23. Champagne

1.8K 206 32
                                    

Jungkook duduk di depan meja riasnya, matanya bergulir, menatap lurus bayangannya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook duduk di depan meja riasnya, matanya bergulir, menatap lurus bayangannya di cermin. Melihat tiap inci dari wajahnya yang sudah lama tak terawat. Kulitnya tampak kusam, pipinya jadi lebih tirus. Mungkin Jungkook sudah kehilangan banyak berat badan. Nafsu makannya memang sedang menurun akhir-akhir ini.

Seakan sudah tidak ada yang indah di wajah Jungkook saat ini. Dia jadi berpikir, bagaimana kalau Taehyung tiba-tiba mencampakkannya? Apalagi Jungkook sadar sering merepotkan pria itu sebab emosinya yang naik turun.

Tapi persetan.

Dia masih terus terbayang-bayang akan putranya dan penyiksaan dari Seojoon meski hari-hari berat itu telah lama berlalu.

Krekk krek krek

Jungkook menggunting rambutnya yang tak terurus selama dia mengandung. Helaian rambutnya jatuh ke lantai, beberapa terbawa angin. Dia bukan pencukur handal, hanya memangkas sedikit kemudian memoles wajahnya sebelum beranjak berganti pakaian.

Jungkook harus menghadiri pemakaman putranya pagi ini. Sesuai keinginannya sendiri, Seungyo harus dikuburkan dengan benar bagaimana pun keadaannya.

"Kau sudah siap?"

Melengos, Jungkook berlalu melewati suaminya secepat kilat seakan pria itu tak pernah berdiri di depan pintu kamar demi menunggunya.

Meski begitu, melihat batang hidung istrinya saja dapat meningkatkan kesabaran Taehyung. Dengan lapang dia mengikuti saja ke mana istrinya pergi.

Sebenarnya Taehyung tidak mengerti kenapa pemakaman ini dilakukan, bahkan janin malang itu belum genap berusia lima bulan. Mungkin normal saja untuk orang awam, tapi ini anak Taehyung, si pembunuh bayaran. Ini saja baru kali ke dua Taehyung mengunjungi pemakaman.

Haseul yang pertama.

Demi Jungkook, apa yang tidak mungkin. Orang-orang yang ikut dalam misi penyelamatan hari itu ikut berkumpul di pemakaman. Jungkook berdoa dengan khusyuk di depan makam putranya, di sebelahnya ada Taehyung yang hanya menatap datar gundukan tanah itu. Mau berdoa bagaimana? Taehyung sendiri lebih membutuhkan doa.

Doa agar cepat bertobat.

Setelah acara selesai, satu persatu orang berlalu pergi. Tersisa Jungkook yang masih duduk diam, enggan beranjak, sementara Taehyung di sebelahnya, setia menemani tanpa banyak bicara. Hanya diam, memperhatikan.

Satu jam, dua jam, tiga jam.

Sampai matahari di atas kepala. Baru Jungkook bangkit berdiri, melangkah, tanpa berminat melirik Taehyung sama sekali.

"Jeon," panggil pria itu pada akhirnya, tidak tahan dengan keheningan di antara mereka.

Jungkook berhenti berjalan, lantas menoleh padanya.

"Champagne?"

Anak itu terdiam sesaat.

"Di Paris? Tidak? Just forget it."

OBSESSION ; vkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang