BAB 18

19 1 0
                                    

5 menit setelah berdoa mereka pemanasan dan barulah latihan dimulai.

"Selinnnnn" teriak Giana sambil melambaikan tangannya di tribun penonton.
Merasa namanya dipanggil, Selin pun melihat kebelakang.
"Hay Giana" jawab teriak Selin sambil melambaikan tangannya
"Semangat yahh" ucap Giana
Selin pun menganggukan kepalnya.

Oke latihan dimulai sudah berjalan 25 menit pertandingan, dan skor yang didapat tim Selin lebih unggul dari Anggara.

"Yeee Selinn go Selinn , semangat " ucap Giana meneriaki Selin.

Anak-anak lainpun ada yang menyemangati tim Selin ada yang menyemangati tim Anggara juga..

"Bebep ku hunny bunny sweaty ku semangaattt kalahin si miskin itu yahh" ujar Clarisa dengan lantang.

Giana yang tau siapa suara itu pun menengok .
"Woahhh ngapain nenek lampir ada disini, pergi sana , hushus" sambil mengusir Clarisa
"Yeee gue disini dukung bebep gue jadi hak gue dong ada disini" jawab Clarisa
Sambil mengibaskan rambutnya yang bergelombang.
"Serah lu dah serah lu, asal jangan bikin onar lo, awas bikin onar gue ceburin lo ke got" ancam Giana
"Dih gak takut ya gue, cabut guys" ujar Clarisa pada teman-temannya.

Sorak riuh tersengar di indera pendengaran, mereka semua meneriaki nama Selin dan Anggara.

*Woahh gila tuh si Selin jago bener maen basketnya, keren keren
*Yoi bro, mana cantik lagi bodynya aduhai lagi
*Kenapa gue baru sadar ya kalo dia ikutan basket udah dari kelas 10, padahal dia kapten basket kan
*Yoi, katanya sih setiap dia kumpul cuma bentar itupun langsung pulang makanya dia jarang banget dilirik sama yang lain, jadi kek introvert gitu lah
Ucap siswa laki-laki Nusntara.

Padahal hanya latihan biasa namun, antusias dari penonton membuat  kapten basket semakin gencar untuk memasukan bolanya, dan akhirnya Tim Selin yang unggul dan mencetak gol lagi.
Tepuk tangan terdengar, nama Selin semakin dikenal.

Priittt prittt priitttt bunyi peluit berbunyi menandakan latihan telah usai.
"Waaaah capek gue huhuhu" ucap Brian
"Gilaa ya tuh Selin tenaganya ngalahin cowo, hebat hebat lincah banget kaya belut " ujar Renda
Dan diangguki oleh Brian dan Sandi
Dio yang memperhatikan Selin pun menghampiri.
"Nih minuman buat lo, permainan lo bagus banget" ujar Dio sambil memberikan minumannya pada Selin
"Makasih ya, Dio juga bagus ko mainnya" jawab Selin dengan senyuman.
Anggara melihat interaksi keduanya, hati , mata dan kepalanya memanas melihat kedekatan Dio bersama Selin.
"San, San tuh si bos kek nya marah deh sama si Dio" tunjuk Brian dengan dagunya.
"Udah gue bilang ngomong ungkapin dong jangan diem aja, udah diambil baru tau rasa lo" sindir Sandi dengan terang-terangannya.
"Duh Ren si Sandi ngapain ngomong begitu" ujar Brian
"Ya biarin lah biar si bos paham jadi kan makin cepet ngungkapin nya" sahut Renda
Anggara maju mendekati Selina yang sedang mengobrol dengan Dio.
"Sini minuman lo, tukerin sama gue nanti takutnya di guna-guna lagi" ujar Anggara jutek
"Angga apaansi, gak boleh gitu soudzan mulu " sahut Selin berbisik
Anggara menatap mata Dio dengan tajam, lalu tak lama Clarisa menghampiri mereka
"Baby i miss you" ucap Clarisa sambil menggelayut manja pada lengan Anggara
" Lepas gak"ujar Anggara menghentakan tangannya dengan kencang
"Awsss baby ko kamu kasar" jawab Clarisa yang jatuh terduduk.
"Gak usah kasar sama cewe , banci lo" ucap Dio dengan nada marahnya
"lo yang banci bukan gue" jawab Anggara
"Woy woy itu si bos mau gelut woy sama Dio pisahin" ujar Brian sambil berlari menghampiri mereka.
"Bos bos udah, gak malu apa diliatin Selin" ujar Renda dengan berbisik, Anggara yang tersadar pun menormalkan wajahnya menjadi hangat kembali.
"Ikut gue" ajak Anggara ada Selin
mereka berjalan menuju taman belakang sekolah
"Angga ngapain ngajak Selin kesini? " tanya Selin yang kebingungan
"Bentar gue mau tarik nafas dulu, terus buang, tarik nafas buang huh huh huh" sela Anggara yang sedang bergetar menahan gejolak didada
"Gue mau ngomong sama lo, dengerin gue jangan ada yang dipotong okeh" ucap Anggara sambil memegang bahu Selin
Selin pun hanya memanggut- manggutkan kepalanya
"Sebenernya gue gak bisa basa basi, gue suka sama lo dari lama, entah kenapa kalo gue dideket lo hati gue kek cenat cenut gitu, gue gak bisa merangkai kata-kata indah, tapi gue mau bilang lo mau gak jadi pacar gue?" ujar Anggara panjang lebar
Selin yang bingung menjawab terdiam seketika, dan hening sesaat
"Lin lo ngerti kan apa yang gue omongin barusan?" tanya Anggara
"Iya Selin ngerti, tapi...." ujar Selin menggantung
"Tapi apa?" tanya Anggara.
"Apa pantes kita bersanding?, sedangkan kasta kita berbeda, Angga pangeran dan Selin upik abu" jawab Selin sambil melihat manik mata Anggara.
"Kenapa lo ngomong gitu?" tanya nya lagi
"Apa Anggara gak malu? apa Anggara siap kalo sewaktu-waktu mereka tau kita punya hubungan, Anggara yang kena imbas nya, digunjing karena berhubungan sama Selin si anak miskin" jawab Selin dengan lirih
"Lin dengerin gue, gue suka Sayang sama lo tulus Lin, gue gak memandang lo siapa? yang penting lo itu Selina orang yang gue Sayang, gak peduli orang mau ngomong apa tentang gue ataupun kita, yang penting itu kita yang jalanin" jawab Anggara tegas
"Maaf Angga, mungkin kasta kita berbeda , namun Selin juga mempunyai rasa yang sama , tapi Selin cukup tau diri siapa Selin.. tapi Selin belum bisa jadi pacar Anggara , maafin Selin" ujar Selin
"Ma-maksudnya ?, katanya barusan lo bilang punya rasa yang sama, sama gue tapi ko jawaban lo berbeda" sahut Anggara
"Pliss ngertiin Selin, Selin belum bisa buat punya hubungan apa pun sama orang lain termasuk Angga" ucapnya
"Oke kalo gitu, gimana pun juga status kita, lo tetep milik gue milik Anggara gak ada yang bisa nyentuh lo sejengkal pun, maafin gue kalo gue seegois ini, ini menyangkut orang yang gue Sayang" jawan Anggara
Selin diam tak bergeming dengan ucapan Anggara.
"Lo boleh bales status ini kapan pun, gue akan tunggu itu, tapi sekarang gue mohon sama lo, kalo lo ada masalah, kalo lo mau cerita apa pun itu gue siap ada buat lo, bahu gue untuk lo, sekarang lo gak perlu merasa sendiri, lo punya gue inget itu" ujarnya lagi
"kalo waktu nya tiba Selin akan balas status ini buat Angga" ujar Selin sambil menunjuk dada Anggara

Mereka duduk dibawah pohon saling diam.
"Sialann lo, bener-bener ya didiemin lo makin ngelunjak " gumam Clarisa yang melihat dan mendengar obrolan mereka.

