5.

167 21 0
                                    

Masih dengan Jaemin yang tidak percaya atas kejadian yang tiba-tiba itu. Kini, dirinya tengah terduduk di atas motor hitam kepunyaan pujaan hati nya itu. Kaget? Tentu saja. Jaemin tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengalami kejadian seperti ini.

Ia tidak tau harus berbuat apa. Jadi, selama perjalanan tadi, ia hanya diam tidak bersuara, dan merapalkan doa dalam hati. “semoga Jeno ga denger jantung gue yang deg-degan”. Begitu batinnya.

“ekhem”. Jaemin tersentak mendengar deheman yang berasal dari mulut Jeno tentunya. “lo kenapa ga pulang naik ojek online aja sih?”. Tanya si tampan Jeno dengan suara datar nya.

“y-yaudah, turunin gue disini. Biar gue pesen ojek online”. Jaemin sedikit kesal mendengar penuturan Jeno tadi. Ia berpikir, “berarti Jeno ga ikhlas nolong gue dong?”.

“telat. Bentar lagi juga sampe rumah lo”. Jaemin terlalu malas untuk menanggapi ucapan Jeno. Ia hanya diam, tidak menjawab, dan tidak pula memberikan respon.

---

Kini, Jaemin sudah berdiri di depan gerbang rumah nya yang sederhana. Ia merasa bingung lagi. Lantaran, Jeno tak kunjung beranjak pergi, dan malah berdiam diri di tempatnya. “ini dia mau mampir dulu apa gimana dah”.

“sendirian dirumah?”. Akhirnya si tampan itu bersuara setelah sekian lama berdiam diri di depan rumah Jaemin.

“iya, bokap nyokap masih pada kerja”. Jawab Jaemin sembari menundukkan kepalanya. Karena demi apapun, ia tidak sanggup untuk menatap wajah Jeno yang sangat sempurna itu.

“oh yaudah. Gua balik ya”. Perasaan kecewa seketika timbul di hati Jaemin. Ia pikir, Jeno akan menawarkan diri untuk menemani nya— seperti saat dirinya dan Jeno masih memiliki hubungan.

Jeno tidak menunggu si manis untuk sekedar mengangguk. Setelah mengatakan hal tersebut, Jeno langsung melenggang pergi dari hadapan Jaemin. Jaemin hanya mampu menghela nafas panjang.

Sejujurnya, Jaemin sendiri tidak tahu-menahu tentang perasaan Jeno terhadap nya itu seperti apa. Jika boleh geer, Jaemin selalu merasa kalau Jeno sering memerhatikan nya dari jarak yang cukup jauh.

Namun, Jaemin tidak ingin menaruh harapan lebih. Setiap ia merasakan bahwa Jeno sedang menatapnya, ia selalu berpikir, “perasaan gue aja kali ini mah”. Dan selalu seperti itu.

Tapi yang terjadi hari ini seakan-akan membuktikan kepada Jaemin bahwa Jeno memang benar-benar memerhatikan nya. Memikirkan nya saja sudah membuat pipi Jaemin merah merona.

Ah, sepertinya hari ini Jaemin terus-menerus memikirkan Jeno sampai lupa berkenalan dengan adik-adik kelas nya yang baru masuk ke sekolah nya itu. Besok ia akan mengajak beberapa adik kelas untuk berkenalan. Yah, semoga besok dia tidak memikirkan Jeno lagi secara terus-menerus.

---
© aliayourbae

Hiraeth || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang