Semenjak kejadian di rooftop tempo hari, Jake sedikit membatasi interaksi nya dengan Sunghoon. Saat penyelidikan kasus Jiyoon, Jake sempat di interogasi polisi. Namun, untungnya ia tidak ditetapkan sebagai tersangka.
Bunyi musik disko diputar dengan volume kencang, Seakan-akan ingin menghancurkan gendang telinga sang pendengar. Jika kalian mendengar alunan musik seperti ini, pasti kalian akan menutup telinga kalian dengan tangan bukan?
-Jangan bilang engga, orang kalo dateng ke kondangan aja belum sampe ke tempat speaker kalian udah tutup telinga. Yakan? Sama aja kayak gue.-
Tapi beda lagi kalo Jake dan pengunjung club Night Butterfly. Yap, benar Jake sekarang lagi ada di club yang selalu ia kunjungi saat dia merasa stres, butuh pelampiasan. Tapi bukan dengan bermain dengan jalang penggoda disana. Akan tetapi ia melampiaskan ke-stresan-nya dengan meminum minuman yang tersaji disana.
"Ah ternyata bener tebakan gue." Ucap Jay.
"Loh Jay. Tumben lo kesini?" Tanya Jake heran.
"Seharusnya gue yang tanya Sim Jaeyoon." Kata Jay sembari duduk di hadapan Jake.
"Karena seorang Jake sim jarang untuk datang ke club, jika dia tidak dalam keadaan stres. Iya bukan." Lanjut Jay.
Jake yang ditanya bingung harus menjawab seperti apa. Mau bercerita ke Jay tapi takut Jay gak percaya.
Sedekat dekat nya ia dengan seorang Jay park tapi, Jake rasa Jay tidak akan mudah percaya dengan apa yang akan ia katakan. Terlebih lagi jika Jay dan Sunghoon itu sepupuan.
Jake tersentak kaget saat ia merasakan tepukan di bahu sebelah kanannya.
Ternyata Jay yang melakukan hal itu karena ia melihat Jake tiba-tiba melamun ketika ia selesai bertanya.
"Why? Kalo mau cerita, cerita aja. Gue dengerin cerita lo." Tukas Jay.
Hah, Jake nyerah, rasanya ia ingin menceritakan kejadian saat Jiyoon terbunuh itu.
Jake akhirnya memilih untuk menceritakan hal tersebut kepada Jay. Masalah percaya atau gak ia tak peduli yang terpenting hatinya lega aja.
Setelah bercerita, Jay tidak terkejut sama sekali. Bahkan ia sekarang tengah tersenyum manis, seolah olah ini bukan hal luar biasa.
"Lo kenapa senyum kek gitu anjirr. Lo gak kaget apa?" Heran Jake.
"Buat apa gue kaget kalo gue udah tau dari awal?" Balas Jay.
Niatnya Jake bercerita itu bukan untuk mendengar rahasia besar seperti ini. Jake berdiri menjauh dari Jay, takut jika Jay juga memiliki jiwa psikopat seperti Sunghoon.
"Tenang Jake, gue gak bakal ngapa-ngapain lo kok." Kata Jay menenangkan.
"Mungkin." Lanjutnya.
Mendengar hal itu, Jake membulatkan manik hitamnya. Tak percaya jika Jay mengatakan hal tersebut.
Jay yang melihat ekspresi yang ditujukan Jake, sontak tertawa. Apa apaan dengan ekspresi nya itu? Apa perkataan nya terlalu menakutkan sehingga Jake menatap nya seperti itu?
"Oke gue cuma bercanda Jake. Gak seru ah, lo mainnya kagetan." Ucap Jay yang masih menahan tawanya agar tidak mengganggu yang lain. Ingat ini masih di club.
"Jadi boleh ceritakan maksud lo yang tadi Park Jongseong!" Pinta Jake seolah hal barusan tidak pernah terjadi.
"Gini, mungkin lo orang pertama yang tau kalo gue masuk organisasi mafia, setelah Sunghoon sama Daniel tentunya."
"Organisasi mafia?" Ulang Jake. Entah hilang kemana otak pintarnya sekarang. Kenapa ia jadi selemot ini?
"Lo pasti tau bukan organisasi Dark Killer?"
Jay dapat melihat jika cowok dihadapan nya sekarang tengah menganggukkan kepalanya. Tanda tau akan hal itu.
"Ya, itu organisasi yang pernah gue ikuti. Dan ketua dari organisasi itu Sunghoon. Park Sunghoon anak dari Ceo terkenal di Eropa, Park Chanyeol dan desainer terkenal, Do Kyungsoo."
"Lo pasti gak percaya Jake, tapi ini yang sebenarnya. Organisasi mafia tersadis di Korea dan seluruh dunia itu sekarang dipimpin sama sepupu gue sendiri. Murid baru yang udah buat keresahan disekolah."
Ah dunia emang sebercanda ini, Jake bingung kenapa ia harus mendengar hal se gila kayak gini.
Seketika Jake jadi penasaran akan satu hal. Tanpa membuang waktu Jake bertanya pada Jay tentang apa yang ia pikirkan sekarang.
"Jadi kalo lo udah tau pelakunya itu Sunghoon, kenapa lo diem aja pas ada mayat di sekolah?"
"Terus gue harus gimana? Berubah jadi Yeen? Atau gue harus kayang kayak Jin tomang? Apa kalo perlu nangis-nangis kek di sinetron Suara hati janda?"
Tanyanya apa jawabnya apa. Siapapun tahan Jake buat gak nonjok pemuda di depannya ini. Salah Jay juga sih, orang udah tau Jake serius, eh malah bercanda. Kek bang doi.
-Sedih aku tuh-
Melihat Jake menatap dirinya dengan muka datar, sedatar tembok alun-alun, Jay langsung merubah mimik wajahnya menjadi serius.
"Ekhm, karena lo udah tau rahasia dari Sunghoon, gue yakin kalo Sunghoon gak bakal ngelepas lo dengan mudah Jake." Ucap Jay mengingatkan.
Perkataan Jay emang ada benar nya juga, karena Sunghoon juga sempat mengatakan hal sedemikian rupa saat di rooftop beberapa hari yang lalu.
"Tapi lo tenang aja selama lo gak buat risih atau apapun yang buat Sunghoon marah, lo bakal hidup damai kok." Lanjutnya.
"Gue pamit Jake, ada urusan. Jaga sikap itu sama dengan umur lo panjang."
Usai mengatakan hal itu, Jay mengambil kunci mobil miliknya dan berjalan keluar untuk kembali ke apartemennya. Meninggalkan Jake dengan segala pemikiran diotak pintarnya.
Tbc!!!!!
Tau ah, bingung nulis alur.
Pokoknya jangan lupa voment.
Babay chingu❤
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I | SungJake [SLOW UPDATE]
FanfictionKetidaksengajaan Jake karena mengetahui siapa dalang dari kejadian-kejadian pembunuhan yang telah terjadi di Be:lift High School membuat Jake harus berurusan dengan psikopat tersebut. "Lo gak bisa kabur dari gue Jake" "Dasar Psikopat" BxB area Homo...