Di markas perlindungan milik Elizabeth, sedang berlangsung acara penobatan Jimmy. Jimmy sibuk mondar mandir mencari Nino, ia juga menyuruh Temmy, Gerry, Bella, dan Jack. "Bagaimana, apa kalian menemukannya?"
"Belum, tapi katanya ada yang melihat nya keluar dari markas siang tadi." ujar Temmy.
Kemudian tidak lama setelah itu Arthur datang menghampiri Jimmy. "Jangan khawatirkan dia, dia berpamitan kepadaku sebelum dia pergi. Biarkan dirinya sendiri dulu, dia hanya sedang menenangkan pikirannya saja."
Jimmy mengangguk, Gerry dan Temmy mengerti bagaimana perasaan Nino saat ini. Lalu mereka semua pergi menuju ke altar. Acara penobatan dan pernikahan itu berlangsung bersamaan, Elizabeth memahkotai Jimmy sebagai pemimpin klan Penyihir yang baru. Ia juga memahkotai Bella sebagai ratu penyihir yang baik hati. Bella masih tidak enak dengan Jimmy dan Nino, bahkan ia tidak melihat Nino sama sekali.
"Jimmy, Nino dimana?" tanya Bella.
"Entahlah, aku juga tidak tau." sahut Jimmy.
Mereka semua bersiap, upacara penobatan itu berlangsung. Nino, Victor, Adam, dan Franz sudah ada di tempat acara itu. Arthur melihat Nino, lalu menghampirinya. "Kenapa kamu tidak bergabung bersama kami nak?"
"Maafkan aku paman, tapi ada hal penting yang harus aku sampaikan." ujar Nino.
"Apa itu?" Tanya Arthur.
"Paman, aku akan pergi meninggalkan markas ini bersama mereka. Aku ingin berkelana dan mencari tau apa kelemahan Raja Demon itu." ujar Nino.
"Paman ikut, kita pergi sama-sama oke." sahut Arthur.
"Tapi..." Sahut Nino.
"Tidak ada tapi-tapian." sahut Arthur.
Arthur mengkhawatirkan Nino, bagaimana tidak saat Nino masih kecil Arthur meninggalkan Nino di tengah hutan. Saat Arthur kembali, Nino menghilang. Arthur tidak mau hal buruk terjadi padanya, semua keluarganya meninggal saat perperangan antar klan itu. Nino kemudian berbicara. "Paman tidak perlu memikirkan hal itu, aku janji akan baik-baik saja."
"Ya sudah, kalau begitu kau hati-hati." ujar Arthur.
Franz juga berpamitan kepada Arthur. "Paman, kami pergi dulu."
"Siapa namamu nak?" Tanya Arthur.
"Franz Quartez Paman..." Jawab Franz.
"Paman titipkan Nino padamu." ujar Arthur.
Franz mengangguk lalu mereka segera pergi dari sana. Upacara pernikahan sekaligus penobatan itupun akhirnya selesai. Elizabeth melihat Arthur yang tengah gusar lalu ia menghampiri. "Ada apa Arthur?"
"Tidak ada, hanya memikirkan Nino." ujar Arthur.
"Maafkan aku, bukan aku tidak menyetujui Nino berhubungan dengan Jimmy. Tapi tidak ada pilihan lain, klan penyihir butuh pemimpin yang lebih kuat dari aku yang semakin melemah ini." ujar Elizabeth.
Arthur hanya mengangguk, ia tidak ingin bercerita banyak hal lagi. Elizabeth dan Arthur kembali ke acara itu. Sementara di luar Franz, Nino, Victor, dan juga Adam kembali ke hutan yang mereka datangi tadi. Kembali masuk kedalam hutan milik klan rusa itu. Mereka beristirahat, karena hari sudah malam merekapun tertidur. Nino tidak bisa tidur, Nino tidur berdua dengan Franz, ia bangun diam-diam tanpa suara. Nino pergi dari rumah itu menuju kesuatu tempat. Tempat itu adalah sebuah istana kerajaan yang sangat suram, lebih tepatnya itu adalah istana yang ada di balik bukit belakang sekolah. Nino pergi menelusuri koridor, dan Nino sampai di depan pintu yang sangat tinggi penuh dengan ukiran ukiran emas disana.
Nino membuka pintu istana itu, saat Nino membukanya dan mulai berjalan masuk, Nino melihat kilasan balik istana itu. Disana terlihat raja dan ratu
Sedang duduk berdampingan, semua rakyat sangat menyayangi raja dan ratu itu. Kemudian Nino melihat semua penyebab kekacauan yang ada di istana itu. Kehadiran seorang bayi yang konon kelak kalau dia dewasa akan membunuh iblis terkejam di dunia sihir. Bahkan tersebar rumor kalau bayi itu adalah bayi The Eternity atau Sang Keabadian. Nino melihat bagaimana Klan Demon, Pampire, serigala, Penyihir, dan Klan Rusa bertarung melawan Demon dan Vampire yang akan membunuh bayi itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BL - THE ETERNITY
Adventure"Apa kalian pernah mendengar ada bangunan tua yang seperti istana di balik bukit itu?" seru salah seorang temannya. "Belum pernah sih, tapi apakah kalian mau kesana? kalau aku tidak mau. mending pulang kerumah, Rebahan." sahut teman anak yang terli...