"Katakan, dari mana asal kalian? Kerajaan mana yang mengutus kalian datang ke sini?" Sang Raja angkat bicara. Suaranya terdengar sangat berwibawa yang membuktikan jika dirinya memanglah penguasa.
Enara melirik Kinasih. Apakah Indonesia bisa dia jadikan alasan datang dari mana mereka berdua? Tapi kan Indonesia sebuah negara bukan kerajaan.
"Katakan. Jika kalian mengatakannya maka saya akan meringankan hukuman kalian," ujar sang Raja kembali dengan posisi tegap dan kedua tangan yang diletakkan dibalik tubuhnya.
"Indonesia," jawab Enara yang spontan saat mendengar jika hukuman mereka akan diringankan.
Kinasih yang mendengar itu mendelik menatap sahabatnya. Ternyata dalam keadaan darurat dan penuh teka-teki ini Enara masih bisa-bisanya bersikap konyol.
"Indonesia? Kerajaan mana itu?" tanya sang Raja kembali dan meminta salah seorang penjaga untuk mencari tahu info tentang kerajaan Indonesia itu letaknya dimana.
"Emang bakal ketemu Indonesia dipeta zaman sekarang?" tanya Enara berbisik kepada Kinasih.
Kinasih menatap malas sahabatnya. "Kalau udah tahu jawabannya kenapa masih nanya? Lagian lo ada-ada aja, mana ada Indonesia ditahun sekarang?"
Enara meringis dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal tapi ingin dia garuk.
"Bawa mereka ke penjara," titah sang Raja yang langsung dituruti oleh para bawahannya.
Enara dan Kinasih yang mendengar itu langsung membulatkan bola mata mereka masing-masing. Kenapa kujuk-kujuk mereka dibawa ke penjara? Apa salah mereka?
"Loh loh loh." Enara berusaha untuk melepaskan diri, tapi usahanya gagal karena cengkraman erat dari penjaga membuat tangannya sakit sendiri.
Enara dan Kinasih benar-benar dimasukkan ke dalam penjara kayu yang terbuat dari kayu jati yang kokoh.
Mereka berdua mendengus sebal dan memandangi penjara bawah tanah yang terlihat gelap dan hanya ada sedikit penerangan dari atas karena dinding yang agak berlubang.
"Gila! Gue gak tahu ini dimana, tapi tiba-tiba masuk penjara? Dlep! Inginku berubah jadi ironman."
Kinasih memutar bola matanya malas, mendengar celoteh tak berfaedah Enara.
Gadis kalem yang dikenal lugu itu memilih untuk duduk di sebuah tikar yang terbuat dari anyaman. Menekuk kedua kakinya menjadi duduk tersila.
"Gue masih gak ngerti, ini tuh dimana?" tanya Kinasih bergumam.
Enara menoleh dan ikut duduk bersama dengan Kinasih. "Nah itu. Aneh, kenapa tiba-tiba kita ada di dunia asing ini? Padahal seingat gue tadi kita lagi naik lift dan kepingin labrak pacar gue."
Mereka terdiam, keadaan menjadi hening. Otak Kinasih dan Enara memproses semua kejadian sebelum mereka tiba di kerajaan ini. Entah kerajaan apa ini.
"Atau mungkin karena anak kecil yang mainin lift itu, Na?" tanya Kinasih menepuk paha Enara membuat sahabatnya yang hampir ketiduran itu terlonjat kaget.
"Hah? Heh? Eh?" Enara linglung, menatap Kinasih bingung.
"Ck." Kinasih berdecak sebal. Sahabatnya yang satu ini memang terkadang membuatnya ingin mencakar wajah Enara.
"Eh iya, tadi di lift ada anak kecil ya? Apa mungkin dia bilang keladinya, Ki? Kalau itu beneran karena dia, kita harus cari dia secepatnya. Supaya kita bisa balik lagi ke Jakarta."
Kinasih manggut-manggut, padahal tadi dirinya baru saja bertanya seperti itu.
"Jangan berisik! Diam kalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World [Ending]
FantasyCERITA 2 | ANSHA PROJECT | '''•••''' Percayakah kamu akan sebuah kerajaan-kerajaan semacam di negeri dongeng itu memang ada? Atau pernahkah terbayang di dalam benakmu, jika kamu akan terlempar ke dalamnya? Enara dan Kinasih mengalami hal diluar nala...