Pada jam istirahat, perut Andy berbunyi begitu nyaring. Rupanya Andy kelaparan, dia pun memutuskan untuk pergi ke kantin sendiri mencari camilan.
Ketika Andy dalam perjalanan menuju kantin, tiba-tiba guru pembimbing ekstra teater memanggil dirinya. Yang membuat dirinya otomatis untuk berhenti.
"Andy!"
"Eh ibu, ada apa?" Andy berbalik badan, lalu menghampiri Bu Layla.
"Ekstra kalian udah sering latihan kan? Drama atau apapun itu?" tanya Bu Layla.
"Emm.. udah sih bu," Andy mengangguk.
"Kalian latihan drama apa?" tanya Bu Layla."Untuk saat ini kita latihan drama Cinderella bu," jawab Andy mengingat-ingat.
"Oh ya? Yaudah kalau gitu empat hari lagi tampil ya! Ada orang dari dinas pendidikan bakal ada kunjungan di sekolah kita, ibu harap ekstra teater jadi hiburan nantinya! Oke?" ujar Bu Layla to the point.
"Hah? Mendadak banget bu? Belum juga cari kostumnya. Dana ekstra kita belum cukup bu buat sewa-menyewa kostum gitu," Andy menjelaskan yang sebenarnya terjadi.
"Udah, kamu tenang aja! Biayanya ibu yang nanggung," Bu Layla menepuk pundak Andy dengan pelan.
"Beneran bu?" mata Andy begitu berbinar. Dia memastikan sekali lagi.
"Iya, yaudah habisini kasih tahu teman-teman. Latihannya di mantepin lagi, oke?"
"Oke bu. Kalau gitu saya pamit," Andy mencium punggung tangan Bu Layla.
"Iya."
Saat kembali ke kelas, Andy segera duduk di hadapan Thony untuk mengabari sesuatu.
"Bro, nanti gue pulang telat! Tinggal aja nggak apa," ucap Andy sambil mengunyah roti bakar.
"Ngapain lagi lo? Sibuk amat deh," protes Thony.
"Latihan teater lah, mau ngapain lagi gue. Oh ya! Gue kasih bocoran nih, lo pasti suka banget," Andy berbisik.
"Ha? Apaan? Ada cewek cantik?" ucap Thony antusias.
"Cewek aja pikiran lo! Bukan!" dengan refleks Andy mengambil buku lalu memukulkannya ke kepala Thony.
"Ya , terus apaan?" Thony semakin penasaran.
"Empat hari lagi, ada acara penyambutan orang dari dinas pendidikan. Jadi kayaknya bakalan jamkos, suka kan?" ujar Andy menjelaskan.
"Heh! Iya suka banget!" suara Thony begitu menggelegar. Namun Andy memberikan isyarat agar berita ini tidak terlalu disebar luaskan.
"Makanya itu gue latihan bambang," celetuk Andy.
"Oh gitu. Oke deh," Thony mengangguk mengerti.
**********
Latihan teater kali ini sangatlah ekstra, jadi rasa lelah semakin terasa. Namun Andy masih tidak bisa diam, dia harus mengunjungi lowongan pekerjaan yang dia ketahui dari Thony. Yaitu di tempat penyewaan novel atau apapun itu, yang tempatnya tidak jauh dari Dino Pizza.
"Semangat! Semangat!" Andy bermonolog. Karena tidak ada yang bisa menyemangatinya, yang bisa menyemangatinya tentu saja dirinya sendiri.
Andy mematikan mesin sepeda motornya, lalu memandang tempat itu. Menurutnya begitu unik, sebelumnya dia belum pernah mengunjungi tempat seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE
أدب المراهقينShandy Maulana, biasa dipanggil Andy. Masa SMA yang seharusnya dia gunakan untuk bersenang-senang bersama teman, tidak bisa dia lakukan. Karena dia memiliki masalah yang lumayan rumit di dalam keluarga. Dia tidak terlahir di keluarga kaya raya, teta...