Chapter 5

745 54 2
                                    

Aku berteriak dengan kencang memanggil namanya, namun dia sama sekali tidak meresponku, apa salahku? Kenapa dia sangat membenciku? Hiks.. apa salah jika aku berhubungan dengan Kanglim? Siapa gadis yang Kanglim katakan?.

Aku benar-benar sangat lelah, sudah cukup aku mengharapkannya kembali.. aku lelah.. aku sudah tidak kuat.. aku menyerah!.

Hari Pov End.

"...ri"

"Har.."

"HARII!!"

Hari pun terkejut dengan teriakan kencang seseorang disebelahnya, ia segera menengok untung melihat siapa yang berteriak tadi.

"Gaeun?"

"Kau kenapa Hari? Apa kau mimpi buruk?" tanya Gaeun khawatir.

Hari hanya menundukkan kepalanya lalu tiba-tiba saja dia terisak pelan membuat Gaeun terkejut dan duduk di samping ranjang menghadap Hari.

"Sudahlah.. itu hanya mimpi buruk, jangan dipikirkan" ucapnya berusaha menenangkan Hari.

"Ta.. hiks.. Tapi itu terasa nyata hiks"

"Lupakan saja, mungkin itu hanyalah peri jahat yang mencoba untuk memisahkan dirimu dan Kanglim" katanya yang sudah memeluk tubuh Hari.

"Kenapa kisah cintaku miris sekali Gaeun?"

"Semua di dunia ini penuh dengan cobaan, bahkan tuhan juga sudah membuat rintangan untuk kisah kalian"

"Tapi kenapa rumit sekali?"

"Hanya tuhan yang tau Hari, kita hanya bisa berdoa dan mencoba yang terbaik" jelas Gaeun yang memberi pengertian kepada Hari.

Hari kembali menundukkan kepalanya, ia benar-benar takut dengan mimpi itu.. takut jika Kanglim datang dan bilang bahwa Kanglim membenci dirinya.

"Sekarang lebih baik kau siap-siap, sebentar lagi kita harus kerja kelompok" kata Gaeun.

Hari segera bangun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sedangkan Gaeun sendiri memilih untuk menunggu Hari dibawah.

Selesai berpakaian Hari segera turun untuk menyusul Gaeun yang sudah terlalu lama menunggu dirinya, rasanya ia ingin sekali membalas perbuatan baik sahabatnya itu.

"Hari.. makan siang dulu nak! Sejak tadi kamu belum makan" peringat sang Ayah.

"Aku makan diluar saja bersama Gaeun, mungkin Hari akan pulang agak malam" ucap Hari lalu segera mencium telapak tangan sang Ayah.

"Hahh.. baiklah, hati-hati dijalan ya anak-anak!"

"Baikk" sahut mereka kompak.

Mereka segera memberhentikan Taksi dan mengatakan untuk pergi ke Cafe XY disebrang kampus mereka.

Dalam perjalanan pun Hari tampak melamun dan tak mendengarkan penjelasan Gaeun tentang apa saja yang harus dikerjakan.

"Hari.. apa kau mendengarku?" tanya Gaeun yang jengah.

"Eh?! Maafkan aku, aku melamun lagi ya?"

"Apa sih yang kamu pikirkan? Tolong! Fokus dulu untuk kerja kelompoknya, jangan campurkan masalah pribadi mu" kata Gaeun memperingati Hari.

Hari pun hanya mengangguk dan kembali mendengar penjelasan Gaeun untuk tugas kelompoknya.

'aku membuat Gaeun marah, aku ini memang payah' batin Hari sedih yang merasa jika Gaeun marah padanya.

Sesampainya mereka di Cafe XY, Hari dan Gaeun segera turun serta patungan untuk membayar Taksi.

Mereka segera masuk dan mencari teman-teman mereka yang sudah menunggu sejak 15 menit yang lalu.

"Maaf kami terlambat!" ucap Gaeun yang menyesal.

"Ini semua salahku, Gaeun menunggu diriku yang terlalu lama berpakaian hehe" ucapku juga agar Gaeun tak merasa malu sendiri.

"Tidak apa-apa kok, kami tidak terlalu lama menunggu.. lebih baik kita kerjakan sekarang aja" ucap Heewon yang memaafkan mereka.

Hari dan Gaeun segera duduk setelah memesan minuman untuk menemani mereka membuat tugas kuliah.

'jika itu memang bunga tidur, maka aku tidak akan membiarkan mimpi itu jadi nyata.. aku akan berjuang!' batin Hari pada dirinya sendiri.

Sedangkan di tempat Kanglim, terlihat Kanglim yang terduduk di tepi ranjang seraya menopang kepalanya dengan kedua tangannya.

"Kenapa terasa nyata?" gumamnya.

Ia merasa jika Hari sangat membencinya, ini kebalikan dari mimpi Hari dimana jika Hari bermimpi tentang Kanglim yang membencinya maka Kanglim bermimpi Hari lah yang membenci dirinya.

Ia sangat takut jika mimpinya jadi nyata, gadis yang dengan mati-matian ia dapatkan hatinya tiba-tiba saja membencinya.

Tok.

Tok.

Tok.

"Kanglim?"

"Ibu?"

"Kau sudah bangun? Apa leher dan punggungmu sakit?" tanya sang Ibu bertubi-tubi.

"Ah tidak Bu, hanya saja.."

"Hanya apa nak?"

"Hanya saja, aku bermimpi buruk"

"Mimpi buruk? Apa yang terjadi?"

"Hari datang menemui aku lalu ia mengajakku bermain ke taman bermain, dan pada saat malam tiba-tiba saja dia bilang 'Aku membenci mu', aku sangat terkejut dengan perkataannya.. ia juga bilang jika ia sudah menemukan orang yang selalu bersama dengannya, ia sudah tidak mencintaiku Bu.. bagaimana ini? Aku.. aku takut" ucap Kanglim yang menceritakan inti dari mimpinya.

Sang Ibu pun memeluk tubuh putranya itu dan mengelus rambutnya.

"Jangan khawatir nak, Ibu yakin Hari tidak akan seperti itu.. kalian sudah bersama sejak SMA kan? Kamu pasti tau sifatnya, dan lagipula disana ada teman-teman yang selalu setia kepadanya" kata sang Ibu pengertian.

"Aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku Ibu serta melawan Pak Tua itu agar tidak mengambil alih perusahaan kita! Aku akan berusaha keras!" kata Kanglim yang kembali semangat.

"Tapi jangan paksa dirimu oke? Jangan sampai dirimu sakit, kamu mengerti?"

"Aku mengerti!"

"Kalau begitu sekarang mandi dulu lalu turun kebawah untuk sarapan oke?" ucap sang Ibu lalu keluar dari kamar putranya.

"Aku akan berusaha Hari, aku akan segera kembali padamu lagi! Aku berjanji!" gumam Kanglim lalu segera mempersiapkan dirinya untuk kerja keras.

'aku juga akan berusaha Kanglim'

T B C

Update lagi!

Maaf kalau ceritanya jadi garing ya :).

See You Next Chapter!

This Is Our Story [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang