12.

101 11 0
                                    

Vote dan komen nya jangan lupa, terimakasih!^^

---

Disini lah Jaemin sekarang. Di atas motor hitam besar milik mantan kekasih nya yang belakangan ini membuat dirinya bingung.

Jaemin benar-benar merasa canggung. Ia tidak tau harus berbuat apa untuk mengurangi kecanggungan yang tercipta di antara keduanya.

"ekhem". Jaemin terperanjat mendengar deheman Jeno. "jeno ini kenapa hobi banget ngagetin gue sih?".

"mau beli ice cream dulu ga, na?". Mendengar kata ice cream, sontak Jaemin mengangkat kepala nya dan mengangguk semangat.

"mau mau!". Makan ice cream saat pulang sekolah disaat matahari sedang terik-teriknya? Tentu saja Jaemin sangat tergiur!. Jaemin bahkan berniat membeli seluruh ice cream vanilla yang ada.

Tak lama, Jeno memarkirkan motor besar nya tepat di depan kedai ice cream yang tidak asing lagi bagi keduanya. "Ah, sialan. kenapa harus di tempat ini?!". Jaemin diam-diam mengeluh dalam hati nya. Kedai ice cream ini membuat Jaemin mengingat kembali segala kejadian yang pernah terjadi di lokasi ini.

Kedai ini adalah tempat dimana Jeno dan Jaemin pertama kali berjumpa. Jaemin yang kala itu tengah membujuk si penjual agar mau memberikan nya satu cone ice cream tanpa membayar, bertemu dengan Jeno yang mengantri di belakang nya.

---

[Flashback on]

"cuma satu cone, bang. Itu gak bakal bikin rugi tujuh turunan!". Jaemin benar-benar menginginkan ice cream vanilla kesukaannya, tapi sial, uang Jaemin kurang karena digunakan untuk membayar uang kas kelas yang sudah ia tunggak.

"kalau mau, kamu harus bayar besok!". Penjual ice cream ini benar-benar pelit, bukan? Padahal Jaemin hanya meminta satu cone ice cream, anggap saja sedekah di siang hari, begitu pikir Jaemin.

"abang tau kan besok itu hari minggu? Masa aku harus repot-repot dateng kesini cuma buat bayar hutang ice cream ku?". Wajah manis itu tampak dibuat memelas saat mengatakan akhir kalimat nya.

"berhenti pasang muka melas ya, bocah!"

"kapan selesai nya?". Suara datar yang berasal dari belakang berhasil membuat Jaemin menoleh. Terlihat sesosok tubuh tegap yang menyilangkan tangan di depan dada dengan rahang tegas yang membuat Jaemin terpaku untuk beberapa saat.

"heh! Lu liat kan abang ice cream nya pelit banget? Mending cari kedai lain aja sana". Bukan nya menuruti perkataan Jaemin barusan, tubuh tegap itu malah berjalan untuk semakin mendekati kedai.

"ice cream vanilla dua, ini uang nya". Jaemin mendecih melihat lelaki dihadapan nya itu. Jaemin menyerah, penjual ice cream itu sepertinya tidak akan memberinya ice cream secara cuma-cuma.

"mau kemana? Ice cream nya ga jadi?". Jaemin yang awalnya berniat untuk pulang ke rumah, langkah nya mendadak berhenti karena merasa di ajak berbicara oleh lelaki besar ini.

"hah?". Ekspresi tidak paham tergambar jelas di wajah manis itu, mengundang kekehan kecil dari yang lebih besar.

"katanya mau ice cream? Udah gua beliin, terus lu mau pergi gitu aja?"

---

© aliayourbae

Hiraeth || NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang