05

4.9K 162 5
                                    

"Heh... Mau apa kamu? Jangan coba-coba untuk menyentuh putri saya" Aditama menunjukkan ketidak sukaannya kepada dokter Fahmi karena ingin memegang Nia.

"Maaf tuan kalau saya tidak memegang nona Nia bagaimana saya bisa memeriksanya" jawab dokter Fahmi sambil tersenyum dan keringat mengalir di pelipisnya karena gugup di lihat dengan tatapan tajam dari ketiga pria posesif itu.

"Apakah kamu tidak memeriksa putri saya tanpa menyentuhnya?"

"Ya tuhan..... kenapa kau pertemukan aku dengan orang yang sangat posesif ini tuhan dan parahnya lagi aku bekerja di rumah sakit nya... Emang dipikir aku memiliki kekuatan apa bisa memeriksa orang tanpa menyentuh orangnya" Dokter Fahmi membatin sambil mendumel.

"Maaf tuan saya tidak bisa melakukan itu" masih dengan senyum manis dokter Fahmi namun raut wajahnya menunjukkan bahwa iya sangat tertekan.

"Daddy..." Tegur Erlan

"Baik lah... Baik lahh... Kalau boleh memeriksa putri saya tapi ingat jangan memberikan senyum jelek mu itu kepada putri saya" peringat Aditama dengan tatapan intimidasi nya.

"Baik tuan" Dokter Fahmi langsung memeriksa Nia dengan telaten namun ia sedikit salah fokus karena Nia selalu memandanginya dengan tatapan yang polos namun disisi lain ketiga pria di ruangan itu terus mengarahkan tatapan intimidasi nya kepada dokter malang itu.

Dengan perjuangan yang sangat keras dokter Fahmi bisa menyelesaikan pemeriksaannya terhadap Nia.

Dokter Fahmi menghelah nafas lega sambil mengelap keringat di keningnya.

"Bagaiman keadaan putri saya?" Aditama bertanya dengan wajah yang sangat serius karena ia tak mau ada kesalahan dalam perawatan putrinya.

"Kondisi noan Nia sudah stabil tuan namun, jika nona Nia menggerakkan badannya pasti akan merasa kaku karena nona Nia sudah lam tidak menggerakkan badannya jadi hanya itu yang perlu di terapi tuan agar nona Nia dapat melakukan aktivitas seperti biasanya tuan" jelas dokter Fahmi

"Lalu kapan adik saya bisa keluar dari rumah sakit?" Tanya Erlan dengan nada yang dingin.

"Nona bisa keluar dari rumah sakit setelah melakukan tiga kali terapi dan setelah itu nona Nia dapat berulang untuk melakukan terapinya tuan muda"

"Oh baik lah dok" balas Erlan

"Baik tuan, tuan muda dan nona Nia kalau tidak ada yang ditanya kan lagi saya permisi dulu" dokter Fahmi pun pergi dari ruangan Nia

"Dada dokter ganteng....." Teriak Nia sambil melambaikan kedua tangannya.

Seketika ketiga pria gagah itu memusatkan perhatiannnya kepada Nia. Nia yang merasa diperhatikan sangsung mengalihkan tatapannya pada ketiga pria tersebut. " Kenapa?" Tanya Nia pada ketiga pria itu sambil menelengkan kepalanya.

Pertanyaan Nia membuat ketiga pria itu serentak menggeleng kan kepalanya.

"Untung putriku" batin Aditama
"Untung adekku" batin Erlan
"Untung adek kesayangan ku" batin Lengga

🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬

Setelah seminggu kemudian dan Nia telah melakukan tiga kali terapi nya Nia mulai bisa menggerakkan anggota tubuhnya meski masi kaku saat nya Nia pulang kerumahnya bersama ketiga pria tampannya itu.

Saat ini Nia bersama pria tampannya itu sedang bersiap untuk pulang.
"Ayo dek abang gendong" ujar Lengga sambil merentangkan tangannya pada Nia.

"Gak usah Nia biar gw yang gendong" sahut Erlan. Nia jadi merasa bingung karena kedua abangnya ingin menggendongnya.

Jiwa Si Gadis PolosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang