14. In the rain

1.7K 187 6
                                    

Pagi-pagi buta Taehyung terbangun saat menyadari Jungkook tidak ada di sebelahnya. Baru pukul lima pagi dan hujan deras mengguyur. Taehyung bisa melihatnya dari dinding kaca kamar yang sengaja tak ditutupi tirai. Pemandangan yang luar biasa.

Taehyung baru beranjak ingin mencari Jungkook saat anak itu tiba-tiba keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat dan berkeringat.

"Ngapain di kamar mandi?" Taehyung berinisiatif menggendong istrinya kembali ke ranjang.

"Mual."

"Aku akan memanggil Jimin."

Jungkook menggeleng pelan. "Tidak perlu, ini normal."

"Tapi kau baik-baik saja?"

"Ya."

Taehyung mengambil segelas air, lantas memberikannya pada Jungkook. "Minumlah."

Anak itu meminumnya tanpa banyak bicara, membuat perasaan Taehyung damai. Dia pikir Jungkook akan mengacuhkannya setelah obrolan kemarin mengingat sifatnya yang keras dan banyak drama.

Kemudian tak perlu waktu lama untuk mengembalikan atmosfer ruangan itu menjadi dingin. Penghangat ruangan seperti tidak ada gunanya sama sekali. Jungkook hanya diam setelah menghabiskan segelas air dengan matanya yang masih bengkak habis menangis.

"Jadi wajar kalau mual saat hamil?"

"Iya," kau tidak tahu? Stupid.

Jungkook tidak mau banyak bicara, dia memang berniat mengacuhkan Taehyung sampai pria itu merasa bersalah dan menyesal. Meski kemungkinannya kecil.

Taehyung terdiam memperhatikan Jungkook, menatap jeli wajah anak itu yang terlihat tidak sesegar biasanya. Pucat, lemah, seperti bunga yang layu. Taehyung mengernyit, tidak suka melihat istrinya seperti itu.

"Pagi ini sangat dingin, pakailah selimut." Hanya menyuruh, tak ada inisiatif lagi untuk hanya sekadar memakaikannya.

Hell, kau sendiri bertelanjang dada! Tidak takut membeku apa? Jungkook mencibir dalam hati. Dia ingin menyelimuti tubuh suaminya kalau saja tidak dalam mode ngambek.

Taehyung lantas terpikirkan sesuatu dan mengambil mini-pad miliknya. Dengan cepat ia menarikan jarinya di atas layar sambil duduk di ranjang.

Sementara Jungkook mulai merengut bosan sambil mengelus-elus perutnya. Sebenarnya sulit baginya untuk mendiamkan Taehyung. Untuk tidur kembali pun tak bisa karena dihantui rasa takut memikirkan nasib bayinya.

"Jeon." Taehyung menoleh begitu selesai dengan mini-pad.

Jangan tanya kenapa Taehyung tidak memberikan nama depannya alias marga 'Kim' untuk Jungkook. Anak itu sendiri yang menolak dan mengatakan ingin menggunakan nama depannya sampai dia mati.

"Hm?" Jungkook enggan menoleh dan berlagak acuh.

"Kenapa kau selemah ini saat mengandung?" Taehyung menarik pelan dagu Jungkook agar menatapnya. "Lihat bibirmu sangat pucat. Apa kau mampu menjaga bayi itu tetap hidup selama sembilan bulan?"

Diam-diam satu tangan pria itu menarik pinggang ramping Jungkook lebih dekat. Merangkulnya penuh kelembutan.

"Aku tidak tega Jeon."

Jungkook terdiam beberapa saat, berusaha mencerna sikap Taehyung yang tiba-tiba. Dan, apa yang dia katakan barusan? Lemah? Jungkook jadi tersinggung.

"Ini wajar terjadi di awal kehamilan, dan aku tak selemah itu," ucapnya sambil melengakkan dagunya lepas dari tangan Taehyung.

Kalau Jungkook tidak dalam mode ngambek, mungkin dia sudah berteriak dan menjambak rambut pria itu karena kesal.

"Aku pesan sup dan susu, nanti makanlah."

OBSESSION ; vkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang