Bab 10

944 148 27
                                    

Nino keluar dari Markas besar dan persembunyian para klan itu. Di luar sudah menunggu di dalam mobil mewah seseorang yang sangat sangat menyayangi Nino. Siapapun orang itu semiga yang terbaik untuk Nino. Orang itu keluar dari mobil, menyambut hangat Nino dengan pelukannya.

"Maafkan aku selalu menyusahkanmu." seru orang itu.

"Tidak apa-apa tuan, ini semua demi kebaikan Jimmy." seru Nino.

Nino dan orang itu masuk kedalam mobil, lalu Pria yang nampak mirip dengan Jimmy itu berbicara. "Jimmy harus memilih antara kelangsungan hidupnya atau cintanya. Mulai dari sekarang, tugasmu menjaga Jimmy sudah selesai."

"Baiklah, tapi aku terlanjur berjanji untuk selalu ada di sampingnya sebagai teman." ujar Nino.

"Kau tidak mencintainya?" seru orang itu.

"Aku mencintainya, tapi cinta juga tidak harus memilki. Jika memang Jimmy Jodohku, maka dia akan datang padaku. Tapi nyatanya, dia menjadi milik orang lain dan aku hanya menjadi temannya. Yah, tidak sesakit yang aku bayangkan, karena aku masih bisa dekat dengan Jimmy." ujar Nino.

Orang itu berbicara lagi. "Nino, waktuku tidak banyak. Aku titipkan ini padamu, berikan kepada Jimmy setelah upacara selesai. Aku harus kembali kedunia sihir untuk memantau apa yang terjadi disana, sampaikan salamku kepada Elizabeth dan anakku Jimmy. Katakan padanya aku sangat menyayanginya. Aku merasa hidupku sepertinya tidak lama lagi," seru Ayah kandung Jimmy.

"Tuan tidak boleh berkata seperti itu," ujar Nino kepada Axel.

Axel hanya tersenyum, lalu Nino turun di pertigaan jalan. Perpustakaan itu, ya Nino pergi keperpustakaan dimana Nino sering meminjam buku itu. Dari kejauhan Victor melambaikan tangan kearah Nino. Penampilan Victor berubah drastis, menjadi sangat tampan. Victor menghampiri Nino dan berbicara. "Apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, sebelum ke perpustakaan itu, aku lapar dan ingin makan." ujar Nino.

"Kesana, aku traktir." seru Victor yang sangat senang bisa bersama orang yang ia sukai.

Nino mengangguk, lalu mereka pergi ke tempat makan yang di tunjuk Victor. Tapi di tengah Jalan, Nino bertemu dengan Adam yang mengerang saat melihat Victor. Nino menyentuh dada Adam dan itu membuat Adam tenang. "Dia temanku, paman tidak perlu khawatir."

Jujur saat pertama kali melihat Nino, Adam sudah mimisan dan sangat menyukai pria lucu dan imut itu. Adam berbicara. "Kau mau kemana, Aku ikut?"

"Mau makan disana, Ino lapar..." seru Nino dengan gaya imut yang membuat Adam dan Victor gemas.

Nino berjalan dengan riang gembira sambil bersenandung kecil. Lalu Nino berputar balik melihat Adam dan Victor tidak bergerak. Nino melambaikan tangannya di depan wajah mereka, lalu Nino mencolek hidung mereka. "Iiiiiiiiih Paman Adam dan Victor ngapain diam aja? Ayo jalan, aku lapaaaar."

Victor dan Adam terkesiap lalu meringis. "Maaf maaf, ayo."

Nino berjalan di depan duluan, Adam dan Victor saling dorong mendorong di belakang Nino, mereka bersaing untuk mendapatkan hati Nino. Nino melihat mereka berdua di pantulan cermin, Nino kemudian nyeletuk. "Victor sama Paman cocok deh, aaaaah kalian berjodoh sepertinya, hahahaha."

Nino tersenyum dengan gemasnya, lalu mereka sampai di sebuah Restourant yang ada di pinggir jalan itu. Mereka memesan makanan Itu, Victor dan Adam sibuk dengan obrolan mereka sendiri. Sementara pandangan Nino beredar kemana saja. Dan mata Nino tertuju kepada sosok pria yang sedang kesusahan menggunakan pisau dan garpu. Pria itu sedang memakan steek, Nino tersenyum melihat pria yang dua tahun lebih tua darinya terlihat kesusahan menggunakan pisau dan garpu. Nino berdiri dan menghampiri pria itu, lalu Nino mengajari Pria itu cara menggunakan pisau untuk memotong steeknya. Nino berdiri di samping pria itu, saat sudah mengajarinya Nino duduk di depannya dan mengajari lagi.

BL - THE ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang