Kalau ada kesamaan cerita saya dengan cerita lain mohon maaf sebesar besarnya namun saya bersungguh sungguh jika ini adalah murni cerita saya sendiri, Cerita ini saya terinspirasi dari beberapa komik fantasy yang saya baca.
" Nana what do you want...
" Uhh sial kenapa ada monster roh berusia 2000 tahun di sini bahkan ini belum masuk terlalu dalam ke hutan, sekarang aku terluka bisa gawat jika monster lain mencium bau darahku lebih baik aku bersembunyi terlebih dahulu "
Berlari adalah satu satunya cara yang bisa di lakukan olehnya sembari memegang lengannya yang berdarah tak terlalu parah memang tapi tetap saja luka itu mengeluarkan darah sedikit demi sedikit, sampai entah sejak kapan dia sampai di inti hutan pegunungan monster dan beristirahat dibawah pohon untuk malam ini.
Sedangkan di sebuah rumah didalam inti hutan terdapat seseorang tengah istirahat dengan tenang sebelum dirinya merasakan aura lain yang berada di sekitar area hutan tempatnya tinggal selama 10 tahun ini.
Lanjut kesini bacanya ~
" Malam malam seperti ini siapa yang dengan bodoh masuk ke inti hutan?"
" huhh lebih baik aku keluar dan melihatnya, kuharap itu bukan monster level tinggi atau hantu ihhhh><" ucapnya dengan merinding, ditangannya terlihat sebuah es yang mengkristal, awalnya ia ingin mengeluarkan api namun dia sadar ada banyak monster yang suka dengan api jadi lebih baik dia menggunakan es yang mengeluarkan cahaya walaupun tak begitu terang namun cukup untuk melihat pada kejauhan 1 sampai 2 meter, dia juga membawa pedangnya untuk berjaga jaga bila ada monster yang menyerang.
Kakinya mulai mendekat saat telinganya mendengar suara rintihan yang tak jauh darinya,
GULP
Dia menelan ludahnya sendiri dengan takut ia mendekat ke arah suara karana sungguh dia lebih takut pada hantu dari pada monster level tinggi.
" Sialan, bagaimana ini tanganku sakit sekali , aku harus bagaimana sekarang?aku harap ayah tak merasakan kalau aku mendapat luka ini "
Itulah yang ia dengar saat sudah dekat dengan sumber suaranya. Dia mulai memberanikan diri untuk membuka suaranya dan bertanya pada sosok yang tengah duduk di bawah pohon.
" Eheem permisi, siapa disana? apakah ada yang bisa kubantu?" yang merasa dipanggil pun menoleh dan tentu itu membuat sang pemuda terkejut setengah mati, bagaimana tidak terkejut jika orang yang tengah berada didepanmu adalah orang paling berpengaruh ke 2 di seluruh kerajaan.Dia menggelengkan kepalanya pelan karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
" Tuan putri? kau benar-benar tuan putri An?" tanyanya dengan nada tak percaya.
" Hmm, aku Kim An tapi panggil aku Nana jangan memanggilku Putri " Ucapannya itu cukup mengejutkan karna siapapun tau jika nama sang putri hanya boleh dipanggil oleh sang Raja alias sang ayah dari putri An, sang putri sendiri juga terkejut kenapa dia bisa mengizinkan orang yang baru bertemu bahkan belum ada 1 jam itu untuk memanggilnya hanya dengan nama tanpa embel-embel putri, namun si pemuda itu tak peduli tentang itu sekarang namun ia lebih peduli pada keadaan sang tuan putri yang tampak sedang menahan kesakitan pada lengannya sejak tadi.
" ahh maaf tuan pu..." belum sempat melanjutkan perkataannya dia sudah dihadiahi tatapan maut dari sang tuan putri yang langsung membuat dirinya bungkam seketika
" maaf maaf, tapi apa kau terluka? aku akan membantu mengobatimu "
" ini hanya luka kecil, kau tak perlu khawatir "
" tetap saja itu sebuah luka yang jika tidak diobati akan menimbulkan infeksi, jadi aku tetap akan mengobatimu hmm " pemuda itu membujuk sang putri sembari mengelus kepalanya yang membuat sang putri terkejut dengan tindakan pemuda tersebut padanya karena jujur saja selain ayahnya tidak ada orang lain yang pernah mengelus kepalanya, matanya berembun entah kenapa dia juga bingung tapi dia tak akan membiarkan embun itu jatuh dengan bebas.
" umm baiklah " pada akhirnya dia menuruti ucapan pemuda yang masih sangat asing baginya.
" baiklah kalau begitu ayo ikuti aku "
" kita akan kemana ? "
" kerumahku tentu saja ", 'Bingung ' itulah yang sekarang dirasakan oleh sang putri karena saat ini mereka berjalan lebih dalam menuju hutan namun dia melupakan semua kebingungan itu dan terperangah saat didepannya sekarang terdapat sebuah rumah kecil yang dilindungi oleh cahaya keemasan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" ini adalah rumahku, selamat datang Nana " senyuman lembut ia berikan pada putri yang membuat sang putri kembali tertegun saat melihat senyuman itu. Dilihatnya setiap detail didalam rumah tersebut dan terlihat banyak tanaman herbal, pil obat dan botol yang berisi cairan potion yang entah apa saja kegunaannya.
" apa kau seorang alkemis? ", pertanyaan itu keluar saat dirinya masih mengamati tanaman herbal dan potion yang ada di dalam rumah kecil tsb, karena jika dia bukan seorang alkemis lalu untuk apa tanaman herbal itu dan siapa yang membuat potion dan pil obat yang banyak itu.
" kau bisa menyebutku seperti itu, ayo sekarang kau duduklah aku akan membersihkan lukamu terlebih dahulu ", saat sang putri duduk dikursi dia menyiapkan potion pemulih dan air untuh membersihkan darah yang tersisa, dilihatnya lengan kanan sang putri yang terluka dan mulai membersihkannya tak parah memang tapi tetap saja itu luka.
" uhh ", alisnya mengeryit menahan perih karena lukanya yang terkena air.
" ohh maaf apakah sakit ? "
" tidak apa-apa, hanya sedikit perih "
" baiklah lukanya sudah selesai dibersihkan dan sudah dibalut kain sekarang minumlah potion ini "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Potion Pemulih ~
" Tapi kelihatannya potion ini cukup susah dibuat kan?"
" tidak terlalu sulit kok "
" ohh ya aku hampir lupa untuk bertanya namamu, jadi siapa namamu ? "
" Aku Jeon Jungkook, kau bisa memanggilku Jungkook ", Dia tersenyum dengan lembut yang entah mengapa mengantarkan rasa hangat pada diri sang putri.
" bolehkah aku memanggilmu paman? karena kulihat usiamu tak berbeda jauh dengan usia ayahku "
" kehormatan untukku yang mulia ", dahi sang putri mengeryit tak suka saat Jungkook kembali menunduk dan menggunakan panggilan formal itu Jungkook yang melihat tatapan itu hanya bisa tersenyum tipis.
'
'
'
Haha gue balik lagi nih, semoga kalian suka sama cerita abal abal ini yah tungguin terus cerita ini yah.