Keringat mengucur deras ditubuhnya, rasa gelisah di sertai sesak nafas sungguh membuat Eca tersiksa. Air mata mulai mengalir kembali, ia tak sanggup untuk membuka kedua matanya, ia tak sanggup menerima apa yang sudah terjadi dan masih berharap kalau semua ini hanya mimpi buruk baginya. Tak lama ia merasa ada genggaman tangan erat dengan bisikan-bisikan ditelinga yang membuatnya tersadar.
Eca mulai membuka kedua matanya lalu melihat sekeliling, ia terbaring di sebuah ruangan tertutup tirai dengan selang oksigen di hidungnya, hanya ada Nadine yang sedang tertunduk lemas disana sambil menggenggam tangan Eca.
"Nad" suaranya sangat bergetar
"Eca!" Belum sempat Nadine berbicara tiba-tiba Eca bangkit dari tidurnya lalu memeluk erat Nadine sambil menangis.
Nadine mencoba menenangkan lalu memberinya minum. Tak lama Mba Sasa masuk keruangan, menghampiri Eca sambil menanyakan keadaannya. Setelah Eca terlihat tenang Mba Sasa membuka oksigennya lalu tersenyum membuat Eca kebingungan.
Tiba-tiba tirai mulai dibuka oleh Mba Sasa dan terlihat Faza sedang duduk di kursi roda yang di dorong oleh Andre, tanpa basa-basi Eca langsung berlari memeluk Faza sambil menangis.
"Udah jangan nangis lu" respon Faza tetap datar
"Gue gak nangis gimana coba Andre sama Nadine dateng bilang lu kecelakaan terus gue di bawa ke kamar jenazah" jawabnya sambil menangis tersedu-sedu
"Udah udah" Faza mengelus rambut Eca
"Tadi pas Faza dateng ke UGD emang barengan sama orang kecelakaan Ca, terus Faza cuman bilang jatoh doang pas masuk UGD jadi perawatnya bawa Eca ke keluarga yang kecelakaan itu tadi" jelas Mba Sasa "tapi perawat nya udah minta maaf kok"
"Ah ini salah si Andre aja tuh ngelebih-lebihin jadi panik kan si Eca" ucap Faza sambil melihat sinis ke arah Andre
"Ya gue kan tadinya mau bantuin lu Faz, katanya lu mau ngomong sesuatu sama Eca jadi biar lebih dramatis" alasan Andre
"Dih ngarang lu"
Eca melepas pelukannya lalu duduk menghadap ke arah Faza
"Emang lu mau ngomong apa Faz?"
Faza langsung salah tingkah dengan pernyataan Andre dan langsung disodorkan pertanyaan seperti itu oleh Eca
"Gu..gue gak ada kok. Alesan doang si Andre"
Mba Sasa yang mengerti langsung pergi dari ruangan tersebut beralasan membayar administrasi dan mengajak Nadine juga. Andre pun sedikit menjauh duduk di sofa untuk memberi mereka waktu berdua.
"Ngomong aja Faz, gue udah gapapa kok"
"Gue itu gue mau minta maaf sama lu soalnya gue gak angkat telpon atau kabarin lu" jawabnya gugup "tadinya gue mau kasih kejutan tapi malah jatoh hehe"
"Iya gue maafin kok tapi jangan kaya gini lagi gue tuh khawatir Faz"
"Sorry ya Ca hehe"
"Masih ada lagi tuh yang mau di omongin" teriak Andre sambil menggoda
Faza melirik kesal kepada Andre tapi tiba-tiba tersenyum ketika Eca melihat ke arahnya
"Apa Faz?"
"Gue mau bilang sama lu kalo.. euhh gue"
"Bilang aja"
"Gu gue mau bilang kalo... Lu tuh jangan teledor mulu jadi orang! Kalo ada apa-apa dengerin sampe selesai! tanya dulu atau cari tau dulu yang jelas jangan langsung menyimpulkan sendiri. Lu kebiasaan kaya gitu! Mana lari naek ojek cuman pake piyama sama sendal boneka lu gini. Bahaya Ca!"
Andre melongo lalu menutup mata dengan tangannya mendengar ucapan yang keluar dari mulut Faza
Buset dah si Faza bukannya nembak malah marah-marah. Batin Andre
"Maaf ya Faz"
"Jangan maaf-maaf doang lu tapi lakuin juga. Lu tuh sering banget kaya gitu belum tau jelas tapi udah bikin kesimpulan sendiri"
"Iya maaf ya Faz kalo lu jadi repot gara-gara tingkah gue"
"Gue cuman khawatir sama lu Ca, gue takut kalo lu kenapa-kenapa"
Mata Eca berkaca-kaca lalu kembali memeluk Faza
"Maaf ya Faz gue janji gak akan kaya gini lagi"
Andre tersenyum lega melihat perilaku mereka berdua, meskipun Faza menunda untuk mengungkapkan perasaan pada Eca tapi setidaknya dia sudah mulai sedikit jujur dan menunjukkan perhatian dengan caranya sendiri.
***
Malam ini mereka berdua tidur di ruang TV karena kaki Faza yang masih bengkak sulit untuk menaiki tangga menuju kamarnya dan tentunya dengan senang hati Eca akan selalu menemani dimana pun Faza tidur.
"Faz badan lu agak panas, gue kompres ya? Atau lu mau apa?"
"Gak usah Ca, gue gapapa lu istirahat aja"
"Beneran?"
"Iya" jawab Faza sambil tersenyum menatap Eca
"Gimana luka lu? Kata dokter gak parah kan?"
"Luka paling parah ya cuman di kaki Ca kata dokter 4 apa 5 jahitan"
"Lu sih ngebut mana pake motor orang"
"Biarin kan gue ganti bertanggung jawab"
"Ya tapi lu jadi sakit bego"
"Gue kan kangen sama lu Ca"
Deggg....
Hati Eca berdebar-debar mendengarnya"Kepala lu kepentok ya?"
"Udah ah ngantuk gue" Faza menarik selimut lalu berbalik membelakangi Eca
"Dih ngambek sini dong liat wajah gue yang cantik katanya kangen"
Eca mencoba menggoda agar susana tidak kikuk karena sejujurnya dia sangat salah tingkah setelah mendenger pernyataan Faza tadi"Fazaaaaa"
"Cieee ngam..." Perkataan Eca terpotong ketika dia mencoba menggoda dengan mendekatkan mulutnya ke telinga Faza tapi ternyata Faza berbalik ke arahnya. Alhasil bibir Faza tak sengaja mengecup bibir Eca yang sedang berbicara.
Eps 23
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE • Eca & Faza
Teen FictionCerita tentang persahabatan lelaki dan perempuan yang tidak pernah akur tapi tidak bisa saling melepas Kisah mereka mulai penuh konflik saat mereka mulai jatuh cinta "Woooooii bangun tukang tidur" "lu mana ngerti soal cinta cintaan, sikap lu dingin...