Chapter 11

220 21 1
                                    

Happy Reading...

"Kau yakin sudah membacanya?"
levi meletakkan kacamatanya ke atas meja dan berjalan menghampiri mikasa yang sudah berdiri di hadapannya.
ia mengajak mikasa duduk di sofa yang berada di ujung ruang kerja yang saat ini hanya ada mereka berdua disana.

"Saya yakin sudah membacanya, dan saya menyetujuinya"

dengan sopan mikasa menyerahkan map berisi kertas putih yang sudah ia tandatangani.
tentu saja hal itu membuat levi tersenyum, membuat mikasa yang melihatnya terpukau dengan wajah tampan di hadapannya ini.
sangat jarang atau tidak pernah sama sekali ia melihat bosnya tersenyum seperti saat ini.

karna hal itu rupanya malah membuat mikasa ikut tersenyum dengan sedikit rona merah yang muncul di pipinya.

"Kami akan datang ke rumahmu malam ini, mikasa. apa kau keberatan?"

mikasa menggeleng.
setelahnya ia melihat levi bangkit dari duduknya dan berjalan memutari meja guna duduk di sebelahnya. gugup? tentu saja! apa yang akan pria ini lakukan dengan duduk di sebelahnya dan menatap wajahnya sampai seperti itu?.

mikasa diam menunduk, guna menyembunyikan rasa gugupnya saat tangan levi terulur, menyentuh ujung rambutnya dan menyelipkannya ke belakang telinga mikasa. jantungnya berdegup kencang. telinganya terasa memanas tatkala tangan levi meraih dagunya, membawa matanya menatap pria di sebelahnya itu.

"Levi?" lidahnya terasa kelu saat tangan levi beralih menyentuh pipinya, menatapnya dengan tatapan lembut.
namun suara mikasa seolah menolak keluar,terasa seperti tercekat di kerongkongan saat merasakan wajah levi yang begitu dekat. sangat dekat,hingga ia menahan nafasnya.

sapuan nafas yang meniup wajah mikasa, membuatnya refleks menutup mata, merasakan benda kenyal yang hangat menempel pada bibirnya.

ia tidak bisa menolak atau sejujurnya tidak ingin menolak.levi meraih tengkuk mikasa guna memperdalam ciuman mereka.

tangan mikasa bergerak mendorong bahu tegas levi, namun pria itu menahannya membuat mikasa sedikit tersentak saat merasa bibir bawahnya di gigit kecil.

"Ngh" mikasa merasa tengkuknya semakin di tekan kuat.ia sedikit membuka mulut saat di rasa udara di sekitarnya semakin menipis.
hal itu membuat levi mencuri kesempatan menyusupkan lidahnya meminta akses lebih.

keduanya sudah sama sama terbuai dalam canduan ini. bahkan, mikasa sudah tidak memikiran apa yang ia lakukan salah atau tidak.
mungkin akan lebih baik jika ia bisa jujur pada dirinya sendiri,bahwa ia memang sudah jatuh cinta dengan bosnya yang terkenal dingin serta emo ini.

saliva mengalir dari ujung bibirnya saat lidah levi dengan lihai mengobrak abrik mulut mikasa, mengajak lidahnya menari, mengabsen setiap deretan gigi di sana.
dada mikasa terasa semakin sesak hingga ia sedikit kesulitan untuk bernafas.

dengan sekuat tenaga ia melepas tangannya dari cengkraman levi,dan mendorong pria itu dengan wajah sayu. entah karna efek ciuman itu atau karna kurangnya pasokan oksigen di paru parunya.

levi dengan rela melepaskan mikasa, menatap gadis di hadapannya ini yang tengah berusaha bernafas dengan normal.
tangan levi mengusap sudut bibir mikasa yang basah.
melihat mikasa yang nampak begitu manis membuatnya menyeringai, sedangkan wajahnya sendiri nampak begitu tenang, tetap tampan namun sedikit lembut.

"Hah.."
astaga, mikasa tidak bisa menatap mata levi. sungguh,ia terlalu malu dan canggung untuk melakukannya.

"Mikasa" panggil levi

yang di panggil perlahan menatap levi perlahan, dan ya ia sangat terkejut karna sesaat setelahnya levi menarik tubuhnya membawanya dalam dekapan pria ackerman itu.

𝐌𝐢𝐝𝐝𝐥𝐞𝐦𝐢𝐬𝐭 ꨄ [Levi X Mikasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang