐌𝐀𝐉𝐀
Dla nastolatków𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬: 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐊𝐢𝐭𝐚.𝐁𝟏 || [𝙴𝙽𝙳] 𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳, 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘶𝘮𝘱𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘮...