3

33 1 0
                                    

POV Gwen

Gue adalah mahasiswa semester 6 DKV di salah satu Universitas di Semarang. Gue tinggal sendirian di sebuah rumah peninggalan keluarga gue. 6 tahun sudah gue hidup sendirian di rumah yang besar ini. Hanya ada dua orang pembantu Bi Sri (49), Bi Darmi (42 ) dan Pak Juki (45) tukang kebun sekaligus penjaga rumah yang sudah bersama gue dari kecil. Rumah mereka berada di belakang perumahan gue. Mereka berangkat dari jam 8 dan pulang jam 3 sore. Sedangkan Pak Juki datang jam 7 pagi sampai jam 9 pagi, dan malam ia mengontrol rumah dari 9 malam hingga jam 11 malam.

Gambar hanya ilustrasi

Bayang-bayang 6 tahun yang lalu masih membekas di kepala gue. Kebakaran 6 tahun lalu membuat gue kehilangan kedua orang tua gue dan juga adik tiri gue, hasil dari hubungan papa gue dengan seorang wanita yang ia temui ketika pergi keluar kota. Trianara namanya. Mereka telah berhubungan selama 9 tahun. Hebatnya nyokap gue yg tetep mau menerima adik tiri gue yang waktu itu masih berumur 8 tahun. Semenjak kematian anaknya, ia sering datang ke rumah, terkadang membawa pria menginap berhari-hari, kadang pulang mabuk. Tak jarang juga meminta uang saat para "teman laki-lakinya" tidak bisa mencukupi kebutuhan hedonnya. Dan dengan teganya ia juga pernah menawarkan gue pada pria-pria hidung belang.

Gue merasa bertanggung jawab atas kematian anaknya, di sisi lain gue juga takut akan ancaman wanita itu. Ia bilang akan membakar rumah ini jika berani macam-macam atau memanggil pihak berwajib. Maka dari itu gue meberikan akses masuk rumah asalkan wanita ini tidak lancang masuk ke ruangan-ruangan inti. Hanya kamar tamu saja wilayah kekuasaannya.

Tepat 40 hari setelah masa berkabung, baru, ia tiba-tiba datang bersama seorang lelaki paruh baya dalam kondisi mabuk. Pertama kali di hidup gue, gue merasa tidak aman. Saat itu gue kebangun karena lapar, Pria itu melihat gue menuruni tangga dan menaruh wanita itu kasar ke sofa lalu berusaha menggoda gue, gue yang risih langsung balik ke kamar ngunci pintu. Tapi ternyata si tua bangka itu berhasil mendobrak pintu gue. Gue yang tengah ketakutan tanpa berpikir panjang langsung berlari menuju jendela dan melompat dari ketinggian 3 meter. Dalam kondisi cedera lengan, gue lari menuju Rumah Bi Sri salah satu pembantu gue. Gue ceritain semua kejadian itu dan Bi Sri pun meminta putranya buat bawa gue ke Rumah Sakit. Kabar baiknya gue masih hidup, kabar buruknya lengan kiri gue patah dan gue menjalani terapi selama berbulan-bulan di RS Ortopedi.

Sejak hari itu gue selalu merasa ga nyaman di rumah gue sendiri. gue akan pergi ketika wanita itu datang. Dan pulang saat wanita itu pergi.

Sunset on the Rooftop [ WEN JUNHUI  X  OC ] SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang