HIL : 6

23.4K 1.9K 46
                                    

Aku up  lagi soalnya tadi erorr, bab ngacak sendiri :)

***

PART 6

***

"Woiiii!! Melamun mulu dari tadi!"

Naya memutar bola mata sebelum menoyor kepala Melinda.

"Kalau gue jantungan terus mati, lo mau tanggung jawab hah?!"

"Nanti biaya tahlilan biar gue yang urus."

Melinda mengaduh lantaran kepalanya kembali ditoyor tanpa perasaan oleh teman kerjanya yang betah menjomblo itu.

"Ini kalau gue lupa ingatan, kira-kira tanggung jawab lo tuh apa ya?"

"Tukar nasib lah. Gue bakalan bilang kalau lo anak sebatang kara, terus gue babat habis deh tabungan lo."

"Sialan!"

Lalu keduanya pun tertawa renyah di ruang istirahat yang baru diisi mereka berdua.

"Kata Mbak Farah, lo bakalan cuti seminggu, tapi ini baru tiga hari udah masuk aja."

"Bosen gue di rumah mulu. Lagian butuh cuan buat bayar utang Bokap." sahut Naya enteng sebelum menggigit paha ayam dalam genggamannya.

Ouh, jangan salah sangka. Dia cukup perhitungan soal makanan selama ini, lantaran tahu susahnya mencari uang. Dan berhubung tempat kerjanya menyiapkan jatah makan gratis, jadilah dia bisa makan enak setiap hari.

Ngomong-ngomong, dia sudah memeriksa kondisi tubuhnya dua hari yang lalu di rumah sakit ternama. Hasilnya juga sudah keluar dan menyatakan dirinya dalam keadaan sehat. Yang artinya, dia bisa mengandung anak untuk Bara. Dan rencananya, Karin akan membawa mereka bertemu minggu ini.

Sejujurnya, dia cukup gerogi. Tapi bagaimana lagi, sudah jadi konsekuensi. Lagipula, cepat atau lambat dia memang harus bertemu Bara. Tidak ada alasan untuk dirinya mundur setelah Karina melunasi semua hutang ayahnya. Bahkan sampai memberikan pria tua itu pekerjaan di luar kota. Entah bagaimana Karin bisa membujuk si tua Bani yang selalu malas perihal bekerja. Dia pun tidak mau ambil pusing, karena yang terpenting ayahnya tidak berkeliaran disekitarnya lagi.

"Lo nggak nyoba minta bantuan Mbak Farah aja, Nay? Gede banget loh itu." Melinda menghela tak tega.

"Gue nggak punya jaminan apapun selain tenaga. Utang gue ke Farah juga belum lunas, masa iya mau ngutang lagi? Nggak tahu diri banget dong gue kesannya?"

"Kalau gitu, kenapa nggak lo rayu aja si ibu kontarakan? Siapa tahu lo dipinjemin sertifikat tanah beserta bangunan-bangunan lainnya buat modal utang ke Bank."

Melinda yang sedang mengunyah makanan berucap tanpa beban sama sekali.

"Terus habis di acc, gue kabur ke luar kota ya? Endingnya, si ibu kon terpaksa lunasin utang gue. Tamat."

"Bangke!! Gue pengin ngakak." maki Melinda yang tak segan menyemburkan tawa dan membuat Naya kebingungan.

"Memangnya ada yang lucu?"

"Gue denger lo nyebut ibu kon, otak gue jadi travelling kemana-mana bangke!!"

"Lah, kok bisa?"

Hurt in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang