Enara mengigiti jari-jarinya. Perasaan khawatir sedari tadi belum juga hilang padahal tabib sudah memberitahu jika Kinasih sudah bangun dari pingsannya.
Gadis itu menghela napas. Dirinya tidak diperbolehkan masuk ke kamar Kinasih dan Alaska. Karna mengingat Enara hanyalah seorang dayang istana, sedangkan Kinasih istri dari putra mahkota.
"Kau baik-baik saja?"
Enara tersentak kaget dan segera menoleh, menatap seseorang yang baru saja menepuk pundak kirinya dengan tiba-tiba.
Ecandra menyengir, mengangkat kedua tangannya seperti seorang pencuri yang ditodong pistol oleh polisi.
"Terlihat jelas bukan dari wajahku, jika aku kurang baik?"
Ecandra menurunkan tangannya dan mengangguk. "Memang terlihat jelas," sahutnya membuat Enara mendengus.
Berbicara dengan Ecandra memang harus memiliki kesabaran yang ekstra. Dan itu menyebalkan.
Ecandra menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas, tatapannya mengarah pada Enara yang sedari tadi mengerutkan keningnya dengan tatapan yang mengarah ke pintu kamar Alaska.
"Kamu ... benar-benar putri Ratu Nerissa?"
Enara menoleh. "Bukan," jawabnya.
Ecandra mendengus. "Reinkarnasi. Kau bereinkarnasi."
Enara mengangguk paham. "Mungkin," sahutnya sekenanya.
"Berarti kita adik-kakak?"
Enara kembali menatap Ecandra. "Kasim Rezka juga. Dan pangeran Alaska."
Ecandra menatap pintu kamar Alaska. "Tapi mengapa mereka menikah ya? Kan kalian satu ibu."
Tangan Enara yang gatal akhirnya memukul kepala Ecandra, membuat pangeran bawel satu itu mengaduh sakit dengan tatapan tajam menghunus ke arahnya.
"Reinkarnasi. Kami bereinkarnasi. Dan kami sudah beda Ibu dan Bapak," jelas Enara sebal sendiri.
Ecandra mendengus namun pada akhirnya pangeran satu itu mengangguk saja.
"Menurut lo ... Kinasih baik-baik aja?" tanya Enara menatap Ecandra meminta jawaban yang sangat ingin dia dengar.
Dan Ecandra malah mengadikkan kedua bahunya. "Entah."
Sial. Seharusnya Enara tidak bertanya sesuatu yang belum pasti kepada Ecandra si bibir lambe turah satu ini.
"Apa kamu sendiri, tidak bisa bersama dengan kasim Rezka?"
Enara menoleh. "Tidak," jawabnya mantap.
"Kenapa?"
"Gue sama dia ... berbeda. Jauh, sangat jauh."
"Jika Kinasih bisa bersama dengan Pangeran Alaska, lalu kenapa kamu tidak bisa bersama dengan Rezka?"
Enara menghela napasnya sebal. "Gue ... gue gak mau semakin terikat dengan dunia di zaman kalian. Jujur aja, gue pengen pulang. Pengen kembali ke kehidupan semula gue."
"Kalau kamu gak bisa kembali?"
Pertanyaan Ecandra membuat Enara terdiam. Dia juga bingung, apakah dirinya bisa kembali ke dunianya atau malah semakin menetap di sini.
"Ahh sial. Gue pergi."
Dan pada akhirnya Enara memilih pergi. Mencoba mencari ketenangannya sendiri meskipun dia tidak tau ketenangan apa yang sedang dia cari saat ini.
***
Ratu Nerissa terlihat sedang melamun, ditangannya terdapat dua baju bayi berwarna pink yang sudah sedikit memudar warnanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World [Ending]
Viễn tưởngCERITA 2 | ANSHA PROJECT | '''•••''' Percayakah kamu akan sebuah kerajaan-kerajaan semacam di negeri dongeng itu memang ada? Atau pernahkah terbayang di dalam benakmu, jika kamu akan terlempar ke dalamnya? Enara dan Kinasih mengalami hal diluar nala...