13. Sure?

15 5 1
                                    

You betrayed me
And I know that you'll never feel sorry
For the way I hurt, yeah
You'd talk to her
When we were together
Loved you at your worst
But that didn't matter

It took you two weeks
To go off and date her
Guess you didn't cheat
But you're still a traitor

||Olivia Rodrigo-Traitor||

~oOOo~

Aleena melangkahkan kakinya memasuki perusahaannya, dan diikuti oleh Xaquille yang selalu setia berada dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aleena melangkahkan kakinya memasuki perusahaannya, dan diikuti oleh Xaquille yang selalu setia berada dibelakangnya. Seluruh karyawannya mulai menundukkan kepalanya tanda memberi hormat kepada Aleena.

Masih dengan gaya anggunnya, Aleena menekan tombol lift menuju ruangannya yang berada di lantai atas, sebelum memasuki lift Aleena berhenti sejenak, atensinya memperhatikan keadaan sekitar yang menurutnya sedikit aneh. Tapi dia tidak tahu apa itu. Tidak ingin mengambil pusing akhirnya Aleena memasuki lift bersama Xaquille.

"Kau sudah mencari informasi terkait laki-laki yang ada direkaman CCTV itu?" tanya Aleena setelah beberapa saat terjadi keheningan di antara keduanya.

"Orang kepercayaanku sedang mencari informasinya, dan mungkin akan sedikit sulit karna kita tidak mengetahui secara pasti siapa dia."

Aleena hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, setelah beberapa saat akhirnya pintu lift terbuka, Aleena keluar mendahului Xaquille. Tangannya terulur membuka pintu ruangannya, saat terbuka Aleena sempat mematung sesaat setelah melihat Arthur yang sedang duduk di sofa yang berada di ruangannya. Namun, dengan cepat dia mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali, Aleena mengisyaratkan kepada Xaquille untuk tidak ikut masuk ke dalam.

"Panggil aku jika terjadi sesuatu, aku akan berjaga di depan ruanganmu," bisik Xaquille yang hanya dibalas senyuman kecil oleh Aleena.

Suara derap langkah kedua tungkai Aleena yang berbalut heels bergesekan dengan lantai dari marmer. Kakinya melangkah ke arah meja kerjanya, tangannya terulur meletakkan tas kecil dan melepas cardigannya yang memang sedari tadi Aleena pakai dari rumah sakit.

Atensinya masih enggan melihat ke arah Arthur, karena rasa kecewanya yang mungkin bisa dibilang membuatnya masih merasa sakit hati. Suasana hening mulai menyelimuti keduanya, entah kenapa mereka berdua tidak ada yang mau untuk memulai pembicaraan,

"Aku kemarin datang ke sini tapi kata sekretarismu kamu tidak ke kantor, kemana kamu seharian kemarin?" tanya Arthur akhirnya memulai pembicaraan setelah dihitung sampai 10 menit terjadi keheningan.

Atensi Aleena yang tadinya menatap ke arah lantai, mulai mendongak perlahan melihat ke arah Arthur, dia tersenyum miris melihat wajah Arthur yang tampak begitu tenang, tidak ada raut ke khawatiran sedikit pun.

ALEENA {PROSES PENERBITAN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang