Oh, she's sweet but a psycho
A little bit psycho
At night she's screamin'
"I'm-ma-ma-ma out my mind"||Ava Max-Sweet But Psycho||
~oOOo~
Aleena menggenggam tangan Arthur sesekali meremas tangan kekasihnya cemas saat memasuki rumah yang sudah beberapa tahun belakangan ini dia tinggalkan, Arthur yang mengerti pun membalas genggaman Aleena 'tak kalah erat sembari tersenyum berusaha agar Aleena tidak merasa gugup yang berlebihan.
Aleena sebenarnya sangatlah malas untuk menginjakkan kakinya lagi kerumah ini, bagaimana tidak kejadian yang sangat menyakitkan beberapa tahun lalu masih tergambar jelas diingatannya. Ditambah lagi saat itu ayahnya malah menikahi wanita yang sudah memiliki anak seumuran dengan dirinya.
Aleena menghela napas setelah memantapkan dirinya akhirnya Aleena melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut yang sempat tertunda beberapa saat, Arthur yang memahami kondisi kekasihnya lebih memilih diam dan hanya menyeimbangi langkah kekasihnya tersebut.
Saat memasuki rumah seluruh penjaga sekaligus maid membulatkan matanya melihat majikannya pulang secara tiba-tiba, mereka langsung menundukkan kepalanya yang hanya dibalas senyuman singkat oleh Aleena, dia memandang seluruh sekeliling rumah yang telah terjadi banyak perubahan dibandingkan saat dia pergi 10 tahun yang lalu. Setelah sampai di ruang tamu Aleena menghentikan langkahnya merasa hatinya teriris melihat bagaimana ayah beserta ibu tirinya tertawa seakan tidak ada rasa sedih sedikit pun. Ah untuk apa juga dia berharap.
Arthur yang memahami perubahan sikap dari kekasihnya langsung mengusap tangan yang berada di genggamannya mengatakan seolah semuanya akan baik-baik saja. Dia sangat tahu bagaimana bencinya Aleena kepada ibu tirinya karena memang dari dulu Aleena tidak merestui pernikahan ayahnya.
"Dad, aku pulang," ucap Aleena membuat suasana tiba-tiba hening.
Orang yang dipanggil ayah itu pun bangkit menghampiri putrinya hanya dengan senyum tipis yang terpatri diwajahnya, tidak ada sorot kebahagiaan di mata ayahnya membuat hati Aleena sedikit tercubit.
"Kenapa tiba-tiba pulang?" tanya Ayah Aleena.
"I miss you, Dad." Hanya itu yang keluar dari bibir mungil Aleena, matanya mulai berkaca-kaca. Aleena sebisa mungkin menahan air matanya untuk tidak menetes rasa rindu begitu dalam terhadap ayahnya itu.
Saat Aleena akan memeluk ayahnya terdengar derap langkah kaki yang kian mendekat membuat Aleena harus mengurungkan niatnya dan mengalihkan atensinya menatap ibu tirinya yang menatapnya dengan senyum yang Aleena sangat tahu kalau itu hanyalah sandiwara belaka.
"Astaga anak mommy, kenapa nggak ngabarin kalau mau pulang?" tanya Miranda yang merupakan ibu tiri dari Aleena.
"It's not important."
Jack menghela napasnya menatap interaksi kaku antara putri dan istrinya. "Aleena, kamu enggak boleh seperti itu," ujar Jack berusaha mengingatkan putrinya.
"Stop, Dad. Aku sudah bilang aku tidak menyukainya dan aku pulang bukan untuk bertengkar."
"Daddy tahu, tap-"
"Finish, aku mau ke kamar capek," ujar Aleena memotong ucapan ayahnya kemudian melangkahkan kakinya memasuki lift karena kamarnya yang berada di lantai 2, saat ini moodnya sudah rusak, dia sangat malas jika harus menaiki tangga saat ini. Arthur yang sedari tadi hanya diam kemudian membungkukkan badannya kemudian melangkahkan kakinya mengikuti Aleena memasuki lift yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEENA {PROSES PENERBITAN}
AksiNot a story about Romeo and Juliet. Hati-hati dengan sekitarmu, jangan mudah percaya siapapun bahkan dirimu sendiri. Don't you dare bother me or you'll be the next!