Bab 8

1K 160 27
                                    

Jimmy dengan kesal membuka pintu kamarnya, sementara Nino duduk di pinggiran kasur sambil mengancingkan bajunya. Saat membuka pintu, Elizabeth tersenyum disana. Jimmy berbicara. "Nenek, ada apa?"

"Nenek ingin bicara kepada kalian berdua, boleh nenek masuk?" ujar Elizabeth.

"Boleh nek, silahkan." sahut Jimmy.

Elizabeth masuk, Nino berdiri di samping Jimmy. Elizabeth mulai berbicara. "Langsung saja, Nino, Jimmy. Pergilah ke istana di balik bukit itu, carilah buku di perpustakaan istana. Berikan dauh ini sebagai tanda pengenal untuk penjaga perpustakaan."

"Tapi buku seperti apa, Nyonya?" ujar Nino.

"Penjaga akan mengetahuinya setelah melihat daun ini. Kalian ajak Temmy, Gerry, Bella, dan Jack untuk berjaga-jaga." ujar Elizabeth.

"Baik Nek," sahut Jimmy..

"Ya sudah tidurlah dulu, besok pagi kalian berangkat." seru Elizabeth lagi.

Jimmy mengangguk, lalu Jimmy mengunci pintu kamarnya lagi setelah Elizabeth Pergi. Jimmy melihat Nino atas bawah, kemudian Nino berbicara. "Apa yang kau lihat? Singkirkan tatapan mesummu itu."

"Sini tidur..." sahut Jimmy langsung menarik Nino kedalam pelukannya.

"Lepasin, aku gak bisa napas." ujar Nino.

Jimmy hanya melonggarkan pelukannya saja, dia tidak benar-benar melepaskannya. Sejak pertemuannya dengan Nino pertama kali waktu itu, Jimmy sudah jatuh hati dengan anak seimut itu. Saat itu Nino tengah terburu-buru ingin pergi ke toilet di sebuah Mall ternama di kota itu. Nino sambil membawa segelas milkshake di tangannya. Tanpa sengaja Nino menabrak Jimmy yang baru saja keluar dari Toilet.

"Ah, maaf tidak sengaja..." ujar Nino yang menabrak Jimmy.

"Lain kali kalau jalan lihat-lihat, bajuku jadi kotorkan." ujar Jimmy.

"Iya maaf, ini minta tolong pegangin dulu." ujar Nino sambil menyerahkan segelas Milkshakenya kepada Jimmy.

Jimmy semakin kesal saat di beri Milkshakenya itu. Karena Nino tidak tahan lagi akhirnya ia langsung masuk saja ke dalam. Saat Nino selesai Jimmy sudah tidak ada disana, tapi segelas Milkshakenya di bawa oleh Jimmy.

"Lah, Minumanku di bawanya. Tapi biarin ah. Aku pulang ajalah, serem mukannya, padahal Tampan." ujar Nino.

"Thanks..." sahut Jimmy yang tiba-tiba nongol.

"Astaga, kau setan atau apa tiba-tiba muncul." seru Nino kaget.

"Bilang sekali lagi kalau aku Tampan... Aku akan memaafkanmu," seru Jimmy.

Nino langsung buang muka dan pergi meninggalkan Jimmy begitu saja. Jimmy hanya tersenyum saat melihat telinga Nino yang memerah. Jimmy membiarkan Nino pergi dan melupakan masalah itu. Tapi saat bertemu sekali lagi di sekolah, Jimmy sebenarnya cemburu karena Nino sudah sedekat itu dengan Temmy dan Gerry, itu sebabnya Jimmy selalu merundung Nino.

Kembali ke Jimmy dan Nino yang masih berpelukan, Nino masih belum tidur, ia mendongak dan melihat wajah Jimmy yang damai saat tidur. Tiba-tiba Jimmy membuka matanya dan melihat kebawah, tatapan mereka saling bertemu. Nino tersenyum kearah Jimmy dan Jimmy juga ikut tersenyum.

"Kenapa tidak tidur?" seru Jimmy lembut.

"Tidak tau kenapa, ini lagi di usahakan  mejamin mata, tapi tetap saja pikiranku selalu kedunia sihir. Aku ingin sekali pergi kesana, aku ingin menolong para Troll itu dan para penyihir yang di tahan." ujar Nino.

"Akan sangat bahaya jika kita kesana, sekarang disana bukan lagi dunia sihir, melainkan neraka." sahut Jimmy.

"Kau adalah seorang Archmage, bukankah seorang Archmage sangat kuat?" ujar Nino.

BL - THE ETERNITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang