Double Date #8

793 27 0
                                    

"Lo udah sampai mana? Gue udah ada di dalam mall dekat bioskop. Gue tunggu. Ok," Ari memegang ponselnya dan mendekatkannya di daun telinganya.

"Kak Ari bawa teman?" Tanya Lia yang berada tepat di sampingnya.

"Iya. Kenapa? Lo kecewa kita nggak bisa nonton berduaan?" tanya Ari usil sambil menyenggol bahu Lia.

"Apaan sih, kak," Lia terlihat malu-malu kucing.

"Tenang dia juga bawa gandengan kok. Jadi kita tetap bisa berduaan," Ari masih saja firlting.

"Please deh jangan ngegodain Lia mulu, kak," Lia merasa risih dengan kata-kata Ari, sedangkan Ari hanya tertawa tertahan.

"Memang siapa teman kakak?"

"Tuh," Ari menunjukkan temannya yang sudah sampai di dekat bioskop dan sedang menghampiri Ari dan Lia yang berada di depan bioskop.

Lia tiba-tiba berdiri tegap dari posisi duduknya, tubuhnya seakan menegang, pupil matanya melebar maksimal dan mulutnya sedikit terbuka menampakan raut muka keterkejutan setelah melihat dua sosok adam dan hawa yang sangat ia kenal. Zivo dan Sya!!

"Kenapa? Kaget?" Ari mengajukan pertanyaan seakan tahu ekspresi keterkejutan Lia.

Lia memukul lengan Ari pelan yang membuat Ari mengaduh.

"Kenapa nggak ngomong dari tadi sih?" Lia nampak sangat kesal.

"Kalau gue kasih tau dari awal, nanti pasti lo nggak mau ikut. Udah anggap saja ini plan B dari siasat kita. Sambil menyelam minum air, kan," Ari mencoba memberi pengertian kepada Lia.

"Senyum dong, keburu Zivo dan Sya sampai di sini. Nanti usaha kita bisa gagal," Ari memperingatkan.

Perlahan air muka Lia kembali seperti biasa, tidak cemberut dan masam lagi setelah mengetahui keberadaan Zivo dan Sya. Apalagi ia tahu kalau mereka berempat akan nonton bareng. Berasa seperti double date.

"Hai, bro," sapa Ari kepada Zivo, sohibnya sambil menepuk bahu Zivo.

"Halo, udah lama nunggu?"

"Nggak juga."

"Lia! Kamu ada di sini," Zivo terlihat terkaget-kaget melihat keberadaan Lia.

"Iya, hai," sapa singkat Lia dengan senyuman kakunya yang ia edarkan.

"Ayo masuk, keburu filmnya mulai. Gue udah beli empat tiket buat kita," Ari menunjukan empat tiket, lalu merangkul bahu Lia masuk ke dalam bioskop.

Ari sangat cerdas memilih film. Film trailer yang bertema perperangan dan berbau sedikit spooky juga. Cocok untuk ditonton para muda mudi yang sedang kasmaran.

Tangan Lia tak sengaja memegang tangan Zivo yang tempat duduknya tepat di sebelah kirinya, karena spontan akibat melihat adegan yang menyeramkan yang diperankan baik oleh aktor-aktor beken hollywood.

"Maaf, kak," Lia meminta maaf kikuk atas perbuatannya.

Lia melepaskan remasannya yang berada di punggung tangan Zivo. Tapi Zivo menahannya dengan menaruh tangan kanannya di atas tangan Lia menghalangi tangan Lia melepaskan genggamannya.

"Tidak apa-apa. Kalau masih takut pegangan aja terus," Zivo berbisik.

Lia mengangguk pelan dengan perasaan keki.

"Kenapa bukan tangan gue yang lo pegang?" tanya Ari mengetahui kecerobohan Lia. Tersirat kecemburuan dipertanyaannya.

"Maaf. Namanya aja spontan, mau gimana lagi," Lia jadi serba salah.

LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang