Run, run, run again. It's okay to fall.
Run, run, run, again. It's okay to get hurt.
|| BTS-RUN ||~oOOo~
Keringat mengalir kelewati pelipis Aleena, yang sudah menghabiskan waktu beberapa jam untuk berolah raga, tangannya terus menerus memukul samsak seolah melampiaskan seluruh emosinya. Bajunya mulai basah karena keringat, padahal tangannya sudah mulai memerah namun hal itu tidak mengurangi rasa emosi Aleena, kenapa di saat Aleena sudah bisa melupakan dan melewati kehidupannya yang begitu damai tanpa kehadiran kakaknya. Sekarang ia harus kembali bertemu sosok yang begitu menyakitinya di kehidupan terdahulu.
Pukulan demi pukulan Aleena layangkan ke arah samsak, napasnya mulai 'tak beraturan seiring kecepatan tangannya memukul samsak. Dia sebenarnya tidak membenci kakaknya, tapi dia hanya belum mampu berdamai dengan dirinya di masa lalu.
Suara langkah kaki yang kian mendekat, mengalihkan atensinya ke arah Xaquille yang baru saja datang.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aleena yang mengambil handuk kecil yang ia gunakan untuk mengusap peluhnya.
Xaquille menggelengkan kepalanya melihat sikap santai atasannya yang sekaligus merangkap menjadi sahabatnya. "Coba kau lihat berita hari ini, mungkin saja kau akan terkejut setelah menontonnya."
Aleena mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Xaquille, tangannya terulur menghidupkan televisi dihadapannya, memang tempat olah raganya di desain begitu mewah lengkap dengan televisi, kulkas, dan sofa yang begitu cantik.
"Seorang laki-laki ditemukan tewas di salah satu hotel yang di mana sebelumnya tempat itu berlangsung sebuah pesta perusahaan besar. Awalnya di duga laki-laki tersebut bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri namun setelah di periksa lebih detail ditemukan sebuah luka tusukan yang diduga sengaja dilakukan untuk membunuh korban, tidak ditemukan bukti atau jejak apapun untuk itu kasus ini akan terus diselidiki lebih lan-"
Klik!
Tangan Aleena melempar remote di tangannya kemudian mendudukan dirinya di sofa, kepalanya menengadah keatas sembari memijit pelan pelipisnya. Kepalanya benar-benar pusing sekarang.
"Tumben sekali kau ceroboh, apa skillmu mulai pudar setelah pindah dari turki?" ujar Xaquille mengejek.
"Diam atau kupotong lidahmu," sahut Aleena menatap Xaquille tajam.
Padahal, bukan hanya sekali dua kali Aleena menghabisi seseorang tetapi kenapa dia bisa kecolongan seperti ini. Tangannya terulur mengambil ponselnya, mencari kontak seseorang untuk dihubungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEENA {PROSES PENERBITAN}
ActionNot a story about Romeo and Juliet. Hati-hati dengan sekitarmu, jangan mudah percaya siapapun bahkan dirimu sendiri. Don't you dare bother me or you'll be the next!