03. Bujuk rayu

2.8K 275 14
                                    

Kesialan mendatangi Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesialan mendatangi Jungkook. Kedai kopi tiba-tiba ditutup. Bos-nya terjerat kasus narkoba. Bisnisnya runtuh seketika, bangkrut karena memiliki hutang yang cukup fantastis. Entah bagaimana asal usulnya sampai kekacauan ini terjadi.

Jungkook yang sudah nyaman dan mendedikasikan hidupnya untuk pekerjaan barista merasa nyawanya hampir melayang menyaksikan hal itu. Impiannya memiliki hidup yang lebih baik telah pupus. Harus bagaimana dia sekarang? Tabungannya belum cukup. Bahkan dia tidak diberi upah untuk bulan ini. Argh! Rasanya Jungkook ingin menangis dan meraung-raung di dekat mobil polisi yang mengangkut bos-nya.

Anak itu berjalan gontai menuju ke rumahnya, ingin menumpahkan air matanya di kamar. Tidak lupa untuk selalu waspada tiap pulang dari kedai, rasa sedihnya hilang sesaat, lebih takut memikirkan Taehyung yang mungkin menghadangnya di tengah jalan setelah mengatakan ingin mengantarnya pulang hari itu.

Namun sampai lima hari berlalu, Taehyung tidak menunjukkan batang hidungnya lagi.

"Aku menginginkanmu,

... kelinci manis."

Cukup membuat bulu kuduk berdiri saat diucapkan oleh seseorang yang baru Jungkook temui. Belum pernah dilihatnya selain lima hari itu Taehyung membeli secangkir kopi di kedai. Sedikitnya Jungkook merasa penasaran mengetahui siapa dia sebenarnya. Bagaimana jika Taehyung seorang kriminal? Itu jelas kan? Orang dengan tampang seperti Taehyung bukan sekadar penguntit mesum.

Setampan apa pun pria itu tidak akan bisa menipu matanya. Di zaman ini sulit membedakan mana iblis dan mana yang malaikat. Jungkook memilih tidak bercerita saat rekan kerjanya bertanya mengapa raut wajahnya begitu tegang saat itu. Bahkan juga hari ini, setelah sampai di teras rumahnya.

"Transfer immediately before you are temporarily blocked."

Selalu saja begini, Jungkook mengerang pelan. Lupa membayar uang sewa bulanan kost. Pintu besi yang kokoh itu menolak membuka saat jarinya telah menekan password berulang kali dengan benar. Malah keluar tulisan itu yang memaksanya membayar. Begitulah sistem di kota ini, pengamanan ketat dan kedisiplinan waktu. Penyewa rumah tidak akan bisa masuk sebelum lunas.

Jungkook pun segera men-scan kartu ATM digital yang terpasang di arlojinya pada touchscreen kecil di samping pintu, benda itu mengeluarkan bunyi 'bip' saat transfer berhasil. Sekarang uang kertas sudah jarang ditemui, dompet digital jauh lebih praktis dan bisa digunakan secara percuma lewat aplikasi.

"We're waiting for you Jeon."

Baru saja ingin masuk, Jungkook menelan ludah saat tiga pria berbadan kekar entah sejak kapan sudah menunggunya di halaman rumah. Di belakang mereka berdiri dua robot petarung seperti bodyguard, seakan siap meremukkan Jungkook kalau sampai berani kabur.

"Sudah jatuh tempo."

Mereka itu penagih hutang.

Jungkook ingat pernah mengalami penyakit serius pada lambungnya sebelum punya pekerjaan dan tempat tinggal tetap. Hal itu memaksanya meminjam uang untuk berobat. Sekarang dia menyesal telah berjuang bertahan hidup saat itu, harusnya dia biarkan saja rasa sakit itu menggerogoti tubuhnya, lantas dia bisa mati dengan tenang tanpa merisaukan hari esok.

OBSESSION ; vkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang