"Masyaallah jian makin cantik yah, om udah lama gk pernah ketemu"puji om Ardian Muaffaq Naseef
Jian yang mendengarnya hanya tersenyum dan tersipu malu

"Siapa dulu dong Ayahnya"saut Ayah  Abdillah Abqari Agam

"Loh iyah yah, ayahnya Arab anaknya juga harus arab dong hahaha"ucap om Ardi dengan tawa kecilnya

"Hahahaha"kak cline yang mendengar itu terkekeh kekeh melihatnya

"Assalamualaikum"Salam orang bersuara bass itu, mirip suara Agha yang ia kenal,

'apa benar yang Dilla ucapkan, Nasef itu Agha' kalimat itu terus menerus mengelingi otak jian

"Wa'alaikumsalam" saut semuanya yang ada di situ
Jian langsung menoleh ke arah orang bersuara bas itu, ia belum jelas melihat wajahnya karena tertutupi masker dacbill abu abu yg ia gunakan

"Masyaallah tante udah datang"sambut gembira orang bersuara bas itu

"Iyah Gha Alhamdulillah, untung tadi gak macet. Biasanya kalok malam macet banget di jalan"ucap bunda

Deg!
Mendengar ucapan bunda yang memanggil orang itu 'Gha' membuat detak jantung jian berjalan cepat, padahal selama ini dia tak pernah menaruh rasa suka dan cintanya kepada Agha tapi kenapa tiba tiba saja menjadi begini

Setelah Agha menyalami ortu jian dan kak cline. Jian tau kenapa ia tak dapat jabat tangan dari Agha karena setatus mereka masih bukan mahram dan umurnya pun sama jika agha menemukan orang yang lebih tua darinya seperti bunda Jian ia akan berjabat tangan dengannya, seperti terlihat tidak sopan saja ketika tidak menjabat tangan wanita paru baya yang lebih tua darinya

"Agha apa kabar?"tanya Ayah

"Alhamdulillah baik om"jawabnya dengan di iringi senyuman nya yang ramah

"Alhamdulillah"sambung ayah

"Mari mari silahkan di makan ini"ajak tante eva menyuguhkan makanan yang ia masak

"Iyah, maaf yah ngerepotin"ucap bunda

"Loh nggak ngerepotin kok, kan kita yang ngajak kamu kesini bareng keluarga "ujar tante eva

"Hehehe iyah makasih yah"ucap bunda

"Yaudah yuk silahkan di makan"ujar tante eva

"Jian mau nikah umur berapa nak?"tanya tante eva

"Belum tau tante nunggu aja kapan dapat jodohnya, masih lama mungkin"jawab jian

"Ouh gitu"saut tante eva sambil mengangguk anggukan kepalanya

"Terus jian mau lanjut kuliah apa langsung kerja"tanya lagi tante eva

"Itu tan-"ucapan jian langsung terputus karena bunda

"Katanya pengen langsung kerja aja, dia capek kalok sekolah mulu"saut bunda

"Owalah gitu, yah juga, sama kayak bunda mu dulu jian dia gak mau lanjut kuliah gara gara-gara capek mikirin tugas, tiap hari ngeluh mulu"ujar tante eva

"Wah berarti ga jauh beda yah sama bunda tante"tanya kak cline

"Hahaha iyah "terkekeh kekeh bunda dan tante eva

"Jian mau langsung kerja aja yah?"tanya om ardi

"Iyah om.."jawab jian dengan mengangguk kan kepalanya

"Eh yah om,tante, sama, ayah bunda mu dulu pernah bikin cafe jian, dulu rame banget tapi sekarang udah di tutup. Apa kita bangun lagi aja yah Gam?"tanya om Ardi kepada Ayah

"Ehemm bagus itu boleh boleh, biar di pegang jian,cline,sama agha aja"ucap ayah sambil menelan nasi yang ada di mulutnya

"Kita pasti gak bisa ngurus lagi kan, kan sama sama megang perusahaan masing masing, dulu cafe itu tutup yah gara gara sibuk dengan urusan masing masing, pegawainya pun makin lama makin sedikit"ujar ayah

"Dulu nama cafenya apa yah?"tanya kak cline

"Arabian cafe. Jadi menu nya ada yang dari arab gitu tapi sebagian ada menu lokal kok jadi kita paduin sama menu menu makanan arab waktu itu"jelas Ayah

"Kaloo menurut jian boleh boleh aja sii, kalok kakak gimana?"tanya jian

"Boleh boleh, ide bagus itu"jawab kak cline dengan mengangguk mantap ke jian

"Nah Alhamdulillah"saut semuanya

"Kita tanya agha dulu"ucap om ardi

"Aghaaa sini nak, kita makan bareng"panggil om ardi

"Iyah tunggu bentar bii agha ganti baju dulu"teriak agha dari dalam kamarnya

kekasih pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang