BAB 50

42 1 0
                                    

Hari terus berganti, Selin sudah menerima kelulusan, dan hari ini akan diumumkan prestasinya selama bersekolah di SMA Nusantara.

Semua murid kelas XII sedang berkumpul dan berbaris rapi di lapangan, mereka menanti pengumuman kelulusan, mereka sudah berjuang selama tiga hari kebelakang, dan saat inilah yang mereka nanti hasil.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi semua." ucap salam Kepala sekolah pada muridnya.

"Walaikumsalam, pagi Pak." ucap serempak para murid.

"Bapak disini, akan mengumumkan kelulusan kalian selama ujian dan selama kalian sekolah disini, apa kalian sudah siap?"

"Siap Pak!" mereka semakin semangat mendengar pengumuman tentang kelulusannya.

"Oke baiklah, bapak tidak akan banyak bicara, untuk seluruh siswa-siswi SMA Nusantara dinyatakan semua Lulus dari sekolah ini." ucap Kepala Sekolah begitu semangat dan bahagia mengucapkan kalimat bahwa mereka dinyatakan Lulus.

Sorakan dan tepukan riuh terdengar dari semua murid siswa Nusantara, karena telah berhasil melewati ujian yang membuat mereka sangat senang.

"Lin, kita lulus!" Giana jingkrak kegirangan.

Selin pun sama mereka berpelukan karena terharu dengan perjuangannya selama ini, sudah melewati ujiannya.

"Oke tenang semua, sekarang bapak mau mengumumkan satu lagi juara umum sekolah kita, oke juara umum sekolah kita jatuh kepada Selina Qinara Husna, tepuk tangan untuk saudari Selina, silahkan maju kedepan untuk mendapatkan penghargaan,"

Tepukan riuh terdengar, semua memberikan tepuk tangan untuk Selin, memang dia sangat berbakat dalam hal basket dan akademik pelajaran.

"Selamat ya nak, kamu berhasil membanggakan sekolah ini, dari kemarin basket, akademik lomba yang selalu kamu ikuti, bapak bangga sama kamu." ucap kepala sekolah pada Selin sambil menjabat tangannya dan memberikan piagam, untuk Selin.

Selin tersenyum tak lupa mengucapkan terima kasih kepada guru dan kepala sekolah.

"Gue bangga sama Lo," gumam Sandi yang berada di barisan menatap Selin sembari tersenyum.

Brian dan Renda menatap Sandi yang sedang tersenyum ke arah Selin.
Mereka berdua saling bertatap, dan semakin curiga dengan perasaan Sandi pada Selin.

"Sahabat gue itu, ya ampun, bangga gue sama Lo Lin," Giana paling heboh memberikan sorakan dan tepukan untuk Selin.

Selin yang mendengar suara Giana, melambaikan tangannya di depan, tak.lupa dengan senyuman manisnya.

"Anjay, cantik banget si Selin, gila makin kesemsem gue sama senyumannya,"

"Bener, gue aja baru sadar dia secantik itu selama ini, soalnya dia kalo jalan lewatin kita nunduk mulunl ya gak sih,"

Mereka mengangguk menyetujui ucapan temannya itu.

Bisikan dari para lelaki terdengar di indra pendengaran Sandi.
Sandi juga baru menyadari bahwa Selin secantik da semanis itu jika tersenyum.

**
"Apa kamu yakin akan pulang ke Indonesia sekarang?" tanya sang Oma yang melihat Anggara sedang mengemasi barang-barang nya.

"Iya Oma, Gara udah  selesai dengan ujian dan sekolah Gara, dan perusahaan yang Gara pegang alhamdulilah berkembang pesat, sudah banyak yang mau bekerja sama, ini bisa jadi bukti buat Papi kalo Gara bisa lakuin apa yang Papi suruh." tutur Anggara pada sang Oma.

Oma mengerti dengan keambisan anaknya itu untuk melatih mental sang cucu, sampai Anggara bisa membuktikannya saat ini, perjuangannya selama di negara orang, Anggara selalu membuktikannya dengan kerja kerasa tak kenal letih, sampai akhirnya membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

Anggara sudah bertekad, akan pulang ke Indonesia bertemu orang tuanya dan juga Selin.

"Gue udah beli ini buat Lo, tunggu gue," ujar Anggara yang menatap cincin berlian untuk Selin yang dia beli dengan hasil jerih payah nya sendiri selama dia bersama Oma dan Opanya.

**
Selin dan Giana sedang berada di mall, mereka akan mencari baju untuk Prom night, yang akan diadakan di sekolah Nusantara.

"Giana aja ya, yang beli, Selin kayanya gak akan ikut ke acara sekolah." ucap Selin pada Giana.

Giana terkejut dengan ucapan Selin barusan, Giana tidak akan membiarkan Selin tidak ikut ke acara yang tidak akan datang untuk kedua kalinya.

"Gak bisa gitu, Selin harus hadir, pokonya baju yang Selin mau Giana beliin, oke?" ucap Giana pada Selin, Selin yang memang tidak mau merepotkan Giana menolak dengan secara halus, namun Giana terus membujuk Selin sampai Selin terpaksa mau dan akan ikut ke acara sekolah.

"Nah habis ini, kita ke salon oke,"

"Kan Selin pake kerudung, ngapain ke salon," ucapnya pada Giana.

Giana lupa bahwa sahabatnya ini memang berjilbab, jadi dia memutuskan untuk Giana saja yang ke salah n, dan Selin akan mencoba di makeup oleh salon dengan secantik mungkin.

Selin pasrah wajahnya di coret-coret oleh perias, sampai Selin bersin, karena ini pertama kalinya Selin di makeup.
Giana yang melihat Selin tak bisa diam, dia tertawa dengan tingkah polos Selin.

Jam terus berputar, kini saatnya Selin untuk pergi ke pesta sekolahnya, dandanan Selin begitu memukau dengan dress berwarna putih panjang, dengan hiasan bunga berwarna pink di bawah, tak lupa jilbab berwarna pink yang terkesan simpel dan elegan, di tambah wajah Selin yang sudah di makeover tadi sore, dengan High heels berwarna putih, dan memang dress code malam ini bertema putih.

Giana menjemput Selin di rumahnya, bersama dengan supir pribadi Giana.

"Masyaallah, anak Ayah cantik sekali," sang Ayah tidak percaya dengan penampilan Selin malam ini.

"Iyah Kaka cantik banget," Rayhan memeluk sang Kaka yang memegang terlihat sangat cantik.

Selin tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada sang Ayah dan adiknya itu.
Giana masuk ke dalam rumah Selin, Giana pun tak kalah cantik dengan Selin, rambut yang di curly, dress putih selutut dengan menenteng tas nya berwarna senada dengan heels nya.

Mereka berpamitan kepada sang Ayah dan adiknya.
Diperjalanan Giana tidak ada habisnya memuji kecantikan Selin malam ini.

Sampailah mereka di acara sekolah Nusantara, sudah banyak siswa-siswi yang berdatangan, mereka semua terlihat sangat berbeda dari biasanya karena, mungkin malam ini adalah malam terakhir acara untuk kelas XII.

"Megah banget ya Lin, Giana kira gak akan semewah ini."

Selin hanya mengangguk, karena dia pun sama sedang menatap sekeliling sekolah yang di sulap seindah mungkin.

Mereka duduk di kursi yang sudah disediakan, dengan di sampingnya sudah ada berbagai macam makanan hidangan yang mengunggah selerea. Ini sih bukan acara Prom night, mungkin ini acara lamaran, karena nuansa berwarna putih dan elegan terlihat, dengan dekor banyak sekali bunga hidup segar dan wangi.

SELINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang