Pembicaraan mereka selesai sampai disini tanpa Melda, entah kemana Melda hari ini, gak biasanya dia gak ada kabar. Diperjalanan pulang Asya berpapasan dengan....
——––————__________——————
“Aduh ngapain ketemu dia sih.” Lirih Asya dan membalikkan badan“Asya...” Sapa Jesen
“Hai kak.” Ujar Asya
“Oh ya dek, kenalin ini Jesika.” Ujar Jesen
“Hai kak, Meisya panggil aja Asya.” Ujar Asya
“Jesika panggil aja Jesi.” Sahut Jesi
“Maaf ya aku harus pergi dulu.” Ujar Asya
“Mau kemana kok buru-buru.” Ujar Jesen
“Ada urusan kak.” Ujar Asya
“Kamu hindarin aku atau emang ada urusan.” Ujar Jesen yang membuat Asya terdiam
“Eee. Dirga....Permisi kak, ada temen aku.” Sapa Asya
“Apa.” Ujar Dirga
“Jalan aja.” Ujar Asya
“Aneh.” Singkat Dirga
“Oke makasih.” Ujar Asya
“Cewek aneh.” Ujar Dirga
Asya memang sengaja tidak terlalu berlarut kedalam sebuah pembicaraan panjang dengan Jesen. Asya sedikit lelah harus berharap dan berhenti, berharap dan berhenti lagi, Asya hentikan saja dengan tekat kuat.
Sementara itu....
_
_
_“Hai je.” Sapa Dirga
“Kamu duluan aja.” Ujar Jesen kepada Jesi
“Yaudah aku tunggu dimobil ya.” Ujar Jesi dan pergi meninggalkan mereka berdua
“Ternyata kata Reyhan benar, elu gak pernah dipenjara.” Ujar Jesen
“Gue gak bersalah je, jadi gue bebas.” Ujar Dirga
“Mungkin menurut hukum elu gak bersalah, tapi menurut gue elu yang membunuh Sekar.” Ujar Jesen
“Emang elu suka sama Sekar. Tapi elu kemana aja disaat dia butuh, elu keasikan jalan sama Asya ya.” Ujar Dirga
“Gak ada hubungannya sama dia, mending elu jauhin Asya. Kalau sampai gue tahu elu deketin dia, atau cuma nyentuh ujung rambutnya aja. Gue jamin elu gak akan selamat.” Ujar Jesen sambil nunjuk Dirga
“Elu siapanya. Tadi aja dia ngehindarin elu.” Ujar Dirga
“Gue ingatin sekali lagi, jauhin Asya.” Ujar Jesen
“Jesen ayo pulang, aku udah laper nih.” Teriak Jesi
“Elu urusin aja tuh calon istri elu. Jangan serakah.” Ujar Dirga dan pergi meninggalkan Jesen
Sebenarnya siapa Sekar, apa hubungan Sekar, Jesen dan Dirga. Reyhan apakah dia Reyhan yang beberapa hari lalu mendekati Asya.
“Aaaaa pusing.” Teriak Asya
“Non kenapa?”Tanya bibi
“Gapapa kok bi, aku ke kamar dulu ya.” Ujar Asya
Tok tok tok
“Biar aku aja bi, bibi lanjutin tugas didapur aja.” Ujar Asya
“Iya non.” Ujar bibi
Asya membuka pintu rumahnya dan melihat siapa yang mengetuk pintu rumahnya.
“Dirga.” Ujar Asya
“Gue gak disuruh masuk nih.” Ujar Dirga
“Eh iya, masuk.” Ujar Asya “Elu mau minum apa?” Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionMeisya Maharani Dewantara atau biasa dikenal dengan Asya, dia bersekolah di SMA Citra Bangsa, sekolah yang sebenarnya tidak ingin dimasuki olehnya namun ya takdir memberi fakta bahwa dia harus berada disitu.