Bola itu berhasil masuk kedalam ring, padahal posisi Nino dan Ring basket itu sangat jauh ..
***************************************
Temmy, Gerry, dan yang lainnya bengong juga terheran melihat kemampuan Nino saat melempar bola itu. Tapi setelah kejadian itu Nino juga bingung sejak kapan ia bisa bermain basket. Temmy dan Gerry masih melongo, lalu Temmy sadar dengan sendirinya. "Wuuuaaaahhh, gila keren banget. Nino, kamu bisa jadi tim basket kalau kemampuanmu sehebat ini."
Nino hanya meringis, saat Nino akan berbicara sudah terdengar suara orang lain. "Hanya kebetulan."
"...." Nino terdiam, Nino diam bukan tanpa sebab, tapi tidak tau kenapa tiba-tiba bulu kudugnya merinding saat mendengar suara itu.
Nino bergerak maju dan berdiri di sisi Temmy juga Gerry, Temmy berbicara. "Kak Jimmy, apa kabar? Wah lama tidak melihat kak Jimmy."
Jimmy mengabaikan Temmy, ia hanya memandangi wajah Nino yang kikuk di samping Gerry. Ya murid yang memandingi Nino dari jendela adalag Jimmy. Jimmy tersenyum sinis saat melihat Nino dan berbicara. "Kau hanya kaum rendahan, bagaimana mungkin kau bisa masuk ke sekolah Elite seperti ini?"
Gerry yang mendengar ucapan itu mendadak seperti gendang telinganya akan pecah, bagaimana mungkin Jimmy yang terhormat itu berbicara demikian. Gerry protes. "Heh kau, jaga ucapanmu. Kau pikir kau sudah dari kalangan atas ha? Lagi pula dari mana kau tau kalau Nino kaum rendahan?"
"Diam dan jangan ikut campur urusanku, kalian pikir kalian siapa? Kalian hanya debu kecil bagiku, menyingkir dan tinggalkan dia disini." sahut Jimmy.
Nino yang dari tadi diam lalu berbicara. "Temmy, Gerry, ayo pergi dari sini."
Jimmy menaikan alisnya sebelah lalu berbicara. "Suruh siapa kau boleh pergi? Aku melarangmu pergi!"
Nino tidak menghiraukannya dan pergi dari sana. Temmy dan Gerry tidak tau kenapa tiba-tiba membenci Nino, padahal sebelumnya mereka belum pernah bertemu. Temmy tidak ingin menanyakan hal itu kepada Nino, dan Gerry pun sama. Mereka sampai di kantin dan memesan makanan mereka. Saat Nino akan meminum segelas air putih, tiba-tiba saja gelas di hadapannya pecah dan berhamburan seperti pasir.
Nino reflek berdiri dari kursinya, Gerry dan Temmy pun sama Refleknya. "Astaga, kenapa bisa?"
Nino yang bingung pun menggelengkan kepalanya. Tapi mata Nino tertuju pada Jimmy yang selalu memantaunya. Nino menyipitkan matanya. "Tidak mungkin, apakah dia bisa sihir? Tapi... Memang sekolah ini agak aneh, ah sudahlah..."
Nino kemudian membersihkan pecahan gelas itu, karena merasa lapar sekali akhirnya Nino, Gerry, dan Temmy tetap melanjutkan makan mereka. Temmy dan Gerry saling pandang, namun sesekali tatapan mereka menatap kearah Jimmy. Nino yang cuek tetap melanjutkan makannnya sampai habis, merasa kenyang Nino membayar semua makanan yang juga di makan oleh temannya itu.
Setelah semua selesai, ibu kantin berbicara kepada Nino. "Nak, kamu harus hati-hati. Jaga diri baik-baik ya..."
"Oh iya bu, terimakasih." ujar Nino.
Nino kembali menghampiri teman-temannya. Mereka bertiga Nino, Temmy, dan Gerry kembali ke ke kelas mereka. Tapi di tengah perjalanan Jimmy menghadang mereka kembali. Tiba-tiba saja waktu berhenti, semua orang tidak bergerak kecuali Jimmy serta tiga orang temannya, juga Temmy, dan Gerey yang tidak berhenti. Mereka masih bergerak leluasa seperti biasanya. Biasanya hanya orang-orang dengan kemampuan tertentu saja yang tidak bergerak. Gerry yang melihat itu langsung berbicara ke Temmy.
"Temmy, lihat semua berhenti tiba-tiba bahkan Nino juga." seru Gerry.
"Ulah siapa sih ini?" sahut Temmy.
Kemudian terdengar suara lantang Jimmy dari kejauhan. "Aku, memangnya kenapa? Oh ternyata kalian berdua bukan manusia sembarangan juga ya? Seru kalau begitu."
"Apa maumu Jimmy?" sahut Gerry.
"Oh tidak ada, aku hanya ingin bersenang-senang kepada kalian... Tapi ternyata orang yang ingin aku ajak bersenang-senang hanya seorang manusia biasa." sahut Jimmy.
Saat mendengar apa tujuan Jimmy, Temmy dan Gerry melindungi Nino. Gerry berbicara. "Jangan kau ganggu anak manusia ini, dia tidak memiliki kemampuan Spiritual sama sekali."
"Kalau begitu aku ingin berduel dengan kalian..." ujar Jimmy.
Saat mengucapkan kata-kata itu, sebuah serangan sudah meluncur ke arah Temmy dan Gerry. Jimmy memiliki kemampuan menyerang lawan dengan sangat cepat. Tapi Gerry dan Temmy juga mampu menghindarinya dan menyerang dengan cepat. Adu kekuatan itu berlangsung cukup lama, samoai akhirnya tiba-tiba pertarungan itu terhenti saat Nyonya Elizabeth datang melerai mereka dengan kekuatannya.
"Apa yang kalian lakukan ha? Mau membuat sekolah ini hancur?" seru Elizabeth.
Mereka semua diam, lalu Elizabeth berbicara. "Nenek berulang kali melarangmu menggunakan kekuatanmu Jimmy, bagaimana kalau dia datang dan menculik anak-anak berbakat seperti kalian, menggunakan kekuatan kalian untuk... Untuk..."
Elizabeth tidak melanjutkan perkataannya, bukan tanpa sebab karena ia tidak ingin muridnya itu tau siapa Elizabeth. Elizabeth adalah nenek kandung Jimmy, dan asal usul keluarga Jimmy adalah seoramg penyihir. Mereka adalah penyihir tua kuno yang tersisa. Bagaiman bisa hanya mereka yang tersisa? Sebenarnya beberapa klan penyihir mati di bunuh oleh beberapa klan lainnya yang ingin mengusai kekuatan rahasia mereka. Atau lebih tepatnya mantra rahasia yang bisa membuat hidup mereka abadi. Klan Demon dan Klan Vampire memburu para penyihir untuk merampas semua kekuatan mereka. Klan Serigala tidak pernah ikut campur atau bahkan tidak berminat sama sekali akan hal itu, sementara Klan Peri masih tidak percaya kalau keabadian itu ada. Meski kabar para penyihir itu sudah hilang di muka bumi, Tapi ketahuilah sebenarnya masih banyak para penyihir yang tersisa di muka bumi ini.
Elizabeth dan Natalia terkejut awalnya saat tau Gerry dan Temmy juga seorang penyihir namun kekuatan mereka masih kalah jauh dengan Jimmy. Elizabeth mengembalikan waktu dan bergerak seperti biasanya. Lalu semua kembali ke Aktivitas mereka kembali. Tapi saat semua bergerak, Temmy, Jimmy, Gerry, Natalia, dan Elizabeth sudah tidak ada disana. Nino kembali bergerak, ia bisa merasakan disana ada aura yang sangat kuat. Bekas pertempuran itu masih terasa di benak Nino. Tapi ketahuilah, sejak tadi Nino hanya berpura-pura tidak bergerak, hal itu selalu saja Reflek ia lakukan. Nino mendengar semua percakapan mereka bahkan melihat pertarungan Gerry, Temmy, dan Jimmy.
Nino hanya berharap kedua temannya baik-baik saja. Nino kembali ke dalam kelas. Semua murid sudah kembali, Temmy dan Gerry pun kembali ke kelas dan menyapa Nino. Kemudian Nino berbicara. "Kalian dari mana saja?"
"Kami dari toilet tadi, heheheh..." ujar Temmy.
Nino hanya mengangguk, semua kembali berjalan dengan normal. Nino tidak ingin tahu akan hal hal semacam itu, karena dirinya sendiri juga tidak memiliki kuasa atau kekuatan seperti mereka. Jam pelajaran pun akhirnya selesai, sekolah itu berakhir. Semua murid kembali kerumah mereka masing-masing. Nino menunggu sebuah angkutan umum yang melintas di sekolah itu. Temmy datang menghampiri dan turun dari mobilnya.
"Nino, kami antar ayo..." Seru Temmy.
Ada Gerry juga di dalam mobilnya, bahkan ada Jimmy. "Huh? Tidak usah, aku naik bus aja."
Nino menolaknya, lalu Temmy tidak banyak bicara hanya mengucapkan oh, ya sudah begitu saja. Gerry membujuk. "Ayolah Ino, kamu gak sayang sama Erry?"
"Baiklah baiklah, tapi aku turun di perpustakaan depan saja ya, ada buku yang mau aku beli." sahut Nino.
"Siiip, ayo naik." Seru Temmy.
Nino naik dan duduk di belakang bersama Gerry. Entah kenapa Nino sangat tidak suka dengan Jimmy. Memandang wajahnya saja Nino tidak sudi, apa lagi sekarang Nino satu mobil dengan orang yang menumpahkan minumannya saat di Mall beberapa hari lalu sebelum masuk kesekolah itu.
Bersambung....
Ganti judul ya gaes....
Komen n vote ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
BL - THE ETERNITY
Pertualangan"Apa kalian pernah mendengar ada bangunan tua yang seperti istana di balik bukit itu?" seru salah seorang temannya. "Belum pernah sih, tapi apakah kalian mau kesana? kalau aku tidak mau. mending pulang kerumah, Rebahan." sahut teman anak yang terli...