Balas budi Andy kepada Thony sudah terbayarkan, dia langsung meminta Thony untuk mengantarkannya ke Dino Pizza. Karena hari ini juga shiftnya sudah boleh dimulai.
"Makasih makanannya bro hari ini!" Thony berterimakasih setelah menurunkan Andy di Dino Pizza.
"Yoi, gue juga makasih. Yaudah kalau gitu gue kerja, ati-ati lo dijalan!" seru Andy.
"Siap, semangat kerjanya!" setelah Andy sudah menghilang dari hadapannya, Thony langsung masuk ke dalam mobil lalu segera mengemudi.
"Assalamualaikum," Andy membuka pintu restoran, sambil celingukan melihat keadaan.
"Waalaikumsalam! Aaaa!?!!" tiba-tiba para pegawai jejeritan, membuat Andy menjadi panik.
"A-ada apa ?" tanya Andy kebingungan.
"Rezeki anak baru ya gini nih, lihat!" Fadil, yaitu nama pegawai yang menempati bagian kasir,waktu itu menyambut Andy pertama kali.
Fadil meletakkan nota di meja kasir, lalu Andy mendekat perlahan untuk melihat nota itu.
"Wow!" gumam Andy.
"Wow wow aje lu! Ini pesenan, nah disitu udah ada masing-masing alamatnya. Nah lo antar semua, oke?" ujar Fadil.
"Wih, oke! Siap! Mana bang pizzanya?"
"Ya di dapur dong, tanya sama yang buat. Udah jadi apa belumnya," jawab Fadil.
"Oh oke bang siap!" Andy begitu bersemangat. Ini adalah hari pertama dia bekerja, semangatnya begitu membara.
Berbagai macam jenis pizza Andy bawa lalu mengeluarkannya untuk dia masukkan ke dalam box yang ada di sepeda motor untuk delivery. Andy menata perlahan, supaya tidak ada yang lecet sedikit pun.
Udara dingin rasanya begitu menusuk, Andy menyusuri gelapnya malam dengan diterangi cahaya lampu jalanan. Dia mengantarkan pizza itu sesuai dengan alamat yang akan dituju, kurang lebih 10 alamat yang sudah ada di list.
"Semangat semangat," Andy menyemangati dirinya sendiri.
Alamat satu demi satu telah didatangi oleh Andy, hingga akhirnya tersisa 1 alamat rumah. Ketika dia melaju mencari rumah itu, saat melewati halte bus. Dari kejauhan, sekilas dia melihat perempuan itu lagi!
Perempuan itu sedang duduk di halte dengan wajah yang begitu murung, entah itu menunggu bus datang atau hanya melamun untuk sekedar menenangkan diri.
Melihat itu perasaan Andy berperang tak karuan, ingin sekali menghampiri namun apakah mungkin perempuan itu mengingat wajah Andy?
Ingin sekali Andy menghibur, tetapi pekerjaannya harus diselesaikan. Jadi dia pun meninggalkannya, Andy berharap ketika setelah mengantarkan sisa pizza perempuan itu masih ada.
Tidak memakan waktu yang lumayan lama, kurang lebih 20 menit. Setelah Andy mengantarkan pizza, dia kembali ke halte tersebut. Dan harapannya pun musnah, perempuan itu sudah tidak lagi duduk disitu. Jejaknya telah hilang.
Ya bagaimana lagi, sudah terlanjur. Andy terus menerus berdoa supaya bisa dekat dengannya, dan sepertinya Tuhan sudah mulai mengabulkan doanya sedikit demi sedikit.
"Assalamualaikum. Andy pulang!" Andy telah pulang.
"Waalaikumsalam," beda seperti biasanya. Yang membukakan pintu untuk Andy adalah papanya.Hari ini shift papanya berakhir lebih cepat, jadi bisa berada di rumah.
"Loh, papa udah pulang," ucap Andy lalu mencium punggung tangan papanya.
"Lagi sibuk urusan sekolah ya? Hm.. oh ya besok pagi anterin Febri ya nak, kan sekalian kamu berangkat sekolah. Nggak masalah kan?" tanya papa ketika Andy sudah masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE
Teen FictionShandy Maulana, biasa dipanggil Andy. Masa SMA yang seharusnya dia gunakan untuk bersenang-senang bersama teman, tidak bisa dia lakukan. Karena dia memiliki masalah yang lumayan rumit di dalam keluarga. Dia tidak terlahir di keluarga kaya raya, teta...