Naya & Bara

77.6K 2.9K 39
                                    

[Cerita ini juga telah tersedia lengkap di Karya Karsa. Link ada di BIO, atau bisa cari ulma / ulmaok]

Udah siap ngakak, emosi, jungkir balik, ah pokoknya rasa nano-nano? Yuk ikutin cerita ini 😁

Btw.. BAB ada yang ngacak karena eror dari wattpad. Silakan baca sesuai partnya ya (ada di judul)

***

12 tahun lalu..

Dengan senyum cerahnya, gadis berparas manis yang memiliki lesung pipi itu, berjalan penuh semangat melewati gerbang sekolah. Mengabaikan teriakan teman lelaki yang ia tinggalkan di belakang setelah mereka turun dari angkutan umum. Sambil menenteng kotak berisi brownies buatannya, gadis yang empat bulan lagi akan menginjak 16 tahun itu, bersenandung kecil disepanjang jalan.

"Ish! Dasar gadis tidak tahu diri!"

"Auww!!"

Gadis berlesung pipi itu lantas mengaduh saat kepalanya menjadi sasaran empuk jitakan teman lelakinya--ah, lebih tepatnya mereka sudah bersahabat sejak kecil dengan rumah yang saling berdekatan.

"Bisa-bisanya meninggalkan malaikat penolong lo ini, hah?! Kalau bukan karena gue, udah pasti lo telat ke sekolah."

Gadis manis itu berdecak pelan seraya menyingkirkan tangan temannya yang mengalung di pundak.

"Nggak usah rangkul-rangkul gini deh kalau lagi di sekolah. Harus berapa kali gue ingatkan sih, Ray!"

"Ck! Kenapa? Takut kalau si Bara lihat?"

"Iya." angguk gadis itu tanpa pikir panjang yang disambut decakan tak senang oleh teman lelakinya. "Dan ngomong-ngomong, Bara itu kakak kelas kita, Rayhan. Jadi berhenti memanggilnya dengan nama."

"Please ya, Nayyala sayang. Gue nggak peduli." ujar Rayhan tak acuh.

"Ngomong-ngomong juga, brownies yang katanya lo buat penuh cinta semalaman itu, mau lo kasih ke si Bara api?"

Rayhan langsung mengaduh begitu lengannya menjadi sasaran empuk amukan Nayyala. Bucinnya Bara sejak mereka MOS. Berarti sekitar delapan bulan yang lalu, dimana waktu itu Bara masih menjabat sebagai Ketua OSIS. Dan ya, Nayyala katanya jatuh cinta pada pandangan pertama pada kakak kelas mereka yang kini duduk di bangku kelas 3.

"Nggak usah bikin namanya Kak Bara jadi jelek gitu deh!" omel Naya yang disambut putaran bola mata oleh Rayhan.

"Inget ya, Nay. Lo itu bukan tipenya si Bara. Mau usaha sekeras apapun juga, dia nggak bakalan ngelirik elo! Secara dia dikelilingi cewek-cewek cakep dengan kekayan yang setara sama keluarganya."

Ini bukan pertama kali Naya mendengar perkataan pedas Rayhan padanya. Lelaki itu sudah sering memperingatkan dirinya untuk tidak pernah mendekati Bara. Dia tidak marah pada Rayhan, sungguh. Karena perkataan temannya itu memang benar adanya. Seharusnya dia memang tahu diri. Mereka bisa sekolah di tempat elite ini saja berkat bantuan beasiswa. Tapi dengan tidak tahu dirinya, dia justru menyukai penghuni sekolah yang merupakan anak dari keluarga kalangan atas.

"Tapi gue nggak jelek-jelek amat kok," lirih Naya dengan kepala menunduk.

Sekarang kepercayaan dirinya kembali merosot tajam. Padahal sejak semalam, semangatnya begitu menggebu lantaran ingin cepat-cepat pagi lalu menyerahkan brownies buatannya untuk Bara.

Hurt in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang