Dua minggu.
Dua minggu sejak terakhir kali dia bertemu dengan Draco Malfoy, sudah dua minggu.
Selama ini dia tidak hanya diam di tempat tidur, dia tidak menangis, berteriak atau membiarkan emosi apa pun menjatuhkannya. Dia berusaha mencari apapun disetiap inchi Manor, memeriksa setiap sisinya sekitar 20 kali memastikan dia tidak melewatkan apa pun.
Ketika dua penjaga membawa pria itu pergi, dia berjanji pada dirinya sendiri jika dia akan bertemu dengannya lagi, memastikan jika semua ini bukan akhir dari segalanya.
Tetapi seiring berjalannya waktu dan penyelidikan tanpa hentinya tidak menghasilkan apa-apa, dia mulai kehilangan harapan. Harry membantunya sebisa mungkin, Ron memilih untuk tidak terlibat dan Hermione menghormati keputusannya walaupun dia merasa kesal karena perbuatan pria itu padanya.
Namun tetap saja, pria itu tetaplah sahabatnya, cinta pertamanya, dan dia membutuhkan pria itu, tapi jika dia tidak ingin terlibat tidak masalah.
14 hari tidak melihatnya.
Dia sibuk dengan pikirannya sendiri saat dia dan Harry tengah duduk dimeja dapur, sama-sama putus asa, keduanya sama-sama menunggu keajaiban untuk memberi mereka petunjuk.
"Kupikir.." Harry mulai bersuara setelah mereka berdua terdiam selama 10 menit.
"Jangan.." Potong Hermione, "Jangan pernah memikirkan hal itu."
Pria itu membuang nafasnya, "Tidak ada cara lain Hermione, kita telah melakukan semua yang kami bisa, kita tahu peluangnya rendah."
Hermione menggelengkan kepalanya, "Harry tidak bisa. Kita tidak bisa, aku sudah berjanji." Serunya dengan mata dan suara penuh kesedihan.
Harry menatapnya. "Aku tahu... dan kau tengah berusaha menepati janjimu, kau melakukan semua yang kau bisa, semuanya, percaya padaku dia juga tahu jika dia tak bisa keluar dari semua ini, dia hanya tidak ingin kamu menerimanya."
"Ini tidak adil Harry." Dia terdiam sejenak, "Ini bukan salahnya, dia tidak pantas mendapatkan hal ini dan kau tahu itu."
"Aku tahu, aku yang pertama kali mengatakan hal itu. Tapi terkadang hidup memang tak adil, terkadang kita tidak memiliki kekuatan atas hal-hal tertentu, semuanya terjadi dan kita tidak mengerti alasannya, begitulah adanya."
"Jadi sekarang kau ingin bilang..." Hermione menghapus airmatanya dan mentapa mata pria itu.
"Kau ingin bilang jika aku sebaiknya menyerah dan melihat pria yang kucintai, seseorang yang membuatku jatuh cinta dan seseorang yang kuinginkan untuk menemaniku menghabiskan hidup, diambil dariku? Ini semua tidak adil Harry, semua ini terasa sangat menyakitkan."
Harry hanya dapat terdiam mendengarnya, matanya tak pernah berpaling.
"Kupikir" mulainya. "Kau harus mengunjunginya, kau seharusnya pergi berkunjung setelah beberapa minggu yang dilewati, yang paling dia butuhkan sekarang adalah dirimu."
"Yeah aku tahu, tapi sedang mencoba menyelamatkannya, aku ingin melakukan sesuatu untuknya."
"Aku tahu tapi.." Harry berdehem sejenak. "Sekarang kau harus sadar jika kau membuang-buang waktu dan kau akan menyesal nantinya jika kau hanya menghabiskan saat terakhir untuk menyelamatkannya ketika kau sepenuh sadar semua itu sia-sia. Habiskanlah waktumu bersamanya, sebelum terlambat."
~~~~
Kedua penjaga itu tengah membawanya kesebuah ruangan yang gelap, bangunan yang menakutkan. Ini pertama kalinya sejak dua minggu dia keluar dari penjara. Penjara tampak seperti apa yang dia bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel In My Eyes By DimitraGraceStiv [INDO VER]
FanfictionDan dia menciumnya, seolah-olah bibirnya adalah oksigen dan dia tak bisa hidup tanpanya. CERITA INI BUKAN MILIK SAYA Naskah asli: @DimitraGraceStiv Saya hanya ingin berbagi cerita yang bagus ini buat dramione indonesia. Jangan lupa tinggalkan dukung...