Naruto dkk adalah milik Om Masashi
.
.
.
Tidak ada yang memulai percakapan sejak keduanya bangun. Itachi masih diam bersandar di kepala ranjang dan Hinata masih meringkuk memeluk selimut erat- erat dengan tatapan kosong.
"Gomen" Itachi tak menemukan kata lain.
"Kau berhak marah padaku" lanjutnya.Hinata masih bergeming, menunggu seolah Itachi akan menjelaskan semuanya. Tetapi penantiannya tak berarti sebab Itachi sendiri dalam kebimbangan. Pria itu melirik Hinata yang sama sekali tidak merespon. Ia sangat tahu Hinata pasti kecewa. Tetapi semuanya telah terjadi. Ia sendiri sangat menyesal. Dengan memberanikan diri, tangannya mencoba meraih bahu polos Hinata.
"Pergilah!" gerakan tangannya terhenti. Meski lirih, Itachi bisa mendengar ucapan Hinata.
"Kumohon!"
Menuruti keinginan Hinata kali ini mungkin adalah cara terbaik. Meski terpaksa, Itachi beranjak, memunguti dan mengenakan pakaiannya lalu pergi meninggalkan Hinata.Itachi tidak pernah menyangka, itu terakhir kalinya mereka bersama. Beberapa jam setelahnya ketika ia kembali, Hinata telah pergi.
Hinata menghilang
.
Hiashi menatap Itachi dengan wajah dingin. Begitu pun Neji yang sejak tadi ingin menghajarnya. Beruntung Hiashi bersama mereka jika tidak Neji pasti benar- benar melakukannya.
Sekilas Hiashi melirik lagi foto putri dan bocah laki- laki yang kemungkinan besar memang cucunya ."Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh" kalimat itu terdengar dingin.
Itachi tahu ia telah melakukan kesalahan. Tetapi bukan berarti ia tidak boleh mengetahui jika ternyata ia punya seorang anak dari Hinata.
" Kau tidak berhak menyembunyikan putraku!""Apa yang kau tahu tentang hak?"
Satu balasan Hiashi membuat Itachi bungkam seketika. Tanpa Itachi tahu, Hiashi sendiri terkejut mengetahui Hinata bersembunyi dengan membawa benih dari pria brengsek dihadapannya. Selama ini yang Itachi tahu, Hinata berada dalam perlindungan Hyuga. Sedangkan kenyataannya Hinata menghilang setelah dua minggu mengurung diri di kediaman Hyuga. Hiashi juga kehilangan putri sulungnya, namun dengan kelihaiannya, Hiashi mampu mengendalikan ekspresinya sehingga tak seorangpun mampu membaca pikirannya.
"Neji!" tanpa bertanya, pemuda Hyuga itu cukup mengerti maksud Hiashi. Neji segera mengambil foto adik dan keponakannya. Hiashi beranjak meninggalkan apartemen Hinata diikuti oleh Neji dan dua pria berjas hitam lainnya. Sementara Itachi masih terdiam ditempat dengan tangan mengepal erat.
.
Sakura cukup terkejut mendengar kebenaran tentang asal usul Hinata. Yang membuatnya heran adalah Naruto juga tidak tahu. Wajar saja jika Sakura tidak tahu, pasalnya Sakura berasal dari keluarga biasa. Ia diterima sebagai menantu Namikaze karena kemampuan medisnya diatas rata- rata, sehingga diharapkan akan bisa memimpin rumah sakit milik Uzumaki kelak.
Tetapi Naruto, bahkan ayahnya kini memimpin daerah Konoha. Naruto juga tidak jarang bolak-balik mengunjungi ayahnya.
"Sungguh, aku baru tahu jika Hinata dari Konoha. Aku memang pernah melihat seseorang mirip Hinata, tetapi aku tidak menyangka jika mereka adalah keluarga"
Baiklah, Sakura memahami ketidakpekaan Naruto. Meski unggul dalam hal tenaga, tapi suami kuningnya itu memang kurang pandai membaca situasi sekitarnya.
"Lalu, apa yang selanjutnya dilakukan Hinata?"
"Aku tidak tahu Naruto.., Menurut Tsunade, mungkin Hinata akan menemui ayahnya Nawaki"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Wings
FanfictionBegitu mencintai Itachi hingga membuat dirinya hancur. Dan kini ia membangun benteng sekokoh Himalaya