Mereka sedang mempersiapkan rumah unruk pesta sepanjang hari. Dengan ada Ginny, Ron, dan George membuat Hermione sejenak menjauh dari pikirannya.
Dan itu adalah hal yang bagus, dia ingin fokus dengan teman-temannya bukannya pada seoarang Deatheater yang saat ini tinggal dirumah mereka.
Sekalipun kau baru saja mencium Deatheater itu.
Hermione memutar matanya saat kembali menyadari perbuatannya, bagaimana bisa dia begitu ceroboh? Itu adalah sebuah kesalahan, iya, sebuah kesalahan bodoh gila yang harus segera ia lupakan secepatnya.
Namun saat ini, walau ia sedang berdiri ditengah ruang tamu bersama teman-teman yang tngah mengobrol dengannya, dia tidak memperhatikan mereka atau apapun yang tengah terjadi disekelilingnya. Karena pada saat ini satu-satunya yang ia pikirkan adalah pria itu. Matanya, tangannya, tubuh mereka yang bersentuhan, bibirnya, dan semua hal tentang pria itu.
Pria itu seperti obat dan sekarang dia telah mendapatkan dosis pertamanya, dia menginginkannya lagi, dia membutuhkannya lagi.
Sebuah bola kaca tiba-tiba jatuh dari tangannya dan itu membuat kebisingan dari suara pecahan kaca dan ratusan crystal kecil memenuhi lantai.
Teman-temannya berbalik padanya.
"Hermione kau baik-baik saja?" Ginni bertanya dan berjalan mendekati penyihir yang tampak kebingungan itu.
Hermione menutup matanya sejenak dan menghela nafas "Iya aku baik-baik saja, maaf itu terjatuh dari tanganku"
"Tidak apa-apa" Ginning tersenyum dan mengusap bahu gadis itu lembut "Tapi apa kau yakin baik-baik saja? Kau sudah tampak agak pendiam begitu kami datang"
Itu benar.
Dan dia tidak bisa mengatakan pada sahabatnya apa yang telah ia lakukan, mungkin saja dia tidak akan bisa melakukannya.
Hermione hanya tersenyum "Aku baik-baik saja sungguh, aku hanya lelah. Aku sepertinya harus tidur sebelumnya malam yang panjang"
Ginny mengangguk "Pergilah, kami akan menyelesaikan sisanya"
"Terima kasih"
Dia kemudia pergi meninggalkan ruangan itu dan naik kelantai atas.
Begitu dia mencapai lantai pertama dia melihat pria itu membuka pintunya dan keluar dari sana, dia belum melihatnya.
Ketika ia mulai mengangkat kepalanya dan mata mereka bertemu, pria itu berhenti ditempatnya, beberapa meter darinya dan menghela nafasnya pelan.
Asap tampak keluar dari mulut dan hidungnya, dan saat itulah Hermione menyadari sebuah rokok yang saat ini berada ditengah jarinya.
"Kau merokok?" dia bertanya.
"Terkadang" jawabnya, meletakkan obejk yang dimaksud pada bibirnya yang pucat dan tipis.
Tindakan itu membuat perasaannay hancur, iya itu adalah sebuah kebiasaan yang menjijikkan namun itu membuatnya tampak elegan dan mungkin, hot?
Pria itu tertawa "Puas menatapku Granger, huh?"
Dia memang sedang menatapnya.
Dia lalu menggelengkan kepalanya dan memutar matanya "Aku hanya tidak menyangka kau seorang perokok"
"Itu bukan alasan untuk menatapku, bukankah begitu Hermione?" seringainya.
Mulutnya seketika terbuka begitu mendengar suara yang memanggil nama depannya itu keluar dari sana.
Apa yang sedang dimainkan pria ini?
Dia tidak tahu, yang ia tahu hanyalah pria itu tidak akan menang, pertarungan ini adalah miliknya dan hanya dia. Jadi dia akhirnya tersenyum pada si piarang dan melangkah mendekat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel In My Eyes By DimitraGraceStiv [INDO VER]
FanfictionDan dia menciumnya, seolah-olah bibirnya adalah oksigen dan dia tak bisa hidup tanpanya. CERITA INI BUKAN MILIK SAYA Naskah asli: @DimitraGraceStiv Saya hanya ingin berbagi cerita yang bagus ini buat dramione indonesia. Jangan lupa tinggalkan dukung...