Chapter 1

457 39 4
                                    

Happy Reading....
.

.

.

.

"Mikasa!"

Suara nyaring terdengar hingga keseluruh bagian rumah memanggil gadis bersurai raven bernama mikasa.

"iya!"

Mikasa yg tadinya masih membaca lembaran lembaran kertas itu,segera memasukkannya ke dalam amplop dan bergegas turun ke lantai bawah, ke tempat ibunya memanggil.
Sesampainya, ia melihat sang ibu berada di ruang tamu bersama seseorang yang ia kenal 'eren'.

"Mikasa, kau lama sekali" cetus eren saat melihat kedatangan mikasa.

"iya, eren sudah datang dari tadi loh" sambung sang ibu. Sedangkan mikasa hanya diam dan mengangguk saja.

"bisakah kita pergi sekarang?"
baru saja eren mengangkat gelas berisi jus yang disediakan oleh ibunya mikasa,gelas itu malah terhenti di bibirnya karna ucapan gadis itu.

"setidaknya tunggu aku meminum ini" ucap eren datar.

Tak lama,mereka melengang pergi setelah berpamitan dengan sang ibu ackerman.
Hari ini, eren menepati janjinya untuk mengantar mikasa berkeliling lagi untuk mencari pekerjaan sebelum ia berangkat kuliah.

Ya, eren masih seorang mahasiswa
yang merupakan anak dari pasangan yeager. Jelas kastanya lebih tinggi dari keluarga mikasa saat ini.
Keluarga yeager terkenal memiliki perusahaan terbesar selain marga ackerman maupun arlert.

Jika kalian berfikir kenapa mikasa tidak bekerja saja di perusahan milik keluarga eren sayang sekali, perusahan yeager sebagian besar berdiri di bidang properti dan mikasa tidak punya pengalaman secuil pun di bidang itu.

Sejak ayah mikasa meninggal karna kecelakaan kerja, mikasa yang berumur 14 tahun harus hidup berdua saja bersama sang ibu yang bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran.
Dulu keluarga mikasa juga pernah tersohor memiliki perusahaan yg berdiri kokoh, sebelum semuanya hancur setelah kepergian sang ayah.

Sungguh, ia tak mau lagi mengingat semua tragedi itu.
Jika saja sang ibu mengizinkan, ia pasti akan menggantikan pekerjaan ibunya menjadi pelayan. Namun sayangnya itu tidak akan pernah terjadi.
Bagi nyonya ackerman, mikasa terlalu berharga jika harus menjadi seorang pelayan.

Sudah hampir 2 jam eren dan mikasa berkeliling kesana kemari,mendatangi setiap kantor yg terjangkau mata, namun sayangnya niatnya selalu ditolak karna alasan yg hampir sama
'tidak membutuhkan karyawan baru '

"Mungkin aku akan membicarakan hal ini pada ayah" eren memulai pembicaraan untuk memecah keheningan yg terjadi di dalam mobil.

"itu tidak perlu"

"kau benar-benar keras kepala sekali mikasa"

"Aku tidak akan berguna disana,eren"

Hampir putus asa, mikasa sudah tidak tau lagi harus bagaimana.
Sebenarnya ada beberapa perusahaan lagi yg belum ia kunjungi namun, karna itu termasuk salah satu kantor terbesar di jepang jadi membuatnya ragu untuk menawarkan diri untuk bekerja disana.
Yah pasti peluang ditolaknya jauh lebih besar.

"Eren, sebaiknya kau berangkat saja"
Mikasa membuka ponselnya dan waktu menunjukkan pukul 10

"Kau yakin? Setidaknya aku akan mengantarmu pulang" ucap eren menyakinkan. Namun mikasa hanya menggeleng.

"tidak perlu, aku bisa pulang sendiri. Lagipula ada tempat yang ingin aku kunjungi"

"Hhh.. Yasudah , kabari aku kalau kau sudah diterima"

Setelah menepi di depan toko souvenir, mikasa turun sambil masih mendekap amplop berisi surat lamaran kerjanya.

"Terima kasih, eren"

"Segera hubungi aku kalau ada apa-apa"

"baiklah..."

Mobil melesat dengan cepat meninggalkan mikasa yg masih berdiri di depan toko.
Sepertinya tadi eren tak sadar kalau disebrang jalan tempatnya memberhentikan mobil adalah tempat berdirinya perusahaan Ackerman yg terlihat megah dengan Tulisan K.Ackerman yang mencolok di depan gedung.

"sepertinya layak untuk di coba" batin mikasa.

Setelah memastikan jalanan aman untuk disebrangi, mikasa bergegas menuju gedung itu.
Di depan gerbang, ada seorang penjaga yang menatap mikasa dari atas sampai bawah dengan tatapan lekat sampai tak berkedip astaga, apa orang-orang disini tidak pernah melihat wanita cantik?

Entah ini hari keberuntungannya atau memang hanya kebetulan. Saat mikasa akan memasuki tempat itu di depan jendela kaca besar terdapat tulisan lowongan pekerjaan.
Membuatnya sedikit merasa lega, yah setidaknya ia punya alasan kenapa orang sepertinya datang melamar pekerjaan disini.

Baru saja melangkah masuk, mikasa terpukau dengan bagian dalam kantor ackerman itu yg terlihat mewah dan megah.
Wanita dan pria berlalu lalang disana dengan pakaian formal dan rapi.

Ia melangkahkan kakinya lebih dalam dan akhirnya sampai di tempat dimana terdapat meja besar dengan beberapa karyawan wanita disana.

"Permisi" mikasa mulai memanggil salah satu dari mereka.

"Ya? ada yg bisa saya bantu nyonya?" ucap ramah wanita itu, tak lupa dengan senyum manisnya.

"Saya ingin melamar pekerjaan disini"

"ah iya, bisa tunjukkan surat lamaran anda?"

Mikasa menyerahkan amplop yang sedari tadi ia pegang.
Setelah membaca nama mikasa ackerman di sampul amplop coklat seketika wanita itu terkejut.

"ackerman?" batin wanita itu.
Tak lama wanita itu terlihat seperti menelfon seseorang yang di panggil 'pak' olehnya.

Setelah diminta untuk menunggu, mikasa akhirya diminta untuk naik ke lantai 8 tak lupa dengan surat-surat miliknya.

"Aneh" gumamnya.
Tentu mikasa menyadari keterkejutan wanita itu setelah membaca namanya, apalagi tanpa di beritahu diterima atau tidak ia malah diminta untuk keruangan bos disini.

Oh ayolah marga yang sama menurutnya itu hanya kebetulan, itu hanya sebuah nama.

.

.

.

TBC...

Maaf Kalo ff ini sama gajenya seperti di sebelah o (╥﹏╥)o

Love you buat yg udah baca❤

𝐌𝐢𝐝𝐝𝐥𝐞𝐦𝐢𝐬𝐭 ꨄ [Levi X Mikasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang