Kembali ke ruangan Kanglim, saat ini mereka berdua masih berpelukan namun sudah dalam posisi duduk di sofa.
Kanglim yang sedang memejamkan matanya seraya mengelus rambut Hari, dan Hari yang menyandarkan kepalanya di dada bidang Kanglim.
"Kanglim" panggil Hari.
"Hm? Ada apa sayang?"
Hari bangun dan mulai menatap Kanglim dengan tatapan marah dan penuh pertanyaan membuat Kanglim yang di tatap sedikit takut karena ini pertama kalinya Hari marah padanya.
"Katakan padaku yang sejujurnya, kenapa kamu pergi tanpa alasan? Apa yang kamu rahasiakan?" tanya Hari bertubi-tubi.
Kanglim menundukkan kepalanya, ia masih enggan untuk menceritakan kejadian yang sesungguhnya kepada Hari, apa ia harus berbohong? Tidak! Tentu saja Kanglim tidak mau.
Ia pun dengan berat hati akhirnya menceritakan segala kejadian yang dia alami sehingga membuat Kanglim pergi meninggalkan Korea.
"Hari, duduklah dengan nyaman.. mungkin ini akan jadi cerita yang panjang" ucap Kanglim menyuruh Hari untuk duduk dengan nyaman.
Kanglim pun mulai bercerita tentang apa yang ia alami, hingga ia dan Raffa, pria yang menginginkan perusahaannya membuat perjanjian selama dua bulan, jika tidak maka ia harus merelakan seluruh perusahaannya di tangan Raffa.
Hari yang mendengarnya sangat terkejut dan ia juga merasa sangat sangat bersalah kepada Kanglim.
Ia mengira jika Kanglim pergi karena sudah bosan dengannya dan pergi mencari gadis lain di London.
Hari jadi semakin merasa bersalah saat ia tahu bagaimana perjuangannya untuk menghubungi dirinya dan juga bekerja keras untuk perusahaan, rasanya ia tidak pantas untuk berada di sisi Kanglim.
"... Seperti itu ceritanya, dan ternyata Pak tua itu menginginkan perusahaan yang ada disini, bukan yang ada di London"
"Apa? Artinya selama ini dia berbohong?" tanya Hari.
"Hm.. dan juga aku sengaja mempercepat kelulusanku agar aku bisa fokus pada perusahaan, minggu depan juga kelulusanku jadi aku bisa fokus mulai minggu depan" jelas Kanglim.
"Aku mengerti" ucap Hari lalu ia menundukkan kepalanya, tiba-tiba saja terdengar suara isak tangis memenuhi ruangan Kanglim membuat lelaki itu jadi panik.
"Hey? Sayang.. ada apa? Kenapa menangis?"
"Hiks.. aku.. aku tidak pantas hiks.. jadi pendampingmu hiks.. aku selalu saja overthinking padamu hiks.. hiks.."
"Tidak sayang, aku malah merasa dirimu itu mengkhawatirkan diriku, sudah ya.. jangan menangis, nanti cantiknya hilang loh" ucap Kanglim seraya memeluk dan membersihkan jejak air mata Hari.
"Maafkan aku hiks" ucap Hari sesenggukan lalu memeluk Kanglim dengan erat.
Kanglim pun membalas pelukan Hari dan mengelus kepala Hari agar sedikit lebih tenang. Kanglim pun merasa jika dadanya sedikit lebih berat, ia pun segera melirik ke bawah dan kedapatan bahwa Hari sedang tidur dalam pelukannya.
"Ternyata dia tertidur" ucap Kanglim gemas.
Ia segera menggendong Hari dan masuk kedalam kamar yang ada di ruangannya itu untuk memberikan Hari kenyamanan saat tidur, jika di sofa maka punggung kekasihnya pasti akan sakit.
Selesai meletakkan Hari, ia segera menyelimuti kekasihnya lalu mengecup kening kekasihnya itu serta mengatur suhu ruangan agar Hari semakin nyaman.
Selesai dengan urusannya, ia segera keluar dari kamar dan kembali mengerjakan pekerjaannya yang harus mencapai atau melebihi target dalam dua bulan.
