Not a story about Romeo and Juliet.
Hati-hati dengan sekitarmu, jangan mudah percaya siapapun bahkan dirimu sendiri.
Don't you dare bother me or you'll be the next!
All these lights are colored in by you All these times are precious due to you Four seasons have passed with you Four scents were left 'cause of you
All the reasons why I can laugh out All the reasons why I sing this song Thankful to be by your side now I'll try to shine brighter than now
|| Jeon Jungkook-My You||
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~oOOo~
Di atas ranjang rumah sakit, kini seorang wanita terbujur kaku, iris matanya masih setia terpejam. Nampaknya, wanita itu terlalu enggan untuk sekedar membuka matanya, seakan mimpi indah yang sedang ia selami itu begitu indah untuk sekedar dilewatkan.
Tubuh kurusnya dibalut seragam rumah sakit, membungkus erat tubuh seakan menyalurkan jutaan kehangatan.
Ditemani Varro yang masih setia menggenggam tangan ringkih adiknya, ia menghela napas berulang kali mulai merasa kalut. Dihitung sudah 1 hari setelah operasi adiknya belum juga berniat membuka matanya. Penyakit yang dideritanya membuat dia harus melewati beberapa kendala saat operasi berlangsung. Tentu saja hal itu membuat Varro sangat khawatir akan keadaan adiknya. Namun, untungnya pada akhirnya operasi berjalan dengan sempurna.
Hingga, tidak berselang lama, seakan ditarik oleh tangan 'tak kasat mata. Tiba-tiba Aleena perlahan mulai membuka matanya, sontak Varro langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Apakah ada yang sakit?" tanya Varro sarat dengan nada khawatir.
"X-xaquille," ujar Aleena dengan susah payah.
Seketika tubuh Varro menegang, dia baru menyadari karena kemarin terlampau khawatir dengan adiknya hingga ia melakukan hal yang ceroboh, membiarkan anak buahnya kehilangan jejak Xaquille bahkan sampai saat ini. Tanpa memastikan apakah dia selamat atau tidak, terkutuklah sikap cerobohnya ini.
"Apakah kepalamu pusing?" tanya Varro sekali lagi berusaha mengalihkan pertanyaan Aleena.
Dengan sekuat tenaga, Aleena menggerakkan badannya, berusaha untuk duduk dengan sedikit menyandarkan tubuhnya. "Jangan berusaha mengalihkan pertanyaanku, tell me, where is Xaquille?"
"Aleena, i'm sorry. Aku terlampau khawatir kemarin-"
"I asked where is Xaquille! Aku memberitahumu untuk menyelamatkan dia bukan aku! T-tapi kau tidak mendengarkan aku," seru Aleena penuh dengan nada emosi.
"Aleena, please tenangkan dirimu dahulu. Dia akan selamat, aku akan mengirim anak buahku untuk mencarinya, okay?" sahut Varro sembari menggenggam tangan Aleena berusaha menenangkan Aleena.