"Kau mencari sesuatu,...Kim Namjoon?"
Pria jangkung dengan lesung pipi itu tersenyum sampai matanya menjadi segaris, kemudian mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu setelah puas mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.
"Tidak, aku kan sudah bilang hanya ingin menginap. Tapi...
...di mana Jimin?"
Taehyung mengernyit keberatan, "Kenapa kau peduli?"
Namjoon terkekeh, tanpa beban, tanpa alasan yang jelas. Terlihat santai dan ramah, namun ganjil di mata Taehyung. "Apa salahnya? Dia kan juga adikku."
Tapi kau tidak lagi menganggapku sebagai adikmu. Taehyung diam-diam menahan kepalan tangannya. Namun dia menjaga ekspresinya tetap angkuh.
"Tentu saja aku mencarinya, aku kan ingin menghabiskan waktu dengan kalian semua tanpa terkecuali. Itu niatku datang kemari, bersenang-senang," tambah Namjoon.
"Kau tahu, aku malas bicara kalau bertele-tele. Aku juga tidak menerima senyum palsu, di rumahku ini." Taehyung, tetaplah Taehyung yang merasa berhak berbicara apa pun seenaknya.
"Rumahmu? Kau punya selera humor yang bagus." Namjoon tidak habis pikir. "Kau lupa? Tempat yang kau sebut rumahmu ini, terdapat hasil jerih payahku dan Seokjin."
"Aku mengembalikan uang-uang itu padamu, cash. Entah kau terima atau tidak, bukan urusanku. Tapi kepemilikan Mansion Kim adalah atas namaku."
Namjoon tersenyum simpul, "Hahh~ ya sudah, kenapa juga kita membahas hal itu, maaf aku kelepasan. Aku kan hanya ingin reuni dengan kalian semua, ayolah jangan terlalu kaku, Adik."
Dasar orang gila. Dia sudah gila? Taehyung merasa tidak nyaman dengan panggilan itu.
"Aku tidak akan mulai sebelum Jimin datang. Katakan, di mana dia?" Namjoon masih menunggu jawaban.
"Ada urusan bisnis," Yoongi yang menjawabnya. Dia muncul dengan seorang pria tinggi dan tampan bernama Seokjin -rekan Namjoon. Mereka baru selesai memasak makan malam di dapur. Sudah lama sekali Yoongi tidak masak sendiri, terlalu malas.
"Pembicaraan kalian serius sekali, apa tidak lapar?" Seokjin tersenyum. Penampilannya malam ini sedikit mencolok dengan balutan sweater pink. Padahal dia seorang sniper handal.
Mereka berempat pun duduk di meja makan, menyantap hidangan daging lembu. Di samping mereka berdiri maid-bot pribadi masing-masing yang menyiapkan keperluan makan mereka. Selain itu hanya ada suara dentingan garpu dan pisau yang beradu dengan piring, tidak ada yang membuka percakapan sampai Namjoon berinisiatif,
"Wah Yoongi semakin pandai memasak. Olahan ini sangat cocok dengan seleraku," ucapnya santai.
"Terimakasih. Oh ya kudengar dia, Peron-mu yang ke sepuluh ya? Yang terakhir hancur kau tabrak dengan mobil." Yoongi menanyakan tentang maid-bot Namjoon yang sering diganti karena rusak. Dia dengar cerita itu tentu dari Seokjin saat mereka memasak bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION ; vkook
FanfictionEnd. Tentang Jeon Jungkook yang menjadi target ranjang pembunuh bayaran sekaligus pebisnis organ manusia, Kim Taehyung. Saat titik tersulit dalam hidupnya, kehilangan pekerjaan, terlilit hutang, bahkan hampir diperkosa. Memaksa Jungkook tinggal satu...