Chapter 10

197 23 5
                                    

Selamat membaca...

Sebuah mobil sport merah berhenti di depan rumah mikasa, setelah menutup ponsel yang menampilkan kontak disana yang sudah ia hubungi bebebapa kali, eren turun dari mobil sambil berdecak kesal.
pasalnya sudah 20x panggilannya di abaikan oleh mikasa. entah apa yang terjadi pada gadis itu-eren merasa mikasa pasti sudah di cuci otaknya oleh levi.

"Oh mikasa bilang mau mampir ke tempat temannya sepulang kerja, apa dia tidak memberitahumu?"
ibu mikasa duduk di sofa bersama eren yang tak henti hentinya menggerutu sejak masuk tadi.

"Dia bahkan tidak menjawab panggilanku" ucap eren lagi sambil mengehela nafas dan bersandar malas di sofa menatap langit langit ruangan.

Di tempat lain..

Mikasa mengerjapkan mata beberapa kali ketika mendengar ucapan kenny yang duduk di hadapannya. pria itu memegang secangkir kopi sambil menyesapnya beberapa kali dan kembali melanjutkkan obrolannya dengan mikasa.
Nampak kenny tersenyum kecil setiap kali melihat respon mikasa yang terlihat gugup namun lucu.

"Jadi bagaimana? apa kau tidak keberatan jika kami datang ke rumahmu?" tanya kenny tanpa basa basi kembali membuat mikasa tersentak.

"Oi" levi menatap sinis kenny yang duduk di sebelahnya. astaga mahluk tua bangka ini bisa membuat mikasa merasa tidak nyaman karna pertanyaan bodohnya itu.

lagipula, levi pikir obrolannya tidak akan serumit ini. bukankah kenny bilang hanya ingin mengenal mikasa? lalu kenapa yang di bahas malah sampai kemana mana?
Suasana begitu canggung, mikasa menatap pantulan dirinya sendiri di cangkir teh yang ia pegang. ia tidak tau harus menjawab apa.
mikasa tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

beberapa menit yang lalu ia bersama levi dan melakukan hal yang seharusnya tidak terjadi. lalu tiba tiba pria di hadapannya yang mengaku paman levi ini malah bertanya apakah mikasa menyukai levi? apa mikasa bersedia menikah dengan levi? dan apakah mikasa mengizinkan mereka datang kerumah?

Genggaman tangan mikasa pada cangkir teh makin mengerat.
ia sangat gelisah. melihat hal itu, levi berdecak karna sudah tidak tahan lagi melihat kecemasan yang di rasakan mikasa.
dan lagipula, mahluk di sebelahnya ini sudah menganggu waktunya bersama mikasa di taman tadi.
tch jika saja tidak ada gadis itu di sini ia pasti sudah menendang pantat orang itu untuk menyingkir dari atas sofanya.

"Kau ingin pulang? aku akan mengantarmu" ucapan levi berhasil menarik perhatian mikasa untuk menatapnya.
mikasa ingin sekali pulang memang, tapi ia tidak ingin bertemu eren di rumah yang pasti sudah menunggunya

"Hei kau mengusirnya" saut kenny

"Kau mengintrogasinya seperti pencuri,menyingkirlah"

"Astaga, sekarang kau mengusirku?" kenny memasang wajah menjijikkan menurut levi
melihat ekspresi dingin levi akhirnya kenny menghela nafas untuk mengalah. ia tidak ingin berdebat dengan keponakannya yang kejam itu di saat seperti ini.

"Ah baiklah baiklah,hmm..mikasa" panggil kenny.

"Iya?"

"Lupakan semua yang kukatakan, kau bisa memikirkannya lebih dulu"
kenny bangkit dari duduknya, mengambil topi lalu beranjak dari sana sambil menyulut rokok.

suara derap langkah kenny di ruangan itu semakin lama semakin menghilang,seiring keberadaannya yang sudah tidak terlihat lagi.

levi menghela nafas dan kembali duduk di sofa, berhadapan dengan mikasa. entah bagaimana levi tau mikasa masih belum ingin pulang dan akhirnya ia menawarkan pada mikasa untuk berada disana lebih lama.

"Maaf sudah merepotkan" ucap mikasa.

levi diam tidak menjawab.
ia tidak mengerti kenapa gadis di hadapannya ini selalu meminta maaf padahal ia tidak melakukan kesalahan apapun.

𝐌𝐢𝐝𝐝𝐥𝐞𝐦𝐢𝐬𝐭 ꨄ [Levi X Mikasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang