POV Jun
"Panjang umur anaknya nelepon."
"Halo"
Jun mengamati Joana yang sedang bertelepon dengan seseorang.
"Terus kok laporannya ke gue?"
"Lu ngomong sendiri aja dia lagi sama gue."
Jun mengulurkan tangannya ketika Joana menyerahkan ponselnya.
Percakapan singkat di putus sepihak dari seberang.
"Wooah, Nice try."
"Apaan?"
"Jun... Lu polos banget ya? Lu yakin dia bakal nurut gitu aja trus ganti passwordnya?"
"Mungkin, biar dia gampang ingetnya."
"Hahahaha.. Kalo kagak lu traktir gue soto sapi yak.."
"Jo, nanti Gwen ada kelas?"
"Ada.. bareng gue jam 10 ama jam 2 ntar."
"Bantuin gue yak, gue mau ajak dia jalan."
"Sekarang banget? Mana mau anaknya. Meskipun lu liat kadang-kadang doi kayak mayat hidup, doi ambis banget. Mana mau skip kelas. Kalo suka telat, doi emang seringya, absennya bolong juga karena kagak diizinin masuk ama dosen doang."
"Absenin dia ya ntar, plis.. Lu mau apa gue beliin asal yang ngotak."
"Gue bantuin lo, tapi gue ga janji dia bakal stay sama lo lebih dari satu jam."
"Thanks, gue balik dulu mau jemput doi."
Jun melajukan motornya ke tempat juak beli helm. Ia memilih-milih helm sampai pilihannya jatuh kepada helm retro bogo perpaduan warna biru dan pink. Setelah memilih ia kembali ke apartnya.
.....................................................
Apart
Ia mencoba memasukan digit angka ulang tahun Gwen namun gagal, dan ia lalu mencoba lagi menggunakan password lamanya dan berhasil masuk. Saat masuk ia melihat Gwen tengah terburu-buru
************
"Gue tau lu marah.. Tapi setidaknya lu bisa nyaman di sini. mumpung sepi hari ini. Lu boleh ngapain aja seharian di sini.
"Gue mau ngampus Juna, bukan mau main-main di sini. Kalo lu masih nahan gue di sini gue ga mau lagi liat elo.."
"Bukannya sama aja?Mau lo pergi dari sini ataupun ga, lu gaakan mau liat gue ada di depan lo? Apa bedanya gue tanya. Lu masih nganggep gue sahabat lo ga sih?" melemah.
"Mau lo apa sih?
"Mau gue?
"Gue mau lo bisa jujur sama perasaan lo ke gue, nangis bareng gue." batin Jun.
"Gue mau hibur lu,
"Gue mau topang beban yang lo tanggung sendirian selama ini"
gue mau jadi tempat buat lu cerita,
"Gue mau peluk lo."
"gue mau liat lu ketawa,
gue mau selalu ada saat lu butuh gue..."
"Gue ga butuh.. Lo gaada kewajiban apapun nuat ngehibur gue, jangan berekspektasi terlalu tinggi, gue ga suka hal-hal kayak gini.. Posisi tempat buat cerita bukan lo yang nentuin, gue bisa ketawa saat gue mau..."
"Gue ada salah sama lo?"
Gwen diam
"Fine... Enjoy with your life. I won't ruin it."
Gwen pergi meninggalkan Juna yang sedang mengacak-ngacak rambutnya kesal. Ia berbalik memastikan Gwen sudah tidak terlihat lagi oleh netranya. Juna menangis, seluruh emosinya bercampur jadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset on the Rooftop [ WEN JUNHUI X OC ] SEVENTEEN
FanfictionDua insan yang sebenarnya bisa mengisi kekosongan satu sama lain. Tapi gadis itu, saat ini sinarnya redup. Membuatku seakan ikut berjalan di jalan tanpa warna. Hanya monochrome. Gwen, seorang mahasiswi yang sangat menyukai senja yang ia lihat di ata...