Chapter 2

307 32 24
                                    

Happy Reading..
.
.

.
.

Setelah diberitahu untuk naik ke lantai 8, mikasa bergegas menuju lift.
Tak berapa lama, mikasa sampai
Ia berjalan menelusuri lorong lorong yang terdapat banyak ruangan berjejer dikiri dan kanan.

"Ackerman.." gadis itu membaca satu persatu papan nama di pintu berharap menemukan nama yang ia cari.
Dan ya! Ruangan paling ujung yg terlihat paling besar akhirnya ketemu.

*tuk..tuk..tuk..*
Tanpa basa basi mikasa mengetuk pintu itu dengan pelan.

"Masuk"

Terdengar sahutan seseorang dari dalam mengintrupsi gadis itu untuk membuka pintu dan melangkah kedalam.

"Permisi" ucap gadis itu sambil membuka pintu.

"Ya"

Hal yang pertama mikasa lihat adalah sofa kerja yang menghadap ke kaca diluar sana
bagian belakang kursi itu yang menyambut kedatangan mikasa, membuatnya tidak bisa melihat siapa wajah tuan besar yang sedang duduk dikursi yang terlihat mahal itu.

Ia berjalan lebih dekat.
"Permisi,saya mikasa " ucap mikasa lagi

Dan set..kursi itu berputar, menampakkan seorang pria tampan rupawan dengan garis wajah yang sempurna, tatapan datar dengan aura dingin yang seolah menyeruak mengelilinginya.

"Nona ackerman?" tanya pria itu dengan suara baritone yang khas.

"Benar"

"Kau ingin bergabung dengan perusahaanku?"

"benar sekali tuan, apa saya diterima?" tanya mikasa sarkas tanpa basa basi.

"tergantung, apa yang kau bisa?"

Mikasa menyerahkan lembaran-lembaran kertas yang masih terbungkus amplop.
Pria itu sempat melirik mikasa sebelum membuka dan membaca kertas-kertas itu dengan seksama.

"Baiklah nona ackerman kau diterima"

"Benarkah?" tanya mikasa dengan nada yang terdengar cukup girang. Jelas itu disadari oleh pria didepannya itu.

"Ya"

"Terima kasih tuan, saya akan bekerja sebaik mungkin"
Wajah mikasa terlihat sedikit merona mungkin karna perasaanya yg senang mendengar ia diterima. wajah manis itu terlihat semakin cantik membuat pria dihadapnnya itu ikut tersenyum tipis sangat sangat tipis hingga mungkin tidak akan mungkin disadari oleh siapapun.

"kau bisa mulai bekerja hari ini, tanyakan tugas dan jadwalmu pada karyawan dibawah. Dan kau boleh pergi"

"Baik, kalau begitu saya permisi tuan"

"levi. Namaku levi"

"baik"

Setelah mikasa keluar pria yang bernama levi itu berdiri dari kursinya .
Ia merogoh ponsel dari saku jas nya untuk segera menghubungi seseorang.

"Sepertinya aku sudah menemukan orang yang tepat"

----
Hari menjelang sore , awan jingga mulai menghiasi kota sina.
Suara klakson mobil yang berlalu lalang di jalan mulai terdengar riuh dan saling bersautan.
Begitu pula dengan taksi yang akan mengantar mikasa pulang.

Setelah 1 hari bekerja rasanya ia masih memiliki 100% tenaganya. Mungkin karna rasa senangnya ia tak merasa lelah sedikitpun.
Jika saja ia diminta lembur dihari pertama ia sama sekali tidak keberatan untuk melakukannya.

"Drrrt...drrrttt..." dering ponsel mikasa berbunyi membuat mikasa mengalihkan perhatiannya dari sibuknya jalan.
Ia merogoh ponsel ditasnya dan membuka pesan yang masuk.

𝐌𝐢𝐝𝐝𝐥𝐞𝐦𝐢𝐬𝐭 ꨄ [Levi X Mikasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang