"Kamu siapa?" Tanya si gadis dengan mata bulat yang memandang dengan polos nya sambil menelengkan kepalanya dan mengedipkan matanya dua kali.
Deg...
Seketika badan si pria itu menegang dan menatap tidak percaya pada gadis itu.
"Adek... Ini abang, ini abangnya adek... Adek gak inget sama abang?" Ungkap sang pria dengan suara yang sedikit bergetar. Yaa dia adalah Abang dari si gadis yang bernama Erlangga Adipati sanjaya, pria yang memiliki kembaran yang bernama Arlengga Adipati Sanjaya. Yang memiliki wajah sempurna dengan hidung mancung, rahang tegas, kulit yang kuning langsat, postur tubuh yang proporsional. Yang biasanya hanya menampakkan wajah yang dingin tapi sekarang wajahnya tampak sangat menyedihkan dengan kantong mata yang jelas dan rambut yang berantakan serta mata yang memerah seperti ingin menangis melihat adik kecilnya tak mengenali dirinya.
Namun hanya dibalas dengan gelengan pelan dan mata dengan pandangan polosnya.
"Dok.. apa yang terjadi sama adek saya, kenapa dia gak mengingat saya?" Tanya Erlan kepada dokter Fahmi dengan mata yang berkaca-kaca.
"Entahlah.. sepertinya nona muda mengalami amnesia.. tapi agar lebih pasti kita dapat melakukan pemeriksaan terlebih dahulu." Ujar dokter Fahmi.
"Baiklah dok, tolong lakukan yang terbaik untuk adek saya dok." Ujar Erlan dengan suara yang menyiratkan kekhawatiran kepada sang adik.
"Baiklah tuan muda saya akan berusaha sebaik mungkin, maaf tuan muda bisakah anda meninggalkan ruangan ini agar saya bisa melakukan pemeriksaan." Lajut dokter Fahmi kepada Erlan dengan sopan.
"Baiklah saya akan menunggu diluar." Ujar Erlan dan dengan enggan melangkah keluar meninggalkan sang adik agar dapat diperiksa oleh dokter.
Gadis yang baru terbangun itu adalah Rania Andini Sanjaya yang telah koma selama 3 bulan akibat kecelakaan karena menyelamatkan sang Abang agar tidak tertabrak mobil namun naasnya malah dia yang menjadi korbannya.
Namun disetiap kejadian yang kita alami pasti akan ada hikmahnya. Itulah yang terjadi sekarang para pria di keluarga Sanjaya itu tahu bahwa iya tak akan sanggup untuk kehilangan wanita yang mereka sayangi untuk yang kedua kalinya sehingga membuat mereka mungubah sikapa mereka terhadap Rania.
Mereka menyesali sikap mereka selama ini kepada Rania. Mereka tahu sikap mereka selama ini sangat keterlaluan, mommy nya sudah merelakan nyawanya demi melahirkan malaikat kecil mereka tapi apa yang mereka lakukan? Mereka malah menyia-nyiakan malaikat kecilnya itu.
"Aaggh.... Apa yang gue lakukan selama ini?" Ucap Erlan sambil meninju dinding rumah sakit itu sangat keras dan menyebabkan tanganya menjadi lecet.
Karena terlalu takut adiknya tak mengingat dirinya ia sampai lupa mengabari kembarannya dan juga Daddy nya.
Dengan segera ia mengeluarkan handphone nya dari saku celanya.
"Hallo... Dad adek udah sadar," Ujarnya.
"Hah.. apa? Adek sudah sadar? Ok Daddy kesana secepat mungkin." Jawab sang Daddy. Dia adalah Daddy Rania yang bernama Aditama Pradipta Sanjaya. Seorang duda beranak tiga yang berumur 39 tahun namun tak mengurangi ketampanan nya dengan tubuh yang tegap, rahang yang tegas, sorot mata tajam dan tubuh yang berotot.
"Baiklah dad... Hati-hati dijalan dad."
"Iya... Daddy tutup dulu. Jaga adek dengan baik sebelum Daddy tiba."
"Baik dad." Setelah menelpon sang Deddy Erlan lanjut menelpon sang adik kembarannya.
"Hallo Lo dimana? Kerumah sakit sekarang adek udah sadar."
"Apa? Iya.. iya gue kerumah sakit sekarang." Jawab lengga diseberang sana sambil bergegas mengambil jaket dan kunci motor nya.
"Iya gue tunggu, hati-hati bawa motor nya." Ujar Erlan agak cemas karena adiknya itu sangat gegabah.
"Iye.. iye tahu gue. Dah gue tutup dulu gue mau jalan dulu."
"Hmm" jawab Erlan.
Tak selang beberapa lama setelah Erlan menelpon Daddy dan kemabranya dokterpun keluar dari ruangan tempat rawat Rania.
"Bagaimana dok? Kenapa adik saya tidak mengingat saya?" Tanya Erlan kepada dokter Fahmi dengan tidak sabaran.
"Begini tuan muda, sepertinya nona muda benar mengalami amnesia akibat benturan terhadap kepada nona muda sehingga menyebabkan nona muda kehilangan ingatan nya." Jelas dokter Fahmi kepada Erlan.
" Tapi adakah masalah serius lain yang dialami adek saya selain ia kehilangan ingatannya?" Tanya Erlan kembali.
"Seperti nya tidak ada yang lain tuan muda, nona muda hanya kehilangan ingatannya saja dan juga nona muda belum dapat beraktivitas seperti biasa nya karena nona muda sudah cukup lama terbaring dan tidak menggerak tubuhnya sehingga nona muda akan merasa kesulitan bergerak, tapi itu bisa kita pulihkan dengan cara terapi dan memantu nona muda untuk mengerakkan tubuhnya sedikit demi sedikit." Jelas dokter Fahmi lagi kepada Erlan.
"Baiklah dokter, apakah saya sudah bisa menemui adek saya?"
"Bisa tuan muda, tapi sebaiknya tuan muda memperkenalkan diri tuan muda terlebih dahulu agar nona muda lebih nyaman dengan tuan muda dan juga tuan muda juga bisa mengingat kan nona muda dengan hal-hal yang terkecil yang mungkin dapat memulihkan ingatan nona muda."
"Baiklah dokter."
"Baik tuan muda, kalau begitu saya pamit terlebih dahulu." Ujar dokter Fahmi undur diri.
"Baik dok." Jawab Erlan sambil berjalan masuk keruangan tempat rawat Rania.
Didalam ruangan dapat Erlan lihat seorang gadis kecil dengan pakaian rumah sakit dan berwajah pucat namun tak menghilangkan imutnya wajah gadis itu. Erlan berjalan mendekati hadir kecil itu.
"Adek.. ini abang, Abang Erlan" ujar Erlan sambil menggenggam tangan kecil gadis itu.
"Abang?" Ucapnya dengan pelan dan kepala sedikit dimiringkan membuat orang lain gemas begitu juga dengan Erlan namun ia tahan karena sang adik baru terbangun dari komanya.
"Iya ini abang nya adek"
"Nama aku siapa Abang?" Tanya Rania kepada Abang nya itu.
"Nama adek Rania Andini Sanjaya"
"Rania Andini Sanjaya?" Ulang Rania memastikan.
"Iya.. nama adek Rania" ucapa Erlan dengan senyum tipisnya melihat tatapan polos sang adik.
"Raniaa... Hmmm panggilan nya apa bang?" Tanya Rania kembali dengan gaya seperti orang berpikir sangat keras memikirkan nama panggilan nya.
"Terserah adek aja, emang adek mau panggilan kayak apa?" Tanya Erlan pada sang adik dengan menahan gemasnya.
"Panggilan nya apa yaa? Hmm gimana kalau Nia? Aku maunya dipanggil Nia aja Abang" ucapa Rania dengan riang meskipun baru terbangun dari koma nya.
"Iyaa..iyaa panggilan adek Nia aja" dengan senyum nya melihat wajah cerah sang adik meskipun dengan wajah yang masih pucat nya.
"Hehehe.. Abang... Abang ganteng banget sihh" ungkap Rania dengan senyuman cerahnya dan Kilauan polos dimatanya.
"Iyaa... Abang nya siapa dulu dong" dengan bangga nya Rania berkata, " Abang nya Nia dong" sambut rania. "Iyaa.... Adiknya Abang gak kalah cantik kok." Ucap Erlan sambil membelai rambut panjang hitamnya Rania. "Hihihi.... Makasih Abang gantengnya Nia".
Saat sedang asik ngobrol tiba-tiba pintu ruang rawat Rania didorong dengan sangat keras sehingga mengalihkan perhatian dua manusia yang sibuk dengan tawanya itu.
Brakk...
🍬🍬🍬🍬🍬🍬
Udahh dulu yeeee
Nanti lanjut lagii
Kalau ada yang kurang monmangap yakk biasa lah aku hanya manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah
Ehh malah nyanyi maap yaak 😅😅
Nanti dilanjutkan kalonsekarang Cukup samapai sini dulu

KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Si Gadis Polos
FantasyKanaya Regina wijaya, seorang gadis kecil yang berusia 15 tahun. Regina yang biasa dipanggil nana ini adalah seorang gadis polos penyuka makanan manis. Apa pun makanan nya asalkan manis pasti nana menyukainya. Nana tinggal hanya berdua dengan bunda...