"Rin, bangun! Ini sudah jam enam pagi, aku sudah siapkan sarapan."
"Yang benar saja, Jun. Aku masih ngantuk. Kasih aku lima menit lagi."
"Baiklah..."
Rin dan Jun adalah saudara kembar identik, tapi mereka benar-benar berbeda. Meskipun bersekolah di tempat yang sama, mereka punya kelas dan teman yang berbeda. Rin, sebagai kakak, selalu ceria dan ramah. Ia ekstrovert, populer, dan dikenal karena wajah cantiknya serta caranya bergaul yang mudah. Setiap orang di sekolah suka padanya.
Sementara itu, Jun lebih pendiam. Ia introvert, lebih suka menyendiri, tapi sangat pintar. Semua orang tahu Jun adalah siswa paling cerdas di sekolah. Meski tahu kakaknya sering lebih diperhatikan, Jun tidak pernah iri. Ia malah selalu mendukung Rin, dan menyayanginya lebih dari apapun.
Belakangan ini, Rin mulai memperhatikan hal-hal aneh pada Jun. Ia sering pulang terlambat dengan pakaian yang terlihat rusak. Tasnya kotor, dan buku-bukunya basah. Kadang, Rin melihat Jun menjemur buku-bukunya yang basah di depan kipas angin, berusaha menyembunyikan semuanya agar Rin tidak khawatir. Tapi Rin tahu, ada sesuatu yang Jun coba lindungi, meski tak pernah mengatakannya.
---
Rin selalu merasa gelisah setiap kali memikirkan adiknya, Jun. Dia khawatir ada sesuatu yang salah di sekolah hingga Jun tampak begitu pendiam. Meski hatinya ingin tahu, Rin tidak mau memaksa Jun untuk berbicara. Bahkan ketika mereka bersama, terkadang bisa seharian tanpa mengucapkan satu kata pun.
“Aku malas berbertanya pada Jun. Mungkin lebih baik aku cari tahu sendiri,” pikirnya, merencanakan langkah berikutnya.
Keesokan harinya, kabar buruk datang. Jun jatuh sakit. Rin ingin sekali membolos sekolah dan merawatnya, tetapi saat dia memasuki kamar, Jun justru melarangnya.
“Aku bisa mengatasi ini sendiri, Rin. Pergilah ke sekolah. Aku baik-baik saja,” kata Jun lirih, sembari mengambil kain basah dari tangan Rin dan mengompreskan ke kepalanya sendiri.
Rin terdiam, hati dan pikirannya bertentangan. Dia tahu Jun tidak ingin membebani dirinya, tapi saat itu juga, sebuah ide muncul. “Ini kesempatan bagus untuk menyelidiki apa yang terjadi pada Jun!”
Semangatnya kembali membara. Rin pun berangkat ke sekolah dengan tekad baru. Tanpa sepengetahuan Jun, dia mengambil buku-buku Jun dan berpakaian mirip adiknya. Di depan cermin, Rin tersenyum bangga. “Sepertinya aku cosplayer terbaik! Lihat betapa miripnya aku dengan Jun!”
Sebelum pergi, Rin melangkah ke depan pintu dan berseru, “Istirahat yang baik, Jun!” Suaranya ceria menggema di ruangan, dan Jun, meski sakit, tidak bisa menahan senyum. Dia merasa beruntung memiliki kakak sepertinya, yang selalu siap mendukungnya.
Dengan campuran rasa khawatir dan rasa ingin tahu, Rin melangkah keluar, siap menghadapi dunia sekolah yang penuh misteri demi adiknya tercinta.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me: Painful loneliness
HorrorRin mulai khawatir dengan perubahan perilaku kembaran, Jun, yang belakangan terlihat murung dan cemas setelah pulang sekolah. Merasa perlu menyelidiki, Rin menyamar sebagai Jun untuk mencari tahu apakah adiknya mengalami bullying di kelas. Namun, sa...