03

6.9K 229 8
                                        

Brak...

Bunyi pintu ruang rawat Rania yang dibuka dengan kasar, dan terlihat sosok pria yang gagah meski umurnya tak muda lagi dengan menggunakan pakaian formalnya tapi pakaian yang ia gunakan tak terlihat rapih lagi.

"Daddy...?" Kaget Erlan

Namun tak berselang lama, tiba-tiba datang seorang pria lagi dengan berlari menuju ruang rawat inap Rania dia adalah kembaran Erlan yang tidak lain adalah Arlengga. Lengga masuk dengan tergesa-gesa dan tidak hati-hati sehingga......

Buagh...

Kejadian yang tidak dapat dielakkan terjadi yang membuat dua pria tampan nan gagah itu terjatuh dengan tidak elitnya kelantai ruang rawat Rania, sehingga Lengga menindih pria yang lain dan ternyata itu Daddy nya.

"Aduhh..." Ringis Lengga

Disisi lain Erlan ingin menyemburkan tawanya melihat kejadian tersebut namun diurungkan karena takut kualat menertawakan Daddy nya.

"He'em..." Deheman dari sang Daddy mengode dengan lirikan matanya agar anaknya itu menyingkir dari atas tubuhnya.

"Eehh.. Daddy? " Ucap Lengga dan langsung bangkit dari atas tubuh sang Daddy. "Daddy sini Lengga bantu berdiri." Sambil menjulurkan tangannya kepada Daddy nya namun tak disambut baik oleh Daddy nya.

"Tidak usah...." Ketua sang Daddy sambil berdiri dan sedikit membenarkan tatanan bajunya dan berusaha terlihat seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Rania hanya menatap bingung kejadian itu karena tak mengerti kenapa kedua pria itu tiduran dilantai? Didalam otaknya Rania bertanya-tanya apakah dua orang itu tak memiliki kasur sehingga tiduran dilantai?

Setelah sedikit merapihkan pakaian nya Aditama yang tak lain tak bukan adalah Daddy dari sikembar dan Rania itu berjalan mendekati rania, Lengga pun mengikuti daddy nya medekati sang adik.

Namun melihat kedua pria itu mendekat ke arahnya Rania menggapai telunjuk tangan Erlan dan menggenggamnya erat. "Abang mereka siapa?" Pertanyaan yang meluncur dengan mulus keluar dari bibir tipis Rania yang membuat kedua pria itu sontak menegang dan menatap Rania tak percaya.

Rania menatap dua pria itu dengan seksama dan seketika berbicara dengan hebohnya. " Abang... Abang kok mereka mirip sama abang sihh tapi yang satu nya lagi lebih tua tapi kok kalain bisa mirip?" Ucap Rania dengan heboh namun genggamannya dengan jari Erlan tak sedikitpun lepas.

Mendengar Rania mangatakan dirinya tua membuat iya memasang wajah datarnya kembali, sedangkan kedua anak kembarnya tengah menahan tawa akibat ucapan polos sang adik.

Setelah memasang wajah datarnya Aditama langsung menatap Erlan dengan pandangan bertanya apa yang sebenarnya terjadi?

"Adek.. kenalin itu Daddy kita, dan yang dibelakang Daddy itu Abang Lengga kembaran Abang." Jelas Erlan dengan lembut kepada adiknya itu

"Abang punya kembaran?" Tanya Rania dengan mendongakkan kepalanya menatap Erlan.

"Iya.. abang punya kembaran." Ulang Erlan sambil mengusap kepala adiknya itu.

"He'em ..." Deheman Aditama menaglihkan perhatian kakak adik itu. "Iyaa.. ini Daddy sayangg... Kamu uadah sembuh? Ada yang sakit lagi?" Ucap Aditama dengan lembut sambil berjalan lebih dekat dengan Rania.

Karena telah dikenalkan oleh abangnya Rania sedikit nyaman dan melepaskan genggaman tangan nya dari Erlan. "Nia udah baikan kok Daddy tapi kaki Nia sama badan Nia rasanya susah digerakkan" aduan Rania kepada Daddy nya itu.

"Iya sayang nanti kita latihan yaa biar Nia bisa kayak biasa lagi." Ucap Aditama lagi kepada anak gadisnya itu memberikan pengertian dengan nada suara yang lembut, yang biasanya ia hanya menggunakan nada suara yang datar dan pandangan yang menatap seseorang tajam berubah lembut hanya dengan anak gadisnya seorang.

Jiwa Si Gadis PolosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang