12

6 3 2
                                    

Disebuah gedung yang sudah usang, nampak beberapa remaja yang tengah berkumpul. Mereka semua tengah membicarakan sesuatu yang sepertinya amat penting sampai selarut ini.

"Pokoknya gue gak mau tau besok semua udah harus siap disini. Gue tunggu," bentak seorang lelaki yang memakai jaket kulit hitam yang melekat ditubuhnya.

"Tapi ini terlalu berisiko bro," bantah salah satu teman lelaki itu.

"Lo takut? Kalo lo takut, lo gak usah ikut." tukas lelaki itu membuat semuanya nampak berdecih keheranan dengan sikap arogan temannya ini.

************

"Byanca!" teriak lelaki yang baru saja masuk kedalam kelas, membuat semuanya menatap dirinya aneh.

"Kenapa lo liat-liat? Iri? Bilang bos," cicit lelaki itu membuat gadis yang tengah memainkan pulpen di kursi pojokan merasa malu dengan tingkahnya.

"Bi lo kenapa? Salah minum obat nih pasti," ucap Lisa.

"Tapi roman romannya ada yang baru jadian kayaknya," goda Tomi.

"Ck, siapa juga yang jadian," Byanca langsung angkat bicara.

"Cie langsung nyaut dia gays!" teriak Dhika.

"Ish lo pada apaan sih, tanya aja sama dia. Orang gue kagak jadian," tekan Byanca.

"Sabar dong, kan masih bertahap," ucap Abizar dengan tertawa renyah membuat semuanya tertawa.

Ben menyenggol bahu Byanca pelan,"Cie," goda Ben.

"Apaan sih Ben? Lo gak percaya sama gue?" tanya Byanca.

"Yah gak apa-apa kali By, Abizar kan baik, ganteng pula," sahut Dhika membuat Abizar merasa terbang ke awan.

"Dhik, tar gue beliin cilok yah," kata Abizar.

"Haha..., Emang lo pikir gue Byanca yang doyan sama cilok," kekeh Dhika.

Byanca hanya memutar bola matanya malas, mengapa bisa ia bertemu dengan mereka semua yang nampak tak jelas seperti ini.

**********

Hari ini sepertinya tidak ada kelas yang mendapat jam kosong, sehingga membuat beberapa siswa merasa bosan dan jenuh terus-menerus belajar sampai sekarang.

"Ben," panggil Byanca dengan nada yang amat pelan.

"Apa?" jawab Ben yang tetap fokus menulis materi yang ada di papan tulis.

"Gue bt, bolos yuk," ajak Byanca yang membuat Ben menatapnya horor.

"Jangan Ngada-ngada deh By, lo gak bosen masuk ruang BK mulu," kata Ben yang membuat gadis disampingnya hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Saat guru tengah menjelaskan materi hari ini, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari depan. Semua penghuni sekolah nampak penasaran dengan apa yang terjadi didepan sana.

"Ada apaan sih? tanya Byanca.

"Gak tau, lo jangan kemana-mana." titah Dhika yang menyuruh Byanca untuk diam didalam kelas.

Semua siswa laki-laki keluar berhamburan keluar dari kelas, mereka semua merasa marah saat tengah berkonsentrasi belajar  dengan seenaknya orang-orang tak bertanggung jawab itu  menyerang sekolah mereka.

"Woy Galen keluar lo!" teriak para gerombolan anak geng motor yang tidak diketahui berasal dari mana.

"Galen jangan jadi pengecut lo!"

"Jangan lari dari tanggung jawab anjing!"

Orang-orang itu terus saja memanggil nama seseorang yang tak juga muncul dihadapan mereka, semuanya nampak gusar karna orang-orang itu terus saja melempari mereka dengan batu-batu yang cukup banyak.

Aww

Ringisan itu lolos begitu saja saat sebuah batu yang lumayan besar menghantam kepala seorang siswa yang tengah mencoba menenangkan orang-orang itu.

Semuanya panik saat darah segar keluar dari pelipis lelaki itu, dan membuat seorang siswi berlari kearahnya.

~bersambung

Dear ByancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang