4 hari kemudian....
______________________________________"Apa? jadi kak Meta sama kak Jesen, waktu itu kerja sama papa untuk ambil informasi dari perusahaan lain." Ujar Asya
"Iya sya, aku nglakuin itu cuma pengen bantuin Jesen aja kok." Ujar Meta
"Sebagai gantinya, kalian dikasih modal usaha dan papa memberi kesaksian untuk Dirga." Ujar Asya
"Jesen itu memang sayang sama kamu sya, tapi dia juga harus menyelamatkan ekonomi keluarganya dan juga menyelamatkan Dirga dari tuduhan itu." Ujar Meta
"Makasih kak, semua teman aku. Nyembunyiin banyak hal dari aku, dan cuma kak Meta yang mau menjelaskan semuanya ke aku." Ujar Asya
"Memang seharusnya kamu tau, sekarang terserah kamu. Kamu lepasin Jesen atau pertahanin dia." Ujar Meta
Setelah selesai berbicara dengan Meta, Asya pulang kerumah dan Asya terkejut ternyata teman-temannya sedang ada dirumahnya"Wah hebat ya kalian." Ujar Asya
"Dengerin kita dulu, kita gak bermaksud sembunyiin masalah ini dari lu. Cuma kita nunggu waktu yang pas buat ngomong." Ujar Melda
"Benar kata Melda sya, kita gak mau elu drop lagi." Ujar Nopi
"Kalian gak berantem lagi." Ujar Asya
"Ada apa ini?" Kejut papa Dewa
"Papa udah pulang." Ujar Asya
"Tumben kamu nanya gitu, ada apa?" Tanya papa Dewa
"Sekarang jawab pertanyaan Asya dengan jujur. Apa maksud papa bantuin Jesen dengan syarat jauhin aku." Ujar Asya
"Papa gak pernah bantuin Jesen, kamu kan tau papa gak terlalu suka sama dia." Ujar papa Dewa
"Jadi papa manfaatin masalah Jesen, terus papa berkedok bantuin dia dan nyuruh dia jauhin aku." Ujar Asya
"Iya. Papa nglakuin itu, karena papa gak mau kamu sampai punya hubungan serius dan menikah sama dia. Dia itu gak punya masa depan, dia cuma anak terbuang yang diambil oleh mamanya yang sok itu." Ujar papa Dewa
"Anak terbuang. Gimana kalau aku yang ada diposisi itu, akankah papa juga benci sama aku." Ujar Asya
"Udah sya, udah lah pa. Gak usah diterusin, papa ngaku aja kalau papa salah." Ujar mama Ani
"Papa itu gak salah ma, anak mama ini yang emang udah dipelet sama cowok itu." Ujar papa Dewa
"Jadi aku cuma anak mama kan, jadi mulai sekarang papa gak berhak ikut campur urusan aku." Ujar Asya
"Yaudah kamu pergi aja dari rumah, kamu gak akan bisa hidup tanpa kemewahan yang papa kasih." Ujar papa Dewa
"Papa ngusir aku, oke aku akan pergi dari rumah tanpa bawa fasilitas dari papa. Eits bukan papa tapi anda." Ujar Asya dan berlari keluar dari rumah tanpa arah
"Papa ini apa-apaan sih. Asya papa cuma sedang marah aja, papa gak serius." Teriak mama Ani
"Biarin aja ma, dia itu gak bisa hidup tanpa kemewahan ma." Ujar papa Dewa dan pergi ke kamar
"Tante, kita susul Asya ya." Ujar Melda
"Tante tenang aja, kita bakal jagain Asya kok." Ujar Rani
"Iya tante. Kita pergi dulu ya tante." Ujar Nopi
Mereka menyusul Asya.Bruk
Asya menabrak Dirga lalu menangis
"Elu kenapa?" Tanya Dirga
"Lepasin teman gue." Ujar Maudy
"Lah dia yang meluk gue, kenapa gue yang suruh nglepasin." Ujar Dirga
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionMeisya Maharani Dewantara atau biasa dikenal dengan Asya, dia bersekolah di SMA Citra Bangsa, sekolah yang sebenarnya tidak ingin dimasuki olehnya namun ya takdir memberi fakta bahwa dia harus berada disitu.