Mereka pergi dari taman belakang. Untuk bergabung lagi dengan teman-temannya yang lain.

"Gimana bos aman?" tanya Brian
"kepo banget idup lo" sela Sandi
"serah gue lah, emang lo kaga kepo?" tanyanya lagi
Sandi yang ditanya pun hanya mengedikan bahunya.
"Dah yuk, balik udah sore ,badan gue udah lengket-lengket gue mau berendam nih" ujar Renda
"Sosoan lo berendam, kamar mandi lo aja pake gayung, bukan bathub" sahut Brian
"Suka bener aja  lo kalo ngomong " ucap Renda tertawa sambil menggeplak tangan Brian.
"Sialan lo " hardik Brian.

Selin dan Anggara berjalan menuju parkiran , mereka sangat canggung. Tidak ada obrolan hening menyelimuti mereka.

"Makasih Angga udah nganterin pulang" ujar Selin.
"Hemm, sama-sama .." sahut Angga, Selin pun memasuki rumahnya, namun suara Anggara terdengar membuat Selin berhenti.

"Gue gak mau besok sampe canggung kaya gini, gue mau besok kita seperti biasa lagi, yaudah gue pulang" ucap Anggara sambil menancap gas
"Maafin Selin, Selin gak mau kalo Angga ikut dihina juga" gumam Selin melihat kepergian Anggara
"Ka, ka Selin , tolong" ucap Ray yang tiba-tiba lari kepelukan sang kaka
"Ray kenapa?" tanya Selin
"Ibu ka, ibu" ujar Ray
"Ibu kenapa?, ngomong yang bener Ray" sahut Selin
"Ibu pingsan ka, hidung nya banyak darah" ujar Ray sambil nangis sesegukkan
"Hah apa !! yaudah ayo masuk, ayah kemana?" sahut Selin
"Ayah kan jualan ka, belum pulang" jawab Ray.

Selin dan Ray memasuki rumahnya, dan benar sang Ibu sudah tergeletak dilantai.

"Astagfirullohaladzim, Bu , Ibu kenapa bisa kaya gini" Ucap Selin sambil memangku sang Ibu
"Ray tolong carikan angkot didepan yah, kaka mohon" ujar Selin kembali
Ray pun mengangguk dan mencari kendaraan.
"Ibu, Selin mohon bertahan bu, Ayah , ayah, Selin harus telpon ayah" ucap Selin
"Hallo Assalamualaikum , ayah  cepet pulang ibu pingsan " ujar Selin sambil tersedu-sedu
Di sebrang sana sang ayah panik mendengar penuturan anaknya.
"Ya Allah , gus, gus, tolong titip gerobak saya, saya mau pulang, istri saya pingsan" ujar Pak Putra pada temannya
"Oalaahh yawes , cepat pulang antar istrimu ke rumah sakit" sahut temannya yang bernama Agus.
Tanpa pikir panjang, Pak Putra berlari menuju rumahnya, waktu yang ditempuh 10 menit.

"Assalamualaikum, ya allah bu, cepat carikan kendaraan untuk ibu nak" ujar sang ayah
"Sudah ayah, itu baru datang, ayo cepat bawa ayah" sahut Selin.
Mereka membawa sang Ibu menuju rumah sakit, dengan menempuh waktu 20 menit.
"Bu tolong bertahan demi ayah bu. Jangan tinggalin ayah" ucap sang suami dengan meneteskan air matanya.
Selin dan Ray yang melihat, tak kuasa menahan tangisnya.
Setelah sampai di rumah sakit.
"Dokter tolong istri saya dok" teriak pak Putra
"Sus tolong bawa pasien ini." ucap sang dokter
Suster membawa Ibu Senara kedalam IGD. Sudah 35 menit berlalu, namun sang dokter tak kunjung keluar.
"Ayah, ibu baik-baik aja kan" ucap Ray
"Iya Sayang, kita doakan yah ibu cepat sembuh" Jawab sang ayah menenangkan.

SELINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang