Part 10. Sheryl dan Jogjanya

94 26 26
                                    

Langit biru tergelar cerah di bumi Jogja. Panas terik terasa begitu indah, jika dinikmati dengan hati yang bungah.

Namun, tak semua orang menyukai terik yang menyengat. Mengatakan jika terik hanya menambah penat. Padahal, nyatanya cuaca terik adalah sebuah nikmat, dan bukan bagian dari laknat.

Hari ini, Maul pergi ke Jogja menemui gadis yang mulai mencuri hatinya. Dari kejauhan ia menemukan sosok yanh tengah duduk di salah satu bangku. Sesekali sang gadis mengerjapkan kelopak, membuka dan menutup membuat bulu mata lentik tanpa maskara itu naik turun.

"Mentang-mentang putih, terus panas-panas gitu? Menantang matahari?" ucap Maul.

Sheryl menoleh. Sosok berperawakan proporsional mendekat. Tubuh atletis itu terbalut kaos bertuliskan 'lupakan mantan, hapalkan Al Qur'an'.

"Kaosmu, Ul. Kesindir banget gue," protes Sheryl sambil tertawa.

Maul tertawa. "Ini hadiah ulang tahun gue dari Rayhan. Brengsek kan dia?"

"Sad boy dan Sad girl jadi temen nih." Sheryl menggeser tubuhnya, membiarkan pria itu duduk di sampingnya.

"Jadi temen hidup juga boleh," sahut Maul.

Sheryl tak menanggapi candaan Maul.  Kedua sahabat itu saling bertemu, setelah sejak bulan lalu mereka tak saling tatap muka.

"Gue balikin buku Lu, Ul. Makasih ya. Semoga nanti gue keterima. Pengen banget deh kerja di sana. Itu impian gue, bisa jadi news anchor di TV."

"Jadi, lu mau pergi ke Jakarta?"

Sheryl mengangguk. "Sahla udah ada yang jagain. So, aku bisa pergi dengan tenang."

Mendengar nama Sahla, wajah Maul berubah. Sheryl menyadarinya.

"Bestie, heeey, jangan gitu ih. Emang kalau denger nama mantan itu kayak perih perih enyoy tapi kita harus kuat."

Suasana siang di Malioboro kali itu cukup lengang. Meski di beberapa tempat terlihat ramai pengunjung.

"Mas! Mas! Sini!" panggil Sheryl ke seorang pengamen.

"Ngapain Sher?" tanya Maul heran.

"Ada apa Mbak?"

"Nih, aku kasih ini. Nyanyiin satu lagu buat temenku nih yang lagi galau."

"Apa Mbak?"

Sheryl membisikkan sesuatu. Kemudian orang itu mengangguk, dia mengajak temannya yang lain.

"Sher jangan bikin malu ya, awas lu!" ancam Maul. Pria itu sudah hafal dengan tingkah nyeleneh sahabatnya.

Sheryl meringis, dia mengeluarkan kamera dari tasnya dan memasang di tripod mini yang sengaja ia bawa setiap kali pergi. Berjaga jika ada sesuatu yang bisa ia jadikan konten.

"Sher, awas ya lu, gue geplak kalau lu bikin konten aneh-aneh!" Maul mulai panik.

Sementara Sheryl tertawa. Tiga pengamen tadi mulai beraksi dan Sheryl mengabadikannya. Dia pun untuk pertama kalinya sejak beberapa minggu, mengunggah video live di laman sosial medianya.

"Aku titipkan dia ... Lanjutkan perjuanganku tuk nya ... Bahagiakan dia ... Sayangi dia ... Sepertiku menyayanginya ...."

Lantunan lagu itu membuat Sheryl ikut bernyanyi. Maul pun pada akhirnya ikut menikmati. Keduanya saling menertawai kesakitan hidup mereka masing-masing.

FROM ALIF TO YA' (OPEN PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang