🔘 Cinta Tak Harus Memiliki

271 58 1
                                    

Ratu Zemira menarik napasnya kemudian menghelakannya dengan perlahan.

"Baiklah." Ratu Zemira melirik dayang kepercayaan yang dia bawa dari rumah keluarganya dulu sewaktu dirinya baru menikah dengan Raja Mahadava.

Sang dayang mengangguk dan berlalu, tidak lama dayang yang sudah berusia lebih dari empat puluh tahun itu kembali dengan seorang nenek tua yang jalan sambil membungkuk.

"Salam Yang Mulia Raja Mahadava." Nenek tua itu memberikan salamnya pada Raja Mahadava.

Raja Mahadava sendiri hanya mengangguk dan menatap tajam nenek tua itu. Dirinya sudah sangat menunggu penjelasan dari Ratu Zemira yang tiba-tiba mengatakan jika Kasim Rezka adalah anak pertamanya.

"Saya adalah tabib yang membantu proses persalinan Ratu Zemira, saat Ratu Zemira melahirkan Pangeran Putra Mahkota yang seharusnya," ujar nenek tua itu dengan penuh keyakinan dan tersenyum lembut menatap Ratu Zemira serta Rezka yang sedang kebingungan.

"Jangan percaya Yang Mulia." Ratu Leteshia angkat bicara. Dia menganggap mungkin saja Ratu Zemira sedang membual dan bersengkokol dengan nenek tua itu untuk membatalkan pernikahan Kuna dan juga Rezka. "Bisa jadi mereka bersengkokol dan ini hanyalah bualan semata," lanjut Ratu jahanam itu.

Ratu Zemira yang mendengar itu langsung menatap tajam Ratu Leteshia. Kenapa Ratu Leteshia bisa-bisanya mengatakan dirinya membual? Memangnya apakah salah jika seorang Ibu tirai merestui anaknya menikah saat melihat anaknya terlihat begitu terpaksa menerima pernikahan ini.

"Aku tak membual, Ratu Leteshia. Rezka benar-benar putraku yang dulu aku beri nama Anargea sebelum aku titipkan dia kepada Mbok Sumi," jelas Ratu Zemira yang menentang ucapan Ratu Leteshia barusan.

"Aku gak percaya. Mungkin saja kamu bersengkokol dengan mereka untuk membatalkan pernikahan Kuna dan Rezka. Karena dayang asing itu bukan?" tanya Ratu Leteshia melirik tajam Enara.

Enara sendiri hanya diam tidak mengerti maksud dari perkataan Ratu Leteshia itu apa.

Raja Mahadava mulai bingung. Tapi saat mendengar nama asli Rezka membuatnya kepikiran. Jika dulu, dirinya memang berniat untuk memberikan nama putra pertamanya Anargea. Tapi entah kenapa saat putranya lahir, dia dan Ratu Nerissa malah menamai bayi mereka dengan nama Alaska.

"Maaf menyela Yang Mulia. Saya akan menjelaskan yang sebenarnya kepada Anda dan kepada kalian semua."

Mbok Sumi yang sedari tadi diam dan menguatkan niatnya akhirnya berdiri. Wanita tua itu menatap Rezka yang terlihat sangat kebingungan.

"Duapuluh satu tahun yang lalu aku mendapatkan Rezka sebagai anakku. Duapuluh satu tahun lalu tiba-tiba saja Ratu Zemira mengetuk pintu rumahku malam-malam dan menyerahkan Rezka padaku untuk aku rawat. Awalnya aku sempat menolak, tapi Ratu Zemira menangis dan memohon padaku. Ratu Zemira sangat menyanyangi Rezka, beliau tidak ingin putranya kenapa-kenapa karena dulu Yang Mulia sempat mengatakan jika Putra Mahkota harus terlahir dari istri utama."

Mbok Sumi menarik napasnya dan menghembuskannya secara perlahan sebelum dirinya melanjutkan ceritanya kembali.

"Karena melihat Ratu Zemira yang memohon kepadaku, akhirnya aku menerima Rezka yang dulu bernama Anargea. Ratu Zemira juga memintaku untuk mengganti nama Anargea menjadi Rezka. Selama putranya bersamaku, Ratu Zemira tak henti-hentinya mengirimi kami sembako, koin emas, dan juga surat. Bahkan Ratu Zemira pernah sampai bertekad keluar istana untuk menjaga Rezka saat dia sedang sakit sewaktu usianya sepuluh tahun."

Orang-orang yang mendengar penjelasan dari Mbok Sumi terdiam. Begitu juga dengan Raja Mahadava. Dirinya tak menyangka jika Ratu Zemira sampai berbuat seperti itu hanya karena ucapan yang tidak sengaja dia ucapkan dulu.

Another World [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang