"Febri...." panggil Andy ketika masuk ke kamar Febri yang pintunya terbuka lebar. Dia menyapa adiknya itu dengan ekspresi begitu senang.
"Ada apa, kak?" tanya Febri.
"Udah makan belum?"
"Udah kok kak," Febri mengangguk dengan asik membaca kata demi kata buku yang sedang dia pegang.
"Yaudah, kalau gitu aku temenin Febri belajar aja ya?" ujar Andy.
"Iya kak," Febri menurut.
Andy tersenyum simpul, dia segera duduk disamping Febri. Membantunya jika Febri mengalami kesulitan dalam mencerna pelajaran.
Dengan refleks, Andy memeluk Febri dari belakang dan mengusap puncak kepalanya berulang kali.
"Kenapa kak? Tumben," ucap Febri begitu jujur. Karena, biasanya Andy tidak pernah seperti ini. Yang dia lakukan hanya mengomeli Febri berulang kali.
"Pengen peluk aja," bisik Andy. Tersenyum simpul sambil menahan air mata.
"Feb, maafin kakak ya? Maaf kalau selama ini kamu merasa belum bahagia. Kakak janji, segera bakal ngubah hidup kamu. Lebih tepatnya ngubah keadaan keluarga kita. Doain kakak terus ya Feb?" Andy sesenggukan. Dia tidak bisa menahan tangisnya, air matanya pecah.
Diaa masih memeluk Febri lalu menutup matanya dengan menunduk dipundak Febri."Kakak nangis? iya Febri mah selalu berdoa!" jawab Febri begitu tulus. Entah dia mengerti atau tidak maksud dari Andy, tetapi Andy sudah merasa senang dengan jawaban Febri barusan.
"Makasih banyak!" Andy terharu, dia menangis lagi sesenggukan. Dan memeluk Febri dengan erat sembari mengusap rambut Febri berkali-kali.
"Sama-sama kakak Andy," jawab Febri menganggukkan kepala. Tetapi, karena Andy memeluknya terlalu lama dia semakin risih. Dia bersikeras melepaskan pelukan supaya belajar dengan leluasa.
**********
Kegiatan pembelajaran di sekolah telah dilaksanakan, sekarang waktunya untuk pulang. Namun Andy teringat bahwa dia harus mentraktir Thony sebagai tanda terimakasih.
"Eh! Thony!" Andy menepuk pundak Thony dari belakang ketika Thony sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Kebiasaan, ngagetin mulu lo!" Thony berdecak kesal.
"Gue nggak naik motor. Nebeng dong," pinta Andy.
"Tumben. Mau ada ape nih?"
"Gue beliin makanan. Bebas pilih apa aja!" jawab Andy.
"Beneran? Oke gas! Gue bawa mobil," Thony menyetujuinya sambil mengacungkan kedua ibu jari.
"Wih mantap. Gue bisa tidur," ujar Andy.
"Tidur mulu kerjaan lo. Yaudah kalau gitu ikut nggak ke parkiran?" tanya Thony.
"Iya lah."
Andy tidak mau ribet untuk masuk ke dalam parkiran mobil siswa, jadi dia memilih untuk duduk di taman yang letaknya tidak jauh dari parkiran menunggu Thony keluar.
Ketika dia duduk, ternyata dia baru menyadari kalau tepat di hadapannya terdapat perempuan yang pernah tidak sengaja dia tabrak waktu itu. Meskipun berhadapan, jarak mereka lumayan jauh.
Andy menatap perempuan itu terus menerus, sepertinya dia terlihat sibuk menggambar. Banyak sekali kertas-kertas yang berasal dari sketchbook mengelilinginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE
Genç KurguShandy Maulana, biasa dipanggil Andy. Masa SMA yang seharusnya dia gunakan untuk bersenang-senang bersama teman, tidak bisa dia lakukan. Karena dia memiliki masalah yang lumayan rumit di dalam keluarga. Dia tidak terlahir di keluarga kaya raya, teta...