Tok
Tok
Tok
Ceklek
"Kanglim?"
"Oh? Gaeun, Ian.. ada apa?" tanya Kanglim pada sepasang kekasih itu.
"Ha–"
"Jika kau mencari Hari, dia ada di kamarku sedang tidur, jadi jangan coba-coba untuk ribut disini" ucap Kanglim memotong perkataan Gaeun.
"Huh.. dasar seenaknya" keluh Gaeun yang hanya mendapat elusan di punggung oleh Ian.
"Nah Kanglim, sekarang.. apa yang harus kita lakukan?" tanya Ian yang mulai serius lalu Leon dan Hyoon Woo pun masuk ke dalam ruangan Kanglim.
"Tetap sama, tapi aku butuh bantuan kalian"
"Bantuan?"
"Hm.. untuk memasarkan beberapa produk kami ke luar negeri, aku butuh koneksi yang luas" ucap Kanglim seraya memeriksa laporan di laptopnya.
"Serahkan padaku Kanglim, aku akan meminta Ayah untuk membantu perusahaan mu" ucap Leon mengangkat tangannya.
"Untuk urusan harga barang biar aku saja, aku akan memastikan barang yang dijual tidak terlalu mahal ataupun tidak terlalu murah" sahut Ian menawarkan dirinya.
"Aku akan mengawasi pengeluaran dan pemasukan yang ada" sahut Hyoon Woo yang ikut berpartisipasi, walau terlihat cupu namun dirinya itu pintar dalam masalah hitung menghitung, jadi jangan salah jika ia memilih jurusan Ekonomi dan Bisnis di Universitasnya.
"Aku akan mengawasi gerak gerik dari Pak Tua itu" sahut seseorang diantara mereka.
Mereka pun saling tatap menatap namun mereka menggeleng karena tidak ada satupun yang mengatakan hal itu.
Kanglim hanya tersenyum mendengarnya, ia pun bangun dari kursinya dan berjalan menuju kelima orang itu.
Tunggu? Lima orang? Bukannya hanya Ian, Gaeun, Leon dan Hyoon Woo? Lalu siapa pria kelima?.
Kanglim pun berdiri dihadapan kelima orang itu dengan senyuman yang jarang diperlihatkan kepada orang-orang.
"Terima kasih atas bantuan kalian, terutama kau Jumin.. lama tidak bertemu" ucap Kanglim yang membuat keempat orang itu terkejut bukan main.
Mereka segera membalikkan badan mereka dan melihat ada seseorang yang selama ini mereka rindukan juga, Jumin, salah satu sahabat mereka.
"JUMINN!!" ucap para lelaki dengan heboh.
Jumin tersenyum untuk menanggapi panggilan mereka, satu-persatu dari mereka pun memeluk Jumin untuk melepas rindu termasuk Gaeun yang hampir saja membuat Ian meledak karena Jumin memeluknya dengan lama.
"Aku akan mengawasi Pak Tua itu, agar ia tidak macam-macam selagi kalian semua berusaha untuk mempertahankan perusahaan ini" ucap Jumin lagi kali ini lebih jelas.
"Aku mengerti, terima kasih" ucap Kanglim tulus.
Tiba-tiba pintu ruangan kamar Kanglim terbuka dan keluarlah sosok gadis yang ternyata adalah Hari, ia baru bangun tidur.
"Mmhh.. eh?"
T B C
Yoo Update lagii..
Niatnya sih gak Update karena mau ke RS, masih ada urusan wkwk, tapi gak jadi gegara ujan.
Ya udah dari pada gabut mending lanjutin aja kan, eheh
Sampai jumpa di Next Chapter, bye bye.
![](https://img.wattpad.com/cover/290355597-288-k893208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Our Story [End]
Historia CortaChoi Kanglim, lelaki yang dengan berat hati harus pergi meninggalkan sang kekasih di Korea serta banyaknya kesalahpahaman diantara mereka berdua. Membuat hubungan keduanya menjadi renggang dan hampir putus. Apa yang akan dilakukan oleh Kanglim untuk...