8.

161 20 0
                                    

“gua mau ke gudang belakang sebentar”. Ucap yang lebih muda sambil beranjak dari duduknya.

“ngapain? Disana serem banget anjir jen”. Mark yang penasaran dengan niat Jeno pun bertanya. Karena memang benar, gudang belakang adalah tempat yang di hindari oleh seluruh murid.

“tadi pa wahyu ngirim chat ke gua, katanya gua disuruh ngambil matras disana buat mapel olahraga nanti”. Jelas Jeno menunjukkan layar ponsel nya yang berisi percakapan dirinya dan guru olahraga nya itu.

“yaudeh sono. Semoga beruntung”. Itu Lucas. Mark tergelak mendengar penuturan lelaki jangkung di samping nya. Sementara Jeno hanya geleng-geleng maklum dengan temannya itu.

---

“h-hahh kak Jeno kok bisa disini?”. Tanya perempuan itu kebingungan. Begitu pun dengan Jaemin yang pandangannya sudah memudar dikarenakan lebam di wajah nya.

“suka-suka gua lah”. Jeno menjawab nya dengan ketus sambil terus berjalan menuju tempat Jaemin di ikat.

“lo di panggil walas kita, jaem”. Lanjut nya dengan tangan yang sibuk membuka ikatan demi ikatan di sepanjang tubuh Jaemin. Yang lain nya hanya memperhatikan. Tidak bisa berkutik lagi karena mereka tertangkap basah sedang menyiksa Jaemin.

Jaemin tetap bungkam dengan mata yang menatap lurus ke arah mata elang Jeno. Namun mendadak si manis dengan luka lebam itu menjadi gugup karena mata tajam yang ia pandangi tiba-tiba menatap nya balik.

“gendong aja sini”. Jaemin terkejut bukan main. Iya, Jaemin memang kesulitan berjalan karena merasakan ngilu luar biasa di badan nya. Tapi ia tidak menyangka bahwa Jeno akan langsung berjongkok di hadapan nya dan berkata seperti itu.

Jaemin masih diam di tempat nya. Matanya melirik ke arah sekumpulan perempuan yang tadi menyiksa nya. Dapat si manis lihat, mereka kini tengah memandangi nya dengan tatapan tajam. Nyali nya kembali ciut.

“ayo, na”. Jaemin membulatkan matanya. Terkejut atas apa yang baru saja di dengar nya. Jeno memanggilnya dengan panggilan yang dulu ia gunakan saat berpacaran dengan Jaemin! Ah, betapa tersipu nya Jaemin sekarang.

Tidak ingin membuat pujaan hati nya menunggu lama, lantas ia bawa tubuh nya untuk menaiki tubuh kekar Jeno yang membelakangi nya. Jeno dengan sigap menangkap tubuh mungil dan ringkih Jaemin.

“gue pasti berat”. Jaemin bergumam pelan. Nyaris tidak bisa di dengar. Namun ternyata Jeno masih dapat mendengar nya dengan baik.

“engga. udah diem aja”. Jawab si dominan dengan suara yang di pelankan pula. Ia alihkan wajah tampan nya untuk menatap wajah para gadis yang tadi mengerjai Jaemin. Ia hafal betul siapa mereka semua ini. Sekelompok adik kelas yang nama nya sudah buruk dari awal mereka masuk.

Bagaimana Jaemin tidak mengetahui semua itu?. Padahal semua penduduk sekolah sudah tidak asing dengan mereka.

“minggir lo semua. gua mau lewat”

---
© aliayourbae

Hiraeth || